ʎ ʇ ɹ ᴉ ɥ ʇ

12 6 0
                                    


Saat Riwon menerima belati itu. Perasaan aneh menjalar di hatinya.

Jangan, jangan lakukan ini...

Kau bisa kehilangan Donghyeon...

Ia menatap Echidna dan belati itu secara bergantian. Ada keraguan yang menyelimutinya.

Tapi jika aku tidak melakukannya, aku akan benar-benar kehilangan Donghyeon..

"Aku mengetahui keraguan itu," Echidna nampak mengiba,"Tapi jika tidak sekarang, kapan lagi? Kau tidak akan beruntung dengan mendapatkan kesempatan kedua di waktu yang tepat, anakku."

"Yang ada pada akhirnya hanya penyesalan. Kau akan kehilangan segala hal yang berharga untukmu selama ini, sayang.."

"...Apa..kau mau itu terjadi?"

Riwon menggelengkan kepalanya kuat.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanyanya setelah memantapkan hati.

Echidna tersenyum simpul, kemudian menunjuk ke tengah-tengah danau.

Wanita ular itu mengarahkan Riwon untuk berdiri disana setelah menyuruh gadis itu melepas semua barang bawaannya.

"Tusuk jantungmu dengan belati itu, dan ikutilah mantra yang akan aku beritahu padamu disaat kau berada dalam keadaan sekarat. Kau harus memastikan jika jantungmu benar-benar rusak dan kau harus mati." jelas Echidna.

Riwon menelan ludahnya sendiri.

Sementara ditempatnya, Donghyeon sudah merasa tidak karuan, perasaannya sangat aneh. Sejak kemarin, ia terus-menerus merasa resah.

Donghyeon khawatir pada kondisi Riwon.

"Donghyeon, apa yang kau tunggu? Ayo cepat!"

"Ah, tunggu sebentar! Pedangku tertinggal," Donghyeon pun masuk kembali ke pondoknya.

Riwon sudah berdiri di tempatnya, ia menghembuskan nafas dalam dan meyakinkan dirinya sendiri untuk melakukan hal ini.

"Jika tidak sekarang, maka tidak akan ada nanti.." gumamnya.

Echidna tersenyum lagi. Ia melakukan sesuatu pada sekeliling Riwon. Membentuk sesuatu seperti persegi disekitar gadis itu.

"Ritual akan segera dimulai, Kim Riwon... lakukanlah sekarang."

Membunuh diri sendiri? Tidak pernah terbayang oleh Riwon akan terjadi pada dirinya. Ia menatap lamat belati di tangannya dan lagi-lagi menghembuskan nafas dalam.

"Ini untuk Donghyeon, ayah dan seluruh umat manusia...juga para monster.."

Gadis itu benar-benar menancapkan belati sepanjang tiga puluh meter itu ke arah jantungnya.

Rasa sakit tak terelakkan, air mata Riwon menetes saat menyadari seluruh tubuhnya sontak tak bertenaga.

Dia tidak tahu...jika di tempat Donghyeon berada kini, pemuda itu juga kesakitan. Donghyeon mengerang perlahan dan menyentuh bagian dimana jantungnya berada.

Pemuda itu menatap telapak tangannya. Ia pikir, sesuatu merembes dari bajunya. Namun tak ada apapun disana.

Dan tiba-tiba saja, Donghyeon meneteskan air mata. Hatinya terasa sakit hingga ia menangis tersedu-sedu.

"Kenapa Donghyeon??"

Orang-orang disekitar Donghyeon terkejut, panik bukan main. Tapi Donghyeon tidak bisa membalas selain ikut bergumam 'kenapa' juga berkali-kali.


























Under The Sea[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang