Sweet Scandal - Ekstra Part 1
🍁🍁🍁
Pagi hari yang cerah dan bahagia untuk seorang Daxter Nugraha. Akhirnya dirinya telah berhasil menikahi Jovanka dan menjadikan wanita itu sebagai miliknya. Dengan semangat laki-laki itu berjalan cepat menuju dapur apartemen untuk mencari sang istri.
"Morning, Baby." Daxter menyapa dengan semangat sambil memeluk Jovanka dari belakang. Hampir saja wanita itu melempar spatula yang sedang digunakannya jika saja Daxter tidak bersuara.
"Pagi." balas Jovanka sekenanya yang membuat Daxter cemberut.
"Kita udah nikah loh ini, By. Kamu nggak mau gitu manis dikit ke aku?!" katanya yang membuat Jovanka menoleh sambil mengerutkan dahinya.
"Manis gimana?"
"Ya peluk aku, morning kiss juga boleh. Kamu pagi-pagi udah cuek aja." Jovanka dibuat terkekeh mendengar suara Daxter yang merajuk lucu.
Jovanka dengan cueknya melanjutkan acara masaknya yang membuat Daxter semakin cemberut. Dengan kesal laki-laki itu melepaskan pelukannya dan akan berlalu, namun Jovanka dengan cepat menarik lengan suaminya dan memojokkannya ke dinding dapur.
"Morning, my love. I love you," kata Jovanka sebelum melingkarkan tangannya di leher Daxter dan memberikan laki-laki itu morning kiss yang dimintanya.
"Udah kan?! Sekarang kamu balik ke kamar, cuci muka, gosok gigi, biar nggak jorok!" bagai kerbau dicucuk hidungnya, Daxter pun hanya mengangguk dan berjalan menuju kamar mereka masih dengan wajah yang memerah.
Di tempatnya Jovanka hanya bisa meremas kedua tangannya menahan gemas kepada Daxter. Ah, laki-laki imut itu yang sekarang adalah suaminya benar-benar menggemaskan. Jovanka benar-benar ingin menyimpan Daxter hanya untuknya.
Jovanka memutar tubuhnya dan melanjutkan memasak nasi gorengnya. Di pagi hari yang cerah seperti ini rasa-rasanya hanya nasi goreng menu yang cocok untuk dimakan. Selain itu, Jovanka juga terlalu malas untuk memasak makanan berat lainnya.
Tringgg...
Jovanka mengerutkan dahi saat ponselnya mendapat banyak notifikasi lagi dan lagi. Sejak kemarin dia memang mendapatkan banyak notifikasi akibat pernikahannya dan Daxter. Tapi Jovanka tidak menyangka jika di pagi hari seperti ini mereka sudah kembali aktif di sosial media.
Jovanka membuka ponselnya dan langsung terpaku di tempat saat melihat sebuah artikel yang banyak ditujukan kepadanya. Jovanka bahkan menjatuhkan ponselnya bersamaan dengan tubuhnya yang hampir meluruh. Untung saja Daxter berhasil menangkap tubuh sang istri sebelum jatuh terduduk.
"Jo, Sayang, kamu kenapa?" tanya Daxter panik setelah mendudukkan Jovanka ke kursi. Wajah wanitanya sudah pucat dan tatapannya benar-benar kosong. "Jo? Jovanka, Sayang. Jovanka, kamu dengar aku, Sayang?!" Daxter terus mencoba menyadarkan Jovanka dengan menepuk pipi Jovanka pelan.
Jovanka akhirnya mendongak dan menatap Daxter dengan mata yang berkaca-kaca. "Delia..." katanya yang membuat Daxter mengerutkan dahi tak mengerti.
"Delia kenapa?" tanya Daxter yang tak mendapat jawaban dari Jovanka. Dengan cepat Daxter mengambil ponsel Jovanka yang masih menyala dan membaca berita yang sedang dibuka oleh sang istri.
Daxter menghela nafas saat membaca judul berita yang barusaja dibaca juga oleh Jovanka. Pantas saja istrinya itu nampak shock. Daxter kembali berlutut di depan Jovanka dan menggenggam tangan istrinya dengan erat.
"Jo, kamu tenang, ya. Aku akan menyelesaikan semuanya. Sekarang kamu siap-siap." kata Daxter yang diangguki oleh Jovanka. Dengan kaki yang masih lemas, Jovaka melangkah menuju kamar mereka.
🍁🍁🍁
Daxter dan Jovanka memasuki kawasan pemakaman dengan dijaga ketat oleh para pengawal pribadi Daxter. Banyak fans-fans Delia yang sibuk memakinya, namun ada juga fans Daxter yang menyemangati dirinya.
"Gara-gara kamu anak saya meninggal! Saya sangat membenci kamu! Mati kamu! Pergi ke neraka!!!" Jovanka hanya bisa terdiam saat Ibu kandung Delia sibuk memukulinya. Jovanka mengerti, seorang Ibu pasti sangat terpukul saat melihat anaknya dimasukkan ke liang lahat.
"Tante..."
"Saya minta maaf." kata Jovanka memotong ucapan Daxter. Wanita itu juga mencoba melepaskan tangan Daxter yang sedang mencengkram tangan Ibu Delia.
"Jo..."
"Ibu berhak membenci saya. Saya terima semua kebencian Ibu. Sekali lagi saya minta maaf." katanya lagi yang membuat Ibu Delia menangis histeris dengan tubuh yang meluruh ke tanah.
"Delia... anak saya..." Jovanka pun akhirnya berjongkok untuk memeluk Ibu Delia. Kali ini Ibu Delia menerima pelukan Jovanka. Wanita setengah baya itu benar-benar menangis sambil terus menyebut nama putrinya yang sudah tiada.
"Saya minta maaf." dan Jovanka juga terus mengucapkan kalimat itu berulang kali.
Daxter menghela nafasnya lagi dan lagi. Istrinya -Jovanka Alixie- masih sangat sibuk merawat Ibu Delia yang membuat wanita itu tak mengacuhkannya seharian. Jika bisa, Daxter ingin menarik Jovanka untuk pulang sekarang juga.
"Maaf," Daxter langsung mengangkat kepalanya dari ponsel saat mendengar Ibu Delia mengucapkan kata maafnya untuk pertama kali. "Saya hanya masih terlalu bersedih," lanjutnya sambil menyeka air mata yang kembali mengalir di pipinya.
"Saya tahu Delia banyak melakukan kesalahan ke kalian. Saya yang seharusnya minta maaf." katanya lagi yang membuat Daxter tersenyum sinis. Benar-benar kesal dengan tingkah laku Ibu Delia yang sebelumnya sempat memukul istrinya dengan brutal.
"Tidak apa..."
"Syukur kalau Anda paham!" Daxter langsung membuka suara yang membuat Jovanka menatap suaminya itu dengan tajam. Namun kali ini tanpa gentar Daxter berbalik menatap Jovanka.
Daxter menarik lengan Jovanka hingga wanita itu menjauh dari Ibu Delia yang sudah menunduk menahan tangis kembali. Daxter memang merasa iba, namun tidak lagi setelah wanita itu menyakiti istrinya.
"Saya dan istri saya ikut berbelasungkawa atas kepergian Delia. Dan kami juga sudah memaafkan semua perbuatan anak Anda. Jadi saya mohon, jangan libatkan lagi Jovanka dalam masalah ini, karena dia memang tidak terlibat!" kata Daxter sambil menarik istrinya untuk meninggalkan rumah duka.
"Mas Darill... Mbak Jovanka..." para wartawan sibuk mengambil gambar mereka saat keduanya barusaja keluar dari rumah Delia. Dengan perasaan kesal dan muak, Daxter pun menghentikan langkahnya dan menarik mic salah satu wartawan.
"Saya tegaskan jika semua masalah ini berawal dari Delia. Dia yang sudah lebih dulu mencari masalah dengan saya dan Jovanka. Kami tidak membalasnya, tapi kami mencoba mencari keadilan karena dengan di-upload-nya video itu membuat Jovanka mendapatkan banyak ujaran kebencian,"
"Jika kalian menyalahkan Jovanka karena Delia masuk penjara, maka tandanya Anda semua gila!" teriak Daxter murka yang membuat Jovanka segera mencengkram lengan Daxter untuk menenangkan sang suami.
"Semua hasil persidangan murni karena peraturan perundang-undangan. Kami tidak terlibat apapun di dalam hasil persidangan. Dan saya rasa kalian cukup cerdas untuk mengerti jika apa yang Delia dapatkan adalah karena apa yang telah dia lakukan,"
"Dan untuk kematian Delia, Jovanka dan saya sama sekali tidak terlibat di dalamnya. Saat ini penyelidikan sedang dilakukan, kalian tunggu saja hasilnya. Saya harap kalian berhenti mengait-ngaitkan semua hal tentang Delia dengan kami, karena kami memang tidak ada hubungan apapun dengan Delia selain rekan kerja."
Daxter pun segera menarik Jovanka untuk meninggalkan rumah duka yang sudah banyak didatangi oleh para wartawan.
🍁🍁🍁
You will reap what you sow.
So, be careful when you do something.🍁🍁🍁
Much love💚
Oktyeffendy👰🏻♀️
15 Januari 2023🌱
![](https://img.wattpad.com/cover/254245391-288-k253414.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Scandal✔
Storie d'amoreSweet Scandal *** Jovanka Alixie, seorang fashion designer sukses di Perancis harus kembali ke Indonesia karena Mama-nya. Tak habis akal, Jovanka pun membangun bisnisnya di Indonesia dengan menggandeng sahabatnya semasa kuliah di Perancis. Namun hal...