Berakhir sudah acara perkemahan sekaligus mendaki Salmah, Raka, dan teman-teman. Hari ini mereka pun pulang kerumah masing-masing untuk istirahat dan mempersiapkan acara perpisahan 2 hari lagi di sekolah mereka.
Berhubung hari ini libur Salmah menyempatkan diri untuk membuat makanan seperti kue, puding dan masakan lainnya. Bukan tanpa alasan Salmah membuat ini semua tapi dikarna kan keluarga Raka akan berkunjung kerumahnya.
"Anak papa pinter banget sih buat kue." Farhan datang dengan setelan jas dan tas ditangannya. "Sejak kapan anak papa pinter buat kue, hmm?"
Salmah yang masih bergelut dengan adonan kuenya pun memutar tubuhnya untuk melihat sosok papa kesayangannya. "Loh, papa? Kok papa cepet banget pulangnya?"
"Kan calon besan papa mau datang jadi papa mau bantu kamu juga buat jamuan segala macam, kamu semangat banget mau buat makanan nya sayang? Karna Raka ya?" jawab Farhan sambil memainkan alisnya.
"Papa Farhan yang paling tampan dan berwibawa dengerin anak kesayangan mu ini ya...aku itu buat memang niat nya untuk bunda, abah, sama Arsyi kok." Kata Salmah beralibi, pipinya memerah dan terasa panas. "Tapi buat Raka juga" sambungnya dengan pelan.
"Hah, gimana sayang?"
Salmah menggeleng lalu melanjutkan kegiatannya membuat kue, Farhan hanya tersenyum tipis dan menepuk puncak kepala Salmah pelan penuh kasih sayang.
"Yaudah papa ke atas dulu ya mau ganti, sholat zhuhur abistu bantu kamu" ujar papanya.
"Emangnya papa bisa?"
"Ente kadang-kadang ente ya!" Farhan mendelik mendengar perkataan Salmah yang seolah meremehkan dirinya, "kamu ga lupa kan kalau yang ngajarin kamu buat kue, masak, itu papa."
"Hahaha, ampun suhu" kekeh Salmah sambil menyatukan tangan nya meminta ampun, tidak heran melihat mereka seperti itu karna papanya selalu mengajak bercanda putri semata wayangnya agar tidak canggung meskipun sudah dewasa.
"Papa pergi lah, Salmah mau siapin ini. Lagian papa juga bau ntar makanannya ga enak lagi"
Farhan mencubit pipi Salmah gemas, "ih papa jahat! Sakit tau" Salmah mengadu kesakitan,
Sambil tangannya memberi pewarna pada kue nya, Salmah berkata, "Sana ih katanya mau sholat. Kata guru Salmah, jangan menunda-nunda sholat. Sholatlah tepat waktu biar nanti kalau kita butuh sama Allah, Allah bantu kita tepat waktu juga"
"Anak papa pinter banget sekarang." Ucap Farhan terhenyuh, "yaudah papa naik ya" kemudian Farhan pergi.
"Dari tadi bilangnya naik Mulu tapi ga naik-naik, heran liat bapak-bapak satu itu" omel Salmah.
Setelah kepergian papanya, Salmah mengaduk adonan kuenya agar pewarna nya tercampur rata. Singkat cerita, jadi Salmah itu diajarkan mandiri oleh papanya sejak dini. Sejak umur Salmah menginjak 7 tahun papanya sudah mengajarkan Salmah memasak, menyapu, bahkan mencuci agar besar bisa mandiri seperti sekarang.
Papanya itu serba bisa, bekerja bisa, menjaga anak bisa, mengurus rumah bisa. Bukan karena istrinya sudah meninggal tapi karena papanya itu dulu bekerja di sebuah restoran dan menjadi Kepala chef di restoran tersebut.
Restoran tersebut juga milik paman nya papanya Salmah maka dari itu Farhan bisa menjadi kepala chef di restoran. Meskipun pamannya pemilik restoran, Farhan tidak sembarangan bisa asal-asalan mengambil posisi itu, melainkan dengan bakatnya ia bisa.
Tapi semenjak Farhan bertemu dengan mamanya Salmah, Farhan berhenti di restoran itu dan memilih membuat usaha sendiri dengan istrinya agar tidak bergantungan dengan orang lain. Bisa dibilang dahulu papanya Salmah bukan orang yang punya uang banyak, papanya Farhan bisa sampai detik ini berkat usahanya dengan mamanya. Mereka berdua saling mendukung satu sama lain dan berhasil menjadi pengusaha sekaligus menjadi bos di perusahaan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALMAH AQILLA [SELESAI]
Teen Fiction[HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU] "Rak, susah ya dapetin Lo kayak rukun Islam yang ke 5, hanya bagi yang mampu" **** Dialah SALMAH AQILLA gadis yang selalu senantiasa menutupi auratnya, tapi sayang nya dia itu sedikit Bar-bar. Apalagi saat dia suka den...