Sesampainya Salmah di kantor Raka, ia langsung saja masuk. Berhubung Salmah sudah pernah datang ke kantor ini ia tak perlu mencari alamatnya menggunakan Google maps. Ia berjalan santai menuju lift untuk ia sampai ke ruangan Raka.
"Assalamu'alaikum, apakah ini nona Salmah?" Tanya seorang perempuan bergamis hitam dengan tangan kiri memegang map menghampiri Salmah.
Salmah tersenyum ramah sambil menganggukkan kepalanya, "wa'alaikumussalam, iya bener saya Salmah " jawabnya.
"Baik nona, tadi tuan Raka berpesan pada saya kalau nona datang saya disuruh antarkan nona ke ruangannya" ucap perempuan itu tersenyum lebar melihat orang di depannya sangat ramah padanya.
Kepala Salmah manggut-manggut sambil berfikir kenapa Raka harus repot-repot menyuruh orang lain mengantarkan dirinya untuk sampai ke ruangannya. Tinggal ia katakan saja di lantai berapa ruangannya, dan tak perlu merepotkan orang lain.
"Mari nona."
Salmah mengikuti perempuan itu masuk ke dalam lift, setelah dirasa Salmah sudah masuk perempuan itu menekan tombol yang ada angkanya. Salmah yang melihat itu tercengang, pantas saja Raka menyuruh orang lain untuk mengantarkan dirinya ternyata ruangannya berada di paling atas, setelah sampai pintu lift terbuka mereka pun jalan dengan wanita itu yang menjadi penentu jalan.
Tok
Tok
Tok
"Assalamu'alaikum Tuan" ucap perempuan itu setelah mengetuk pintu sebanyak tiga kali, "saya sudah membawa nona Salmah"
"Wa'alaikumussalam, masuk" jawab Raka di dalam sana.
Perempuan itu pun menoleh ke Salmah sambil tersenyum, "silahkan masuk nona" ujar wanita itu.
"Iya, makasih ya. Emm—" Salmah menipiskan bibirnya.
"Ara nona" beritahu perempuan yang bernama Ara.
Salmah yang tahu pun tersenyum lebar, "Oke."
"Saya permisi nona." Pamit Ara lalu melenggang pergi dari hadapan Salmah.
Namun saat Salmah hendak masuk membuka pintu, Raka sudah lebih dulu membukanya.
"Lama Lo!" Ujar Raka lalu masuk di ikuti dengan Salmah dibelakangnya, tak lupa sebelumnya Salmah menutup pintu terlebih dahulu.
"Kenapa? Kangen ya Lo?" Tanya Salmah blak-blakan sambil memicingkan matanya.
"Kepedean!" Balas Raka, "gue nungguin dokumen gue. Mana dokumennya?" Raka berbalik mengulurkan tangannya meminta dokumen yang ia minta tadi, setelah Salmah memberikan dokumennya, Raka mendudukkan bokongnya di sofa tunggal.
Salmah mengerucutkan bibirnya, sejak mereka menikah sifat Raka sangat berbeda dari ia kenal dulu sebelum menikah. Hal itu membuat Salmah kesal, kemudian Salmah juga duduk di sofa.
"Makasih nya mana?" Tanya Salmah membuat Raka mengerutkan alisnya.
"Yaudah makasih"
"Yaudah iya."
Mereka pun diam, tidak ada yang memulai bicara hanya ada suara Raka yang sedang membolak-balikkan kertas dokumen. Berbeda dengan Salmah, ia sedari tadi hanya memperhatikan sosok laki-laki yang sudah masuk ke dalam hatinya itu.
"Gak bosen apa liat muka gue?" Tanya Raka yang sudah selesai memeriksa dokumennya tadi.
Salmah tampak gelagapan di tegur Raka seperti itu, ia merasakan kalau wajahnya mulai memanas. Bisa dipastikan kalau pipinya memerah, lalu ia mengambil bunga yang ada di atas meja untuk menutup wajahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/295861290-288-k561627.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SALMAH AQILLA [SELESAI]
Novela Juvenil[HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU] "Rak, susah ya dapetin Lo kayak rukun Islam yang ke 5, hanya bagi yang mampu" **** Dialah SALMAH AQILLA gadis yang selalu senantiasa menutupi auratnya, tapi sayang nya dia itu sedikit Bar-bar. Apalagi saat dia suka den...