Masih pukul 7 pagi waktu Singapura, Raka sudah siap dengan setelan jas dan dasi untuk pergi bertemu dengan rekan bisnisnya.
Ia tak ingin membuat Salmah menunggu lama jadi mau tak mau ia harus pergi cepat dan kembali untuk mengajak Salmah berjalan-jalan mengelilingi kota Singapura karena memang itu tujuan mereka kemari.
"Hoamm" Salmah menguap lalu memperhatikan sekelilingnya, ternyata Raka sedang bersiap seorang diri. "Mau pergi sekarang mas?"
Raka menolehkan wajahnya ke arah kasur, "Iya."
"Kenapa buru-buru banget?"
"Biar urusannya cepat kelar dan kamu gak nunggu lama disini"
Salmah menganggukkan kepalanya paham, lalu ia bergerak untuk mendekati Raka yang masih sibuk dengan dasinya. Tanpa bicara apapun Salmah memakaikan dasi dileher Raka dengan telaten.
Begitu pula dengan Raka, ia hanya diam sambil memperhatikan Salmah yang sangat serius. Sampai Salmah selesai memakaikan dasinya, Raka masih bergeming tak menyadari kalau Salmah sudah selesai.
"Udahan dong ngeliatin nya." Tegur Salmah.
Hal itu membuat Raka langsung membuang mukanya kearah lain agar tidak malu. Itu tak luput dari perhatian Salmah, sangat lucu baginya melihat Raka yang salah tingkah begitu.
Raka menetralkan napasnya sejenak, "ehmm. Nanti kalau kamu laper pesan aja lewat telepon nanti ada pelayan yang bisa anter."
"Iya iya, perhatian banget sih..." Salmah mencolek dagu Raka.
"Dih! Aku cuma ngasih tau aja, atau kamu mau aku bawain makanan?"
"Kamu bawa nya abis balik dari sana?" Tanya Salmah.
Raka mengangguk. "Iyalah, udah ga sempat lagi kalau sekarang turun abistu balik lagi kesini."
"Lama dong! Mending aku pesen aja." Ketus Salmah membuat Raka tertawa. "Ada yang lucu kah?"
"Kamu itu lucu." Sahut Raka di sisa-sisa tawanya, "lagian mana mungkin aku tega buat kamu kelaperan, udah ah aku berangkat dulu ya."
"Iya jangan lama-lama pokoknya, kalau sampe lama aku gak bisa jamin kalau aku bakal diem disini." Ancam Salmah.
Raka tersenyum sambil mencium kening Salmah, "insyaallah. Dah ayah berangkat dulu ya." Pamit Raka pada calon anak mereka di dalam perut Salmah.
Salmah memandangi kepergian Raka di balik pintu setelah mencium punggung tangan Raka. Kemudian ia pun bersiap-siap untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.
♪♪♪
Ditempat lain, Raka sudah sampai didepan gedung milik rekan kerjanya. Bisa terbilang sang pengusaha itu terkenal di Singapore Karena memiliki banyak sekali cabang di berbagai negara termasuk Indonesia.
Sebelum masuk kedalam, Raka menyempatkan diri untuk mengirim pesan pada Salmah lewat WhatsApp.
Zaujati
Online
Me
|jangan lupa minum susu bumil nya ya sayang|Setelah mengirimi pesan untuk istri tercintanya, kakinya melangkah masuk kedalam. Baru ia masuk Raka langsung disambut hangat oleh seorang laki-laki bertubuh besar dengan setelan hitam dan wajah garang.
Raka sedikit terkejut, tapi karena laki-laki itu menampilkan senyum lewat bibirnya Raka agak sedikit tenang. Bagaimana pun Raka masih berumur 19 tahun masih belum terbiasa melihat orang seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALMAH AQILLA [SELESAI]
Novela Juvenil[HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU] "Rak, susah ya dapetin Lo kayak rukun Islam yang ke 5, hanya bagi yang mampu" **** Dialah SALMAH AQILLA gadis yang selalu senantiasa menutupi auratnya, tapi sayang nya dia itu sedikit Bar-bar. Apalagi saat dia suka den...