u ǝ ʌ ǝ l ǝ

21 9 0
                                    

"Haa... Ini melelahkan.." keluh Donghyeon, lalu terjatuh di pasir.

Riwon pun sama. Mereka memutuskan berenang masing-masing saat melihat pantai. Untung sekali, mereka tidak tersesat ke tempat-tempat aneh lagi.

"Ini sudah sore, pamanmu pasti mencarimu kan Hyeon?"

Donghyeon mengangguk membenarkan."Pasti," gumamnya.

Keduanya sama-sama berbaring di pasir memandang ke atas langit dengan hamparan jingga dan awan yang menggumpal berwarna abu.

"Temanmu itu mencurigakan, kau tau." celetuk Riwon.

Donghyeon menoleh padanya."Kau pikir begitu?"

Riwon balas menoleh, menatapnya juga.

"Iya, dia aneh."

"Aku tidak tau dimana anehnya, tapi kurasa firasatmu tidak salah."

Riwon dan Donghyeon saling terdiam lagi.

"Donghyeon!!"

Donghyeon pun langsung bangkit dan duduk, lalu mencari asal suara.

Saat berhasil mengetahui dari mana asalnya, Donghyeon terkejut saat melihat Kyujin berlari tergesa-gesa ke arahnya.

"Donghyeon kau tidak apa-apa?" tanyanya.

"Kau aneh, kemana saja kau sejak beberapa jam lalu?" Riwon juga menyerang Kyujin dengan pertanyaan.

Gadis itu terlihat panik, tapi ia segera menjawab."A-aku mencari tempat berlindung saat ada badai, aku juga mencari bantuan."

"Tapi kenapa kau baru muncul?" kali ini Donghyeon yang bertanya.

Tapi kemudian, Riwon langsung menyela.

"Kau berbohong." tukasnya tajam.

Kyujin terkejut mendengarnya, dan dia tentu tak terima dengan tuduhan itu.

"Apa maksudmu hah?!"

"Kau berbohong tentang banyak hal! Kau adalah demigod, dan tadi kau pergi menemui teman demigodmu itu juga ya kan?! Aku bisa mencium bau nya! Bau aneh!!"

"Dan kau sengaja membiarkan kami terseret ombak hingga ke lautan ya kan?"

Donghyeon mengerjapkan matanya berkali-kali, ia juga tidak menyangkanya jika saja Riwon tak bicara.

"T-tunggu..apa itu benar?" tanya Donghyeon tak percaya.

Namun Kyujin pun menggelengkan kepalanya kuat-kuat, ia terlihat marah.

"Omong kosong apa yang kau katakan hah?!?" tukas Kyujin.

Mata Riwon menyipit tajam,"Aku bicara fakta!"

"Ka-kau—"

Kyujin memilih bungkam dengan luapan emosi yang ditahannya.

"IYAA! Aku memang demigod, dan dia demigod!!" ia menunjuk pada Donghyeon yang kebingungan.

"Tapi kau bukan, kau monster!" tekannya sambil mendorong bahu Riwon.

"Demimonster..! Ibuku manusia!" koreksi Riwon sengit.

Kyujin tak memperdulikannya, dan kembali menghadap Donghyeon."Donghyeon, sebaiknya kau segera pergi dari sini! Disini berbahaya, dan gadis ini juga berbahaya untukmu!"

"Apa?" Donghyeon menggelengkan kepalanya."Tidak, Riwon adalah temanku dan kenapa juga sekarang aku bisa dalam bahaya?"

"Itu karena—"

"Karena kau dan teman demigod-mu kan?"

Kyujin menggeram marah pada Riwon, ia menatap gadis itu jengah."Bisakah kau tidak—bicara lagi?! Kau tidak akan paham!"

"Aku paham! Aku dan Donghyeon dalam bahaya karenamu!"

"Hei, bisakah kalian katakan padaku kenapa jadi berbahaya dan apa yang berbahaya disini? Karena jika begitu, aku mau meminta pamanku untuk pergi dari sini."

"Ide bagus!" seru Kyujin, dia baru saja akan menarik tangan Donghyeon tapi Riwon menghentikannya.

Ia berdiri di depan mereka, dengan bayangan Hydra berkepala sembilan yang menyelimuti seluruh tubuhnya.

"Dasar Hermes," desis Riwon.

Ia melipat kedua tangannya di dada,"Sebaiknya cepat katakan apa mau mu, kalau tidak, aku tidak akan keberatan melawanmu disini keturunan Hermes." ancamnya.

Kyujin terlihat kebingungan dan ketar-ketir. Ia pun menghela nafas dan melepaskan genggamannya pada lengan Donghyeon.

"Baiklah, pertama biar ku katakan jika ya—aku memang menjebak kalian. Saat ini, ada seorang demigod gila yang mengawasi para demigod diluar sana untuk diburunya. Emm," Kyujin berdeham guna menghilangkan kegugupannya.

"Dan salah satunya adalah aku. Jika saja, aku tidak mau membantunya melakukan ini, maka dia juga akan membunuhku."

Donghyeon reflek menutup mulutnya.

"Demigod punya semacam camp kan? Kenapa tidak mencari perlindungan disana?" tanya Riwon.

Kyujin menghela nafas berat dan menggelengkan kepalanya."Camp itu menghilang, kemungkinan besar disembunyikan oleh Dionysius karena hal ini juga. Demigod itu sedang mengincar para demigod yang ada di camp juga, tapi sampai sekarang dia masih mencari sama sepertiku." jelasnya.

"Lalu dia menemukanmu, Donghyeon. Awalnya dia mengira jika kau adalah keturunan Poseidon, tapi kemudian dia sadar jika kau adalah keturunan—"

"Keto?" Riwon menyela, tapi Kyujin menggelengkan kepalanya. Riwon menghela nafas lega.

"Bukan, Donghyeon adalah keturunan Forkis, dan karena itulah dia juga menganggapmu sebagai salah satu ancamannya." Kyujin menepuk pundak Donghyeon, ia bercerita dengan terburu-buru.

"Aku mengatakan semua ini karena aku juga akan bersembunyi, aku akan berhenti membantunya untuk melenyapkan lebih banyak demigod lain, juga karena kau adalah temanku Donghyeon."

Mendengar hal itu, Donghyeon sedikit tersentuh.

"Terkadang, aku tidak menganggapmu teman karena kau aneh." balas Donghyeon tak enak.

Kyujin reflek mencebik, sedangkan  Riwon hampir tertawa.

"Oh iya, kau harus berhati-hati jika bertemu dengannya! Dia punya benda aneh yang bisa mengendalikan monster mana pun, bahkan Siren. Dia juga bisa memanipulasi isi lautan." tukas Kyujin.

Riwon menjentikkan jarinya."Biar kutebak, dia adalah keturunan Poseidon kan?"

Dan Kyujin mengangguk dengan antusias.

"Dia gila, obsesinya untuk menjadi dewa benar-benar gila."

"Bukannya dia sudah menjadi setengah dewa? Demigod artinya setengah dewa kan?"

Riwon dan Kyujin mengangguki pertanyaan Donghyeon. Tapi kemudian Kyujin kembali bicara.

"Dia ingin menguasai seluruh dunia ditangannya, dan dia ingin menjadi dewa yang akan dipuja oleh semua orang. Usahanya dimulai dengan mencari Titan, mengumpulkan monster, dan memburu para demigod lain. Intinya dia gila, dan makanya kuperingatkan sebaiknya kalian harus menghindar darinya." tambah Kyujin, lagi.

"Bagaimana kami tau dia ada disekitar kami atau tidak?"

"Hmm, pertanyaan yang bagus," gumam Kyujin.

"Begini, aku akan beritahu saja pada kalian seperti apa dia. Dia tinggi, tampan, dan terlihat ramah kemana pun perginya. Dan wanginya sangat...emh, seperti sesuatu yang dingin atau sejuk? Atau apapun diantara itu. Dia—"

"Akan lebih baik kalau kau punya fotonya," Donghyeon memotong. "Tidak, tidak. Aku tidak punya." jawab Kyujin menggelengkan kepalanya.

"Kalau begitu beri kami nama," ujar Riwon.

Kyujin terdiam, ia melirik ke sekitar dan meminta Donghyeon serta Riwon untuk mendekat padanya.

"So Junghwan."


༆ ꪊꪀᦔꫀ𝘳 𝓽ꫝꫀ 𝘴ꫀꪖ༄

Under The Sea[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang