Sudah hampir dua jam an Salmah duduk diam di sofa ruangan tempat Raka bekerja saat ini. Tadi Raka menyuruh Salmah untuk mencatat referensi dari beberapa buku sambil menunggu Raka selesai rapat bersama Budi — abahnya, dan nantinya tulisan Salmah akan dibaca oleh Raka untuk bahan presentasi Minggu depan.
"Pusing banget baca segini banyak buku." Keluh Salmah.
Ada banyak buku didepannya dan sudah beberapa buku yang sudah ia baca serta salin. Meskipun sudah banyak buku yang ia baca itu sama sekali tidak berkurang.
"Kira-kira kalau gak gue bantu, Raka bakal baca segini banyak buku juga gak ya?" Pikirnya sambil tangannya bergerak menulis di buku.
"Tapi kan setiap bos atau apalah itu pasti punya asisten kan? Kenapa si doi gak nyuruh asisten nya aja ya?" Tambahnya.
Ia terus saja bicara sendiri sampai tanpa sadar ada orang yang berdiri di pintu yang sudah terbuka. Sudah sekitar 5 menit orang itu berdiri sambil mendengarkan segala ocehan Salmah dan tak ingin memanggil atau sekedar berdeham.
"Ikhlas gak bantuin gue?"
Salmah terkejut mendengar suara berat yang berasal dari pintu. Raka masuk menghampiri Salmah yang sudah duduk dengan sopan dan anggun.
"E—eh iya ikhlas dong, masa gue gak ikhlas bantuin suami sih." Jawab Salmah dengan tersenyum paksa.
Raka menganggukkan kepalanya, "bagus. Mana coba gue liat hasil tangan Lo." Raka menyodorkan tangannya meminta buku yang di pegang Salmah.
Setelah diberikan, Raka langsung memeriksa tulisan Salmah dengan membacanya dan membolak-balikkan kertasnya.
"Ka." Panggil Salmah pelan seperti anak yang minta sesuatu dari ibunya.
Yang dipanggil pun hanya menoleh. Ia memperhatikan Salmah yang salah tingkah karena Raka menatapnya. Tapi meskipun begitu Salmah tetap gemas di matanya.
"Gue kan udah bantuin Lo," ucap Salmah basa-basi, Raka hanya mendengarkan tanpa ingin bertanya. "Boleh gak gue minta sesuatu dari Lo?"
Raka mengerutkan keningnya, "Apa?"
"Gue pengen ke danau."
♪♪♪
Pukul 14.02 mereka pergi ke danau, sebelumnya mereka pulang terlebih dahulu kerumah untuk berganti pakaian dan hendak memakai pakaian kasual, Tapi tidak jadi di sebabkan Budi memanggil dirinya untuk kembali ke kantor karena ada urusan sebentar, setelah urusan nya selesai barulah mereka pergi ke danau.
Di perjalanan menuju ke danau tidak ada yang membuka suara, Salmah sibuk memandangi jalanan dengan sedikit menyembulkan kepalanya keluar jendela merasakan semilir angin yang menerpa wajahnya, sedangkan Raka sedang fokus mengendarai mobilnya.
Merasa tidak ada yang bicara, Salmah berinisiatif untuk menyalakan musik dari radio yang ada di mobil.
"Shalawat lebih bermanfaat daripada lagu-lagu itu." Ujar Raka lalu mengganti musik nya menjadi shalawatan.
Salmah hanya diam tak ingin menyahut Karena benar adanya, shalawat bisa menenangkan hati ya walaupun lagu juga bisa namun shalawat membawa akan membawa syafaat diakhirat kelak.
"Ka. Lo emangnya tau danau di sekitar sini?" Salmah bertanya karena Raka sepertinya lebih tahu darinya.
Padahal yang minta kedanau itu Salmah, dan Salmah pikir Raka tidak tau dimana letak keberadaan danaunya tapi ternyata dugaan nya salah.
![](https://img.wattpad.com/cover/295861290-288-k561627.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SALMAH AQILLA [SELESAI]
Novela Juvenil[HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU] "Rak, susah ya dapetin Lo kayak rukun Islam yang ke 5, hanya bagi yang mampu" **** Dialah SALMAH AQILLA gadis yang selalu senantiasa menutupi auratnya, tapi sayang nya dia itu sedikit Bar-bar. Apalagi saat dia suka den...