ǝ ǝ ɹ ɥ ʇ

46 11 0
                                    

"Ada yang aneh dengan lautnya." ceplos Donghyeon.

Riwon yang tengah berenang, menoleh padanya."Aku tau." balas gadis itu.

Ia menepi dan naik ke daratan lalu duduk diatas rerumputan. Seketika, pakaian yang ia kenakan kering.

Donghyeon pun menoleh padanya."Kau tau apa penyebabnya?"

Riwon balas menoleh."Kau ingin mencari tau?"

"Aku sekolah besok." Donghyeon mencebik.

"Siapa yang mengajakmu pergi besok? Maksudku adalah sekarang." tukas Riwon.

Ia kembali masuk ke dalam air. Sepersekian detik, makhluk raksasa muncul. Tidak terlalu besar, tapi juga tidak bisa dibilang kecil.

Rupanya seperti ular, dengan dua kepala dari satu tubuh. Warnanya putih keabuan, dengan sisik-sisik yang mengkilap tertimpa cahaya bulan.

Saat kedua kepalanya terangkat, air danau berjatuhan ke bawahnya menciptakan kilauan indah disekitar.

Makhluk ini dinamakan Hydra. Yang katanya mampu memunculkan kepala baru setiap kali satu kepalanya dipenggal. Dalam satu kali penggal, bisa keluar dua kepala.

Dan Hydra itu adalah Riwon.

Kepalanya tertunduk pada Donghyeon yang memundurkan langkah.

"Ayo naik." ujar Riwon dengan suara yang menggema dan sedikit berat, meski tak mengubah ciri khasnya suara aslinya.

"Baiklah?"

Donghyeon pun berusaha naik ke salah satu kepala Riwon, dengan sedikit susah payah. Kulitnya agak sedikit licin, sehingga Donghyeon selalu hampir tergelincir.

"Riwon, apa danau ini benar-benar terhubung langsung ke arah lautan?" tanya Donghyeon.

"Ya, aku selalu melalui danau ini jika ingin langsung sampai ke gua diujung pulau, dimana rumahku berada." jelas Riwon.

Donghyeon jadi bersemangat mendengarnya."Apa aku boleh pergi ke tempatmu tinggal?!" tanyanya penuh harap.

Tapi salah satu kepala Riwon menggeleng. Hanya kepala yang dinaiki Donghyeon saja yang berbicara.

"Tidak. Disana penuh dengan Hydra."

Donghyeon mencebik dan melesu."Pasti akan sangat keren kalau aku bisa bertemu kawanan Hydra."

"Pasti mereka tidak akan kenyang kalau hanya menjadikanmu sebagai mangsa."

"Mereka bisa saja keluar gua, dan mencari manusia lain untuk dijadikan makanan." Riwon menjawab dengan nada sarkas.

Tapi ini membuat Donghyeon tertawa. Ia menunduk dan menatap sebelah mata besar Riwon, yang juga menatapnya.

"Kau tidak akan membiarkan mereka."

"Sayangnya, kau salah."

"Tidak, aku benar."

"Tidak. Aku tidak mungkin memusuhi bangsaku sendiri cuma karena kamu, Donghyeon."

"Tapi aku sudah membohongi banyak orang untuk menyembunyikanmu." Riwon tidak menjawab.

Membuat Donghyeon tersenyum penuh kemenangan."Kau sendiri yang bilang, nyawa dibayar nyawa. Jadi, kalau ada yang berusaha menyerangku maka kau akan maju dan menghancurkan siapapun itu dengan nafas beracunmu!!" serunya heboh.

"Tidak, aku tidak punya nafas beracun."

"Lalu? Bagaimana kau akan mengalahkan musuhmu?"

"Aku tidak punya musuh, Donghyeon."

Under The Sea[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang