•••Zora menatap tupperware pink yang berisikan satu potong sandwich buatan Yohana tadi pagi.
Tangannya mengelus tupperware itu dengan mata sendu, butiran liquid hangat mengalir dipipinya yang dingin.
Zora menangis.
Zora menangis lagi, Zora tak bisa mengatakan apapun, hatinya benar-benar sesak tapi ...
Mata Zora menyorot tajam pada meja kerja Dares, yah dia tengah di ruang kerja Dares.
Mulai sekarang dirinyalah yang akan mengurus semua perusahaan Ayahnya, dan awal dirinya hidup dengan banyak ikatan.
Dengan cepat ia meraih kunci mobil dan keluar dari ruangan itu dengan langkah lebar.
Wajahnya benar-benar dingin, para maid takut. Takut jika Nona cerianya hilang.
Mereka tak bisa lagi membendung air matanya menatap punggung Zora yang tegak itu.
Bukhh!
Zora menutup pintu mobil dengan kencang, ia menggunakan seatbelt lalu melaju keluar dari mansion menuju rumah kecilnya.
Ia akan membuat bedebah sialan itu merasakannya, yah ia akan membuatnya menderita sekarang.
"Lo gak boleh mati sebelum lo gila Arhan!" lirihnya mencengkram kuat setirnya.
Ia sungguh jijik mengingat kilasan ia menggunakan topeng pada musuh kecilnya agar mendapatkan suatu rahasia.
Tapi tak menyangkal ia senang karna tau kelemahan Ar– ah Author maksudnya.
Yah Arhan adalah sang Author, dia adalah musuhnya utamanya. Juga dia adalah orang yang selalu menyuruhnya untuk tak menggoda para tokoh penting dalam kata-kata santainya.
Zora tau, tentu saja. Zora sudah tau dari sejak ia mulai mengancamnya, Zora diam diam menelusuri orang yang mengirim surat itu, awalnya ia kira Adora tapi ternyata?
Haha sungguh lucu, terlebih sangat lucu saat Dave orang yang ia kira baik ternyata benar-benar mengkhianatinya.
Dave Arhan Adora dan Erlan empat orang itu benar-benar pintar membuat topeng.
Dave, entah apa rahasia pemuda itu sampai ikut dalam kubu Arhan, dan untuk Erlan? Mungkin di masa lalu ada sesuatu yang membuatnya ikut kedalam kubu Arhan.
Sangat menjijikan ketika ia mengingat jika ia pernah berciuman dengan Dave, dan lebih menijikannya lagi saat ia mencoba bertahan demi melancarkan topeng mereka.
"Haha, gue gak sabar buat ngurung lo Arhan, lo gak lupakan? Sama ucapan gue ditaman waktu itu?" tanya entah pada siapa.
"Lo akan jadi milik gue Arhan, apapun yang terjadi. Lo pasti akan jadi milik gue, dan hanya milik gue." dinginya turun dari mobil menuju rumah bekas ia membunuh Adora.
Jantung Zora berdebar dengan senyuman lebar terukir indah di bibirnya.
Ia tak sabar, sungguh tak sabar ingin melihat betapa tersiksanya seorang AUTHOR yang memiliki phobia darah menatap langsung acara pembunuhan ini.
Terlebih Orang yang akan ia bunuh adalah orang yang telah bersekutu denganya.
Mengingat itu, Zora semakin tak sabar dan semakin tersenyum lebar.
"Gue baik Thor, jadi nikmati semua tontonannya," katanya sembari menuruni anak tangga dengan santai.
Gue gak akan ngebunuh lo sebelum lo gila Arhan, karena mati terlalu ringan buat bedebah kaya lo.
♡🍀♡
E-ekhmm bagaimana apa sudah menerima kenyataan?
Yang ngship Davra cung🗿
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M ZORA?
FantasyCerita tentang Giska si buaya cap rawa-rawa yang transmigrasi ke tubuh figuran. ________ Cover by : @snowyEllncy