36. Anak?

218 13 0
                                        

"Gak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gak."

Salmah memberengutkan wajahnya, padahal ia ingin bekerja untuk mengisi waktunya yang luang. Dirumah ia hanya membereskan rumah, dan setelah itu tidak ngapa-ngapain lagi dan itu sangat membosankan menurutnya.

"Kenapa? Jualan online kan gak pergi kemana-mana, cuma kerja dirumah setelah itu dapat uang." Salmah mencoba meyakinkan Raka.

"Masalah uang? Gue masih sanggup kerja dan ngasih lebih buat Lo. Apa masih kurang?"

"Tapi kan..."

Raka mendekati Salmah, ia mengusap kepala Salmah lalu mencium kening Salmah cukup lama. Setelah itu Raka menatap Salmah dengan tulus, "denger. Gue bakal penuhi semua keinginan Lo. Tapi ga dengan kerja, masalah kerja cari uang biar gue aja." Ucapnya.

Seolah terhipnotis, Salmah menurut dengan menganggukkan kepalanya. "Oke. Tapi Lo bisa kan penuhi permintaan gue."

"Iya, Lo mau apa. Hmm?" Tanya Raka sambil memegang kedua pipi Salmah.

"Anak."

♪♪♪

Ucapan Salmah terus terngiang-ngiang di kepala Raka. Ia juga pingin punya keturunan, tapi kalau untuk saat ini dia masih belum siap. Kalau biasanya perempuan yang menunda-nunda, sekarang terbalik malah laki-laki yang menunda ingin memiliki anak.

Pekerjaan kantor ia rasa sudah selesai, dan ingin beranjak pulang. Namun saat sudah keluar dari ruangan Raka dipanggil oleh Bella sekretarisnya atau asistennya.

"Tuan, saya sudah menyelesaikan tugas saya." Ucap Bella sambil menyerahkan map yang berisikan dokumen. "Silahkan anda tanda tangan di sini tuan."

Raka mengambil dokumen itu, dan dengan cepat menandatangani nya. Setelah sudah selesai baru Raka mengembalikan lagi kepada Bella.

"Terima kasih tuan, apakah tidak ada lagi yang perlu saya kerjakan?" Tanya Bella.

"Tidak ada." Jawabnya.

"Baik tuan, saya izin pulang kalau begitu." Pamit Bella lalu pergi meninggalkan Raka yang masih berdiri.

Setelah kepergian Bella, ia pun melangkahkan kaki nya untuk pulang kerumah. Saat hendak membuka pintu mobil, ponselnya yang berada di saku celana bergetar menandakan kalau ada yang menelpon dirinya.

Ternyata itu Salmah, tanpa berlama-lama Raka menekan ikon berwarna hijau.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh, suami ku?" Ucap seseorang dari sebrang sana.

Raka mengernyitkan dahinya, "wa'alaikumussalam."

"Singkat amat, padahal jawab salam itu pahalanya banyak loh." Ujar Salmah.

SALMAH AQILLA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang