•••Zora baru saja selesai membeli beberapa coklat untuk Pak ketos dan Mas cogan, malam ini ia akan bakar-bakaran di rumah Via.
Zora keluar dari Efmart, kakinya melangkah santai menuju mobilnya akan tetapi tiba-tiba tubuhnya ditarik seseorang hingga jidatnya menubruk dada bidang cukup keras.
Prang!
"Huft~ Untung aja gak kena, kamu gapapa?" tanyanya melepaskan dekapannya lalu menatap Zora yang tengah menatap pecahan kaca dengan terkejut.
Kebetulan apa ini? Ia memang memarkirkan mobilnya di sebelah toko kosong berlantai dua karena di parkiran Efmart penuh.
Tapi ini? Hampir aja, hampir dirinya tertimpa jendela yang jatuh tapat di samping kursi kemudinya.
"Ma- makasih banyak Om," gagap Zora, hatinya berdegup kencang karena kajadian ini sama persis dengan kejadian di dunia nyata.
"Lain kali jangan parkir disini, toko ini sudah lama tak dihuni," katanya membuat Zora mendongak menatap wajah s-sugar dady? Omg. Batinnya menatap Om-Om yang hots dan tampan.
Dengan cepat Zora mengambil coklat berbentuk love, persetan untuk Via. Ia lebih rela memberikan coklatnya pada sugar dady ini.
"Ini Om, dari saya. Ucapan terima kasih banyak," katanya lancar, bahkan wajahnya tak sepucat tadi.
"Tidak usah," tolak Om sugar
"Eh kenapa? Ini saya baek lo Om, geratis juga kok. Om kan ganteng terus udah nolongon saya juga,"
Tangan berurat itu mengambil kotak coklat berbentuk love, KENAPA HARUS BENTUK LOVE? YA KARNA SEMUA COKLATNYA EMANG BERBENTUK LOVE:)
"Kalau gitu makasih coklatnya, saya ada meeting jadi sampai jumpa lagi," pamitnya pergi tak lupa tersenyum manis ke arah Zora.
Zora memegang jantungnya yang BIASA-BIASA SAJA! SIALAN. Harus dengan siapa ia jatuh cinta? Mas Dokter?
"Gak. Gue cantik cetar membahana gini mas jadi pelakor, helloww apa kata dunia?" gidiknya ngeri, meskipun ia tak laku ia tak berminat untuk jadi pelakor.
Zora pun balik menatap mobilnya, kaca spion sebelah kanan mobilnya sudah rusak karena kebetulan jendela itu jatuh tepat mengenai kaca spionnya, "Sialan!" umpatnya menatap toko berlantai dua itu.
Setelahnya ia mendekat dan yah, dugaan dia benar. Ada sepucuk surat yang terikat di kayu jendela yang kini hanya tersisa pecahan kaca.
Dengan kesal ia mengambil itu dan membacanya.
Pringatan ringan untuk lo, karna lo Antagonis berubah.
A.
"Haha ... Jadi udah mulai berani main api hmm? Sayangnya semakin lo ngancam semakin besar rasa ingin menghancurkan cerita ini sampai ke titik dimana ini bukan dunia yang bisa lo atur semaunya lagi setan!! Dasar manusia gila! Kurang kerjaan! Awas aja nanti!" umptanya membuang kertas kotor itu, lalu masuk kedalam mobil.
"Ini bukan lagi buku, disini hidup. Tuhan yang mengatur bukan lo lagi setan! Jangan maksa gue buat gerak deh, gue mager!" sinisnya menatap kelantai dua dan setelahnya ia melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu menuju mansionnya.
Setelah kepergian mobil Zora, di lantai dua munculah seseorang yang menatap dingin ketempat di mana pecahan kaca berada.
"Seharusnya malam ini, disini. Di ricuhkan oleh ambulance, tapi sepertinya nasib lo bukan celaka disini," katanya dengan seringaiyan lebar.
"Ada baiknya lo gak melangkah jauh Zora, karena dunia ini milik gue. Gue yang menciptakan dunia ini, jadi semuanya harus berjalan sesuai dengan apa yang gue ciptain diawal. Yah semua harus berada di jalannya!" katanya lagi dengan dingin bahkan hawa di sana sudah mulai mencekam.
"Tapi dengan sialnya LO RUSAK ALURNYA!! GUE BENCI SAMA LO ZORA!! LO HARUS MATI!!"
Pyarr!
Kaca besar toko itu kembali pecah seketika setelah dilempari kursi besi.
"Gue authornya! Yang berartikan gue Tuhannya. Yah gue sang pencipta dunia ini, alur ini harus tepat pada jalannya tak boleh berubah karna gue sang penciptanya. Semuanya harus berada di jalannya dan tak boleh ada perubahan keculai gue yang merubahnya!" lanjutnya lagi dengan intonasi dingin menatap tajam pada kaca yang sudah pecah.
"Lo harus mati, orang yang tak ada dalam dunia gue harus mati!" katanya lagi disusul dengan tawa kencang di heningnya ruangan dan malam yang dingin.
Sedangkan Zora, dia tengah susah payah mengendalikan mobilnya yang sulit untuk di rem.
Sial! Ia melupakan fakta, seharusnya tadi dia tinggalin aja mobil sialan setan satu ini.
"Bagus Zora, lo emang emezing!" bangganya saat di depan sana terdapat turunan yang cukup bagus untuk mobilnya melaju tanpa batas.
"Tapi bukan Giska namanya kalo mengikuti mainan tikus kecli kurang giji boti!" Zora menyeringai lebar dengan gesit gadis itu membuka pintu mobil dan melemparkan dirinya sendiri keluar dari mobil yang masih melaju kencang.
"Argh!!" erangnya mencoba duduk, kaki dan tanganya tergores aspal dan mengeluarkan banyak darah segar.
Tapi itu lebih baik dari pada ikut melaju tanpa batas bersama mobil setannya.
"Lo udah keterlaluan, udah gue bilang jangan bangunin ketenangan gue. Tapi lo tetep ngeyel pengen gue bangun, emang dasar bangsat!!"
♡🍀♡
Tebak random yuk.
- siapa tubuh yang di rasuki si Author?
- kepribadian mana yang kalian sukai dari Zora.
- serius?
Or
-genit?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M ZORA?
FantasiCerita tentang Giska si buaya cap rawa-rawa yang transmigrasi ke tubuh figuran. ________ Cover by : @snowyEllncy