17. Arsyi Si Bocah Tengil

419 51 4
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Assalamu'alaikum temen-temen sewattpad aku.. ku mau tanya dong, sejauh ini kalian suka ga sama cerita ini? Aku pengen tau aja gimana reaksi kalian untuk cerita ini🙏

Atau kalau engga kalian bisa kok kasih saran atau masukan buat cerita ini, mau saran yang gimana pun aku pasti akan terima kok☺️

Jadi di mohon kan temen² readers SALMAH AQILLA ini untuk partisipasi nya yaa gaess supaya aku tau dimana kesalahan tulisan ku ini💪😔

Yaudah deh aku ga mau memperpanjang curhatan ku, jadi lanjut aja yaa dari Bab kemarin🥴

Yaudah deh aku ga mau memperpanjang curhatan ku, jadi lanjut aja yaa dari Bab kemarin🥴

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MANJA!"

Salmah Dan Raka sontak mendongak saat hampir dekat dengan pintu rumah, mereka berhenti karena mendengar suara yang berasal dari balkon rumah Raka yang letaknya di lantai dua.

"Dirumah Lo ada tuyul ya Ka?" Tanya Salmah yang langsung mendapatkan jitakan keras di dahinya.

"Duh! Kasar banget sih Lo, sakit tau!" Salmah mengusap dahinya sambil meruntuki Raka yang kasar terhadapnya, "Belum nikah aja Lo udah KDRT gimana nanti pas nikah"

Ingin rasanya menampol mulut Salmah yang asal bicara namun ia urungkan karena takut bundanya tau dan berakhir motor kesayangan nya di sita. Lebay memang, tapi itulah bundanya.

Tak menghiraukan Salmah yang asik mengomel Raka beralih pada adiknya yang tak kunjung masuk kedalam. "Arsyi, masuk gak kamu?" Raka memanggil dan menyuruh adiknya itu untuk masuk, "Gak sopan kamu, abang gak pernah ya ngajarin kamu seperti itu."

"IIHH ARSYI GA MAU... ABANG UDAH GA SAYANG LAGI SAMA ARSYI!" Ujar Arsyi sambil memeluk boneka kesayangannya.

Raka memejamkan matanya untuk menetralisir darahnya yang hampir mendidih, "Lo masuk duluan aja, anggap aja rumah sendiri. gue mau urus Arsyi dulu"

Mendengar tuturan itu Salmah pun masuk sesuai apa yang di suruh Raka. Saat ia masuk kedalam Salmah tak mendapati siapapun didalam, ia jadi ragu untuk masuk ke dalam lagi.

Namun Salmah mendengar suara yang berasal dari dapur, seperti ada seseorang yang sedang memasak jadi ia putuskan untuk pergi kedapur terlalu berani emang tapi itu tidak ada salahnya karena Raka bilang tadi anggap rumah sendiri.

"Assalamu'alaikum Tante" ucap Salmah saat melihat ada seorang perempuan yang sedang berdiri di depan kompor.

Perempuan yang di sapa Salmah pun berbalik badan, namun dia sedikit heran karena....

"Eh wa'alaikumussalam" jawabnya, "kamu nak Salmah ya?"

"Iya Tante" Salmah menjadi kikuk karena melihat gerak-gerik perempuan itu, "kenapa ya Tante?"

"Anu... Itu..."

"Mbok, bunda mana?" Tanya Raka yang tiba-tiba datang.

Seperti ada yang aneh, pikir Salmah. Bagaimana tidak, perempuan yang ia panggil Tante ternyata bukan bundanya Raka.

Perempuan yang sering dipanggil mbok Mirna itu tersenyum, "buk Arsyi tadi bilang ingin keluar sebentar pergi ke toko, ada kerjaan yang harus di handle nak Raka" jawab

Raka mengangguk mengerti lalu pergi dari dapur di ikuti oleh Salmah di belakangnya. "Ka, gue pulang ya?"

"Pulang?"

"He'em, gue baru ke inget kalau hari ini pesenan gue nyampe." Ucapnya, sampai saat ini ia masih menahan malu karena kejadian tadi di dapur, dan izin pulang hanya alibi saja supaya cepat-cepat sampai di rumah. "Lagi pula bunda Lo kan lagi ga dirumah, besok-besok aja ya gue kesini lagi. Gue balik ya Ka, assalamu'alaikum"

Setelah mengatakan itu Salmah buru-buru keluar dari rumahnya Raka. Sebenarnya waktu mengikuti Raka keluar dapur tadi Salmah diam-diam sudah memesan taksi online, dan itu membuktikan kalau dia niat sekali ingin kabur.

"Wa'alaikumussalam" Raka menjawab sambil memasang wajah bingungnya, "dia kenapa?"

"Tadi waktu didapur nak Salmah kira mbok itu bundanya nak Raka" kata mbok Mirna yang sedang menyusun makanan di meja makan, "jadi ini bagaimana, mbok sudah masak banyak tapi nak Salmah nya sudah pulang"

"Kasih ke tetangga aja mbok, Raka mau sholat Zuhur setelah itu mau ke toko bunda sama Arsya" ucap Raka lalu pergi ke lantai dua menuju kamarnya berada.

♪♪♪

Sudah beberapa hari Salmah menghindari Raka, ia masih malu soal mbok Mirna. Salmah selalu berfikir pasti Raka sudah tau apa yang membuat dirinya menghindarinya, itu sebabnya ketika berpas-pasan dengan Raka Salmah selalu menunduk tidak ingin menatap Raka.

Tapi itu tidak membuat Raka jadi merasa khawatir, Raka malah terlihat tidak peduli dengan itu semua dengan apa yang terjadi Raka merasa bodoh amat. Itu lebih bagus karena Salmah tidak mengganggu dirinya dan membuatnya tenang.

Semingguan ini mereka sudah seperti biasa, karena ujian nya sudah selesai dari Minggu lalu. Tapi itu belum membuat para murid bernafas dengan tenang karena masih ada ujian akhir sekolah akan datang.

"Lo kenapa Sal?"

Saat ini mereka sedang berkumpul di meja Salmah. Guru tidak ada yang masuk di sebabkan Minggu depan mereka ujian akhir sekolahnya, jadi Minggu ini mereka di berikan ketenangan untuk meringankan pikiran terlebih dahulu.

Teman-teman Salmah sangat memperhatikan Salmah semingguan ini, biasanya kalau tidak ada guru begini Salmah akan datang ke kelas Raka hanya untuk melihat wajah Raka. Tapi semingguan ini Salmah hanya duduk di kelas tanpa melakukan apapun.

Salmah menggeleng, "emang gue kenapa?" Tanyanya balik kepada temannya.

"Abis Lo beda banget. Kek kerasukan Lo diem-diem Bae" Rika menjawab asal.

"Sal, Lo lagi kerasukan?", Tanya Zera membuat teman-teman nya yang lain menepuk jidat mereka. "Lo beneran Salmah kan?"

Salmah menonyor dahi Zera, "jangan ngadi-ngadi lu ya. Gue habisin cilok Lo entar kalau ngasal"

"Jadi Lo bukan Salmah?!" Zera malah makin menjadi membuat salmah dan teman-temannya menghela nafas pasrah, "KELUAR GAK LO DARI BADAN TEMEN GUE. NANTI GUE PANGGILIN PAK USTADZ YA" kata Zera dengan nada tinggi sambil berdiri dan menunjuk Salmah seolah-olah Salmah sedang kerasukan, dan itu semua membuat atensi semua yang ada dikelas itu melihat ke meja Mereka.

Rika, Yuna, menahan malu akibat ulah Zera. Salmah? Oh tentu, dia yang paling menahan malu karena dia duduk bersampingan dengan Zera.

"Lama-lama gue kerasukan beneran gara-gara Lo ya Ra!" Geram Salmah.

Zera mengerjapkan matanya bingung, "Lo udah balik Sal? Ini beneran Lo kan? Wahh akhirnya sahabat gue udah balik" ucap Zera kegirangan, ia sambil menepuk pipi nya Salmah pelan.

"Na, ntar kalo Lo pulang mampir ke apotek ya?" Ujar Yuna menatap serius ke Husna.

"Ngapain? Gue ga sakit kok"

Yuna menggeleng, "oh berarti masih waras"






Assalamu'alaikum temen-temen semua, sesuai janji ku tadi ya aku up jam 8💅

Jangan lupa buat follow, vote dan komen yaa🎉

Follow juga akun Instagram
@rismadana10

02/02/2023
Kamis manis✨

SALMAH AQILLA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang