Sweet Scandal
***
Jovanka Alixie, seorang fashion designer sukses di Perancis harus kembali ke Indonesia karena Mama-nya. Tak habis akal, Jovanka pun membangun bisnisnya di Indonesia dengan menggandeng sahabatnya semasa kuliah di Perancis. Namun hal...
Daxter turun dari mobil bersama dengan yang lainnya. Ada Jovanka, Albion, Yasmine, dan tentu saja di kecil Brishen, bayi tiga tahun itu akan selalu ikut ke manapun Mamanya pergi.
Seketika banyak wartawan yang mengambil gambarnya dengan membabi buta. Untung saja Daxter sudah berjaga-jaga dengan menggunakan topi, masker, dan kacamata hitam. Jika tidak, mungkin sekarang matanya sudah berkunang-kunang karena kilatan lampu blitz.
Daxter berjalan menuju ruang tunggu dikelilingi oleh banyak bodyguard, di depannya Albion mencoba untuk membuka jalan. Daxter melirik jauh ke sebelah kanannya di mana Jovanka berjalan santai dengan Yasmine. Di dalam gendongan wanita itu ada Brishen yang masih tertidur dengan lelapnya.
Lihatlah bagaimana wanita itu sudah sangat cocok menjadi seorang Ibu dari anak-anaknya hahaha...
Meskipun Jovanka juga termasuk orang sukses, dia tidak setenar Daxter di negara bernama Indonesia ini sehingga wanita itu tetap bisa berjalan tenang tanpa gangguan dari siapapun. Apalagi sekarang Jovanka sedang menggunakan maskernya, tidak banyak orang yang mengenalnya sebagai pemilik Xynerva.
"Pagi..." Daxter melemparkan senyum lebar kepada kruyang akan bekerja bersamanya beberapa hari ke depan. Dia juga melemparkan senyum manis kepada Delia yang nampak menatapnya dengan takut-takut.
"Bagus, dia takut sama gue" batin Daxter sebelum mengalihkan pandangannya untuk menyapa kruyang lainnya. Laki-laki itupun lalu mendudukkan dirinya di sebelah Yasmine yang sedang touch up, padahal makeupnya masih sangat cantik.
"Alah, Mbak Yas, nggak mandi aja sok-sokkan pakai makeup" Yasmine yang sudah biasa mendengar perkataan laknat Daxter hanya diam saja, nampak tidak terganggu dengan ulah salah satu artisnya itu.
"Jo, kamu kok mau sih jadi babysitternya Baby Brishen?! Dibayar berapa?" Yasmine mendengus sambil menatap Daxter tajam. Daxter yang berhasil membuat Yasmine marah pun hanya terkekeh sambil memainkan pipi gembil Brishen hingga anak laki-laki ini berteriak kesal di sela-sela tidurnya.
"Kamu jangan suka godain orang, sendirinya kalau digodain suka ngamuk juga!" Yasmine terbahak saat melihat wajah ngambek Daxter.
Jika begini lama-lama Yasmine bisa merestui Jovanka bersama dengan Daxter. Lihatlah bagaimana laki-laki yang biasanya keras kepala itu langsung diam menurut karena perkataan pendek sahabatnya yang memang agak nyelekit.
"Aku haus" kata Jovanka tiba-tiba namun Daxter yang ditujunya masih nampak malas menanggapi. Jovanka hanya bisa menghela nafasnya, laki-laki bernama Daxter Nugraha itu hanya badannya saja yang besar, tapi sikapnya masih seperti anak kecil.
"Thank you" Jovanka berterima kasih saat Albion memberinya botol air yang sudah dibuka. Laki-laki itu bahkan membantunya minum saat Brishen enggan melepaskan tangannya yang menyelimuti tubuh mungil Brishen.
Daxter mendengus antara kesal dengan Albion dan kesal dengan dirinya sendiri. Kesal dengan Albion karena laki-laki itu pakai sok-sokkan perhatian dengan Jovanka. Namun juga kesal kepada dirinya sendiri, kenapa tidak dia saja yang memberi Jovanka minum?!
"Kalau butuh apa-apa bilangnya ke aku, Jo, jangan ke laki-laki lain!" bisik Daxter yang hanya mampu didengarnya dan sang kekasih.
Jovanka menoleh dan menatap Daxter tajam. "Kamu budeg? Tadi aku bilang ke kamu, kamunya aja yang ngambekkan kayak anak kecil! Yang salah itu kamu! Kenapa jadi kamu juga yang marah-marah?!"
Daxter pun memilih untuk diam. Di mata Jovanka, dia memang selalu salah saudara-saudara.
🧡🧡🧡
Daxter terus mencoba menutup matanya, namun dia benar-benar tidak suka dengan perasaannya yang sekarang. Di sebelahnya sekarang ada Delia yang sudah masuk ke alam mimpinya, sedangkan Yasmine duduk di depannya bersama dengan Brishen.
Satu hal yang mengganggu pikirannya, di kursi belakang Jovanka sedang duduk bersama dengan Albion. Bukan apa-apa, managernya itu termasuk laki-laki yang tampan, bagaimana jika nanti Jovanka kesemsem dengan Albion?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Daxter menghela nafasnya, Albion itu baik sekali, tapi tetap saja ada perasaan cemburu saat melihat laki-laki yang sudah seperti Kakaknya sendiri itu dekat dengan Jovanka-nya.
Aish... padahal Daxter tahu jika Albion tidak mungkin menyukai Jovanka. Tapi tetap saja perasaannya gundah gulana.
Daxter melirik ke belakang saat merasakan pergerakan di belakangnya. Daxter menahan senyum saat melihat Jovanka yang berjalan menuju kamar mandi. Kesempatannya berduaan dengan Jovanka kawan-kawan.
Cih padahal banyak mata yang akan dengan mudah menyiduk mereka, namun Daxter sama sekali tidak ambil pusing.
Daxter menunggu dengan sabar hingga pintu kamar mandi itu terbuka dari dalam. Dalam kecepatan tinggi Daxter langsung mendorong Jovanka untuk masuk ke dalam bilik kembali.
"What are you doing?!" kesal Jovanka dengan suara tertahan. Untung saja dia tidak berteriak tadi, jika iya maka pastinya sekarang mereka sudah mendapatkan banyak tatapan dari orang-orang yang ada di sana.
"Aku cuma mau cium kamu" kata Daxter sebelum mengecup bibir Jovanka lalu kening wanita itu. Setelah itu Daxter langsung membuka pintu toilet dan berlalu.
Di tempatnya Jovanka masih mengelus dada. Bisa-bisanya laki-laki itu melakukan hal sembrono hanya untuk menciumnya. Sepertinya otak laki-laki itu memang sudah dijual hingga tidak tersisa.
Jovanka kembali ke tempat duduknya dan dia langsung mendapatkan tatapan menggoda dari Albion. Laki-laki itu nampak menahan senyumnya, Jovanka yakin Albion tahu apa yang barusaja terjadi antara dirinya dan Daxter.
Demi Tuhan, Jovanka ingin menguliti Daxter sekarang juga. Laki-laki itu suka sekali membuatnya malu.
"Tertawalah jika kamu mau, Al" kata Jovanka sambil memutar bola matanya malas.
Jovanka memang mencoba mengajak Albion berteman dan laki-laki yang seusia dengannya itu pun nampak menerima ajakannya dengan baik.
"Bukan begitu. Aku sudah mengenal Daxter hampir dua tahun, baru kali ini aku lihat dia masa bodoh dengan karirnya" bisik Albion supaya hanya dirinya dan Jovanka yang mampu mendengar. Jika ada orang lain yang mendengar percakapan mereka, bisa jadi rahasia mereka akan terbongkar sekarang.