Sweet Scandal - Part 62

1.8K 276 3
                                    

Happy reading semuanya.

🍁🍁🍁

Sudah seminggu berlalu sejak Paris Fashion Week, hal itu karena Jovanka melakukan pagelaran di hari terakhir pekan mode Paris itu. Kini Jovanka harus kembali menginjakkan kakinya di Eiffel Tower untuk foto pre-weddingnya dan Daxter.

Aish... laki-laki itu benar-benar banyak maunya!!!

"Senyum, By." bisik Daxter yang membuat Jovanka memukul punggung laki-laki yang sedang memeluknya itu.

Bagaimana tidak kesal, jam sepuluh pagi mereka sudah mulai foto di Louvre Muséum. Di pagi yang dingin itu, dia harus menggunakan gaun yang cukup terbuka di bagian punggung dan bahu.

Benar-benar calon suami yang tidak punya perasaan!

Tidak sampai disitu, Daxter masih mengajaknya untuk berfoto di Jardin du Luxembourg, Le Mur des Je T'aime, Pont des Arts, Seine River, dan yang terakhir adalah Eiffel Tower. Sekarang sudah menginjak pukul enam dan dia belum makan apa-apa selain sarapannya tadi pagi.

Jovanka benar-benar ingin menendang kemaluan Daxter sekarang juga!

"How's your day?" Jovanka menatap kedatangan Elizabeth dengan siaga. Siapa tahu kan gadis yang lebih muda delapan tahun darinya ini ingin menyakitinya lagi. Dan sialnya Daxter sedang berbicara serius dengan fotografer jauh di sana.

"Relax, Alixie. Aku sudah mendengar jika kau sudah lulus uji coba kedua kakakku, Juliet dan Romeo." kata Elizabeth setelah mendudukkan diri di sebelahnya. Jovanka pun menggeser duduknya menjauhi gadis itu yang berhasil membuat Elizabeth terkekeh.

"What is this?" tanya Jovanka curiga saat Elizabeth memberinya sebuah kotak yang ternyata berisikan croissant kesukaannya. Bahkan croissant itu dibeli di cafe favoritnya.

Wah, Elizabeth Martinelli membuat bulu kuduknya meremang saudara-saudara.

"Croissant."

"I know!" jawab Jovanka cepat sambil memutar bola matanya malas. Orang gila juga tahu kalau itu croissant!!!

"Then?"

"Are you trying to kill me?" tanya Jovanka dengan mata yang menyipit.

"What? Hahaha..." Elizabeth tertawa nyaring sampai memegangi perutnya. Benar-benar berbeda dengan sosok Elizabeth yang kemarin ia temui. Jovanka sangsi jika gadis di depannya ini mengidap kepribadian ganda.

"Alixie, kau terlalu banyak menonton film," kata Elizabeth dengan sisa-sisa tawanya. Tak lama setelah itu pandangan gadis itu menajam yang membuat Jovanka mengepalkan tangannya menahan takut.

"Daxter, adikku yang sangat berharga itu mencintaimu. Adikku yang sangat aku cintai itu tergila-gila denganmu. Apa kau pikir aku bisa melenyapkanmu? Tidak!" kata Elizabeth yang membuat bulu kuduk Jovanka kembali berdiri.

"Mulai sekarang akulah yang akan melindungimu, Jovanka Alixie. Lebih ketat dan tajam daripada Ayahmu sendiri," katanya lagi setelah mendekatkan dirinya kepada Jovanka yang terduduk kaku. "Karena nyawamu sangat berharga untuk adikku!" lanjutnya sebelum menarik diri menjauh dari Jovanka.

"Jadi jaga kesehatanmu dengan baik. Jangan sakit sampai membuat Daxter menangis. Aku dengar kau belum makan sama sekali, jadi aku membelikan croissant kesukaanmu. Makanlah, aku tidak memasukkan apapun di sana." kata Elizabeth sebelum berlalu begitu saja.

"Eliza ngapain ke sini? Dia kan harusnya balik ke Itali?" tanya Daxter yang tiba-tiba saja datang dan mengambil croissant yang sudah dimakannya setengah. Kebetulan tadi Elizabeth membelikannya tiga buah croissant.

"Kasih aku makan!" kata Jovanka ketus yang membuat Daxter meringis mengingat dia belum membelikan Jovanka makan sama sekali.

"Maaf."

"Dia... nggak semenakutkan itu," kata Jovanka tiba-tiba yang membuat Daxter menatap Jovanka tidak mengerti. "Maksudku Elizabeth." lanjutnya yang membuat Daxter mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Elizabeth adalah anak terakhir di keluarganya. Jadi saat dia melihat aku untuk pertama kali, dia menganggap aku sebagai adiknya. Padahal aku lebih tua satu tahun dari Eliza," kata Daxter sambil menerawang jauh.

"Eliza adalah sosok kakak yang sangat peduli, selalu melindungi, dan sangat perhatian. Tapi mungkin karena sejak kecil dia mendapat didikan Klan Martinelli yang keras, caranya menyampaikan kepeduliannya jadi sedikit berbeda," lanjutnya sambil menatap sang kekasih dalam-dalam.

"Maaf atas tingkah laku Eliza kemarin." kata Daxter penuh sesal sambil menggenggam tangan Jovanka erat-erat.

"Aku mengerti, Daxter. Sama seperti Dirly, dia juga ingin melindungi kamu," kata Jovanka dengan senyum kecil sebelum mengulurkan tangan untuk mengelus pipi lelakinya.

"Ya Tuhan, aku mendapatkan laki-laki seberharga ini di dalam pelukanku. Tidak hanya Dirly atau Juliet atau juga Elizabeth, bahkan Yasmine dan Albion yang bukan siapa-siapa kamu aja mencintai kamu sebesar itu Daxter,"

"Kamu harus tahu bahwa kamu seberharga itu untuk banyak orang. Aku jadi merasa tersanjung karena berhasil memiliki kamu sebagai suami. Dan aku yakin, anak-anak kita nanti juga akan merasa beruntung memiliki Ayah seperti kamu." katanya yang berhasil membuat Daxter tersenyum malu-malu kucing.

Jovanka yang melihat itu pun dibuat gemas oleh Daxter. Tanpa mempedulikan posisi mereka yang sedang berada di tengah-tengah keramaian, Jovanka pun menarik wajah Daxter untuk menempelkan bibir mereka.

"Wuihhh... yang begini nih harus segera dikawinin!!!" suara Athena membuat Jovanka dan Daxter melepaskan tautan bibir mereka.

"Ganggu aja lo, Monyet!"

"Kalau begitu Anda adalah Abangnya monyet!"

"Dasar anak setan!"

"Lo ngatain Mama sama Papa setan, Bang?! Wah, gue harus ngadu!" kata Athena sambil mengeluarkan ponselnya yang membuat Daxter segera bangkit untuk merebut ponsel sang adik.

"Jadi lo mau apa?"

"Gue mau pamitan."

"Mau kemana lo?" Daxter yang sebelumnya nampak ogah-ogahan menatap Athena, kini langsung memelototkan matanya menatap sang adik.

"Ke Spanyol-lah! Lo lupa gue harus ketemu sama itu Pangeran Aldebaran sialan de Leon sebelum hari pernikahan beberapa bulan lagi?!" cerocos Athena dengan kesal. "Lo sih terlalu bucin sama Kak Jo, jadi gue nih yang dari orok sama-sama sama lo dengan mudahnya lo lupain!" lanjutnya yang membuat Daxter meringis.

"Ya nggak gitu..."

"Gue juga nggak peduli sih!" kata Athena sebelum merebut kembali ponselnya. "Gue pergi dulu ye, pulangnya hati-hati!" katanya lagi setelah mengecup pipi sang kakak.

"Kak Jo, aku pergi dulu ya. Biasalah, mau ketemu calon suami." kata Athena setelah memeluk Jovanka yang masih terduduk kaku di tempatnya.

Tidak seperti biasanya, melihat kepergian Athena membuat Jovanka sedikit merasa sedih. Mungkin karena beberapa hari terakhir ini gadis menyebalkan itulah yang selalu ada di sekitarnya.

Athena yang membawakannya sarapan, Athena yang menemaninya mengobrol, dan Athena juga yang selalu bercerita panjang lebar saat ia bosan.

"She's not mine anymore." kata Daxter tiba-tiba yang membuat Jovanka tersenyum kecil. Di balik sikap keduanya yang cuek dan suka bertengkar, Daxter dan Athena memang saling menyayangi.

"Kamu akan kehilangan Athena, dia akan menikah dan menjadi milik suaminya. Kamu benar," kata Jovanka setelah berdiri di hadapan Daxter dan menangkup wajah calon suaminya itu.

"But you'll get me as yours, Daxter."

🍁🍁🍁

See you soon.

Much love💚
oktyeffendy👰🏻‍♀️
26 September 2022🌱

Sweet Scandal✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang