Sweet Scandal - Part 43

2.1K 336 16
                                    

Happy reading semuanya.

🍁🍁🍁

Jovanka tujuh tahun...

Gadis kecil berusia tujuh tahun itu menatap bayi mungil di depannya dengan takjub. Wajahnya sangat bulat dengan mata yang tertutup rapat. Kulitnya putih pucat dengan semburat merah muda yang membuat gadis kecil itu gemas dan berulang kali menyematkan ciuman di pipi bayi berusia satu minggu itu.

"Jovanka, Daxter-nya jangan diciumin terus, nanti bangun terus nangis." Mama-nya, Vanessa Alixie memperingati yang membuat Jovanka mengerucutkan bibirnya kesal.

"Makanya Mama-Papa buatin Vanka adik!" kesal gadis tujuh tahun bernama Jovanka Alixie itu. Mama-nya melengos, dia sudah tidak bisa memberi anak-anaknya adik karena rahimnya sudah diangkat.

"Tante Ari, boleh nggak Vanka gendong Dedek Daxter?" tanya Jovanka dengan mata yang berbinar cerah penuh harapan.

"Belum boleh ya, Cantik. Dedek Daxter-nya masih kecil, nanti bahaya kalau Vanka yang gendong." Arini Nugraha mencoba menjelaskan sehalus mungkin. Binar mata itu pun meredup, namun Jovanka mencoba menyembunyikannya dengan senyum tipis.

"Kalau gitu Vanka boleh nungguin Dedek Daxter di sini sampai nanti malam?" Jovanka kembali bertanya dengan suara lirih.

Pasalnya, dia baru bertemu Daxter beberapa jam yang lalu, dan besok pagi dia sudah harus kembali ke Belanda. Sungguh dia ingin mempunyai adik semenggemaskan Daxter Nugraha.

"Boleh, Sayang." Arini mengelus puncak kepala Jovanka dengan sayang.

Dulu sebelum dia punya Dirly, quadruplets Alixie bersaudara-lah yang selalu muncul di hadapannya sebagai sosok anak-anaknya. Untungnya Vanessa bukan tipe wanita pecemburu mengingat dulu Michael Alixie -suaminya- pernah menyukai Arini.

Hari itu Jovanka habiskan hanya dengan memperhatikan Daxter kecil yang terus tertidur di dalam baby box-nya. Jovanka bahkan makan tanpa berpindah dari posisinya, dia hanya pergi untuk buang air saja. Sungguh rasanya Jovanka sudah jatuh cinta kepada bayi mungil itu.

"Vanka, waktunya pulang, Nak." Michael memanggil yang membuat senyum Jovanka lenyap. Waktunya bersama Baby Daxter telah habis dan entah kapan dia bisa menemui bayi itu mengingat dia tinggal jauh dari Indonesia.

"Daxter, this is my lovely ring. I hope you like it and will always remember me." Jovanka pun meletakkan cincin kesayangannya di tangan Daxter yang terus menggenggam.

"I go. Goodbye, Baby Daxter."

🍁🍁🍁

Jovanka sembilan-belas tahun...

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama Jovanka kembali menginjakkan kakinya di Indonesia. Tahun ini Jovanka bersama dengan orang tuanya juga ketiga kakak kembarnya datang ke Indonesia untuk merayakan natal bersama dengan teman lama Vanessa dan Michael. Jovanka sangat tidak sabar karena setelah sekian lama, dia akan melihat Baby Daxter-nya lagi.

Jovanka melangkah paling belakang bersama dengan Jonathan. Senyum tak pernah luntur dari bibirnya. Oh, dia sangat merindukan bayi mungil yang sangat menggemaskan itu.

Aih, seandainya saja rahim Mama-nya tidak diangkat, maka dia pasti sudah mendapat adik kandung sendiri. Percayalah, menjadi anak bungsu sangat tidak menyenangkan.

"Ya ampun kalian sudah besar ya." Jovanka terdiam di tempat. Di depannya kini sudah ada lima orang anak-anak, namun hanya dua yang dikenalinya, Dirly Nugraha dan Daxter Nugraha.

Jovanka mengumpat dalam hati. Seharusnya Jovanka tahu jika semua orang akan berubah. Semua manusia akan bertumbuh. Begitu juga dengan Daxter-nya.

Daxter-nya yang mungil dan menggemaskan kini sudah bertumbuh menjadi laki-laki remaja dengan wajah yang tampan dan tubuh yang jauh lebih tinggi dari anak-anak seusianya.

Sweet Scandal✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang