ʇ ɥ ƃ ᴉ ǝ ʎ ʇ u ǝ ʍ ʇ

11 4 0
                                    

Special part : Donghyeon's POV


"Hai, kau Lee Donghyeon yang baru datang beberapa hari yang lalu itu kan?"

Seseorang tiba-tiba saja menyapaku saat aku keluar dari pondok kecilku. Aku menggaruk tengkukku, sedikit merasa canggung.

"Iya itu aku."

Aku memandang lelaki ini dari atas ke bawah. Ia sudah rapi sepagi ini untuk berlatih. Sementara aku baru saja selesai sarapan dan mandi. Aku bahkan masih pakai kaus rumahan dan celana pendek selutut.

Aku ingin mencari Riwon lebih dulu.

"Hai, salam kenal. Kau ini anak baru, tapi tak mau bergabung ya? Kau demigod kan?" tiba-tiba, ia merangkulku dengan sok akrab.

"Sudah sarapan belum?" aku mengangguk saja.

"Ah, aku baru saja mau mengajakmu. Hei, mau ikut aku tidak? Kita temui teman-teman yang lain. Mereka juga penasaran denganmu."

Tanpa menunggu jawabanku, lelaki ini menyeretku pergi dari pondok.

"Ngomong-ngomong, namaku Niki. Aku adalah keturunan Apollo." ia menjulurkan jabatan tangan yang langsung kubalas.

"Oh iya, kau keturunan siapa?" tanyanya sedikit berbisik. Ia kemudian menyuruhku untuk sedikit menunduk."Aku tidak tau kenapa, tapi semua penjaga memperhatikan kita."

Aku ikut celingukan sepertinya tapi yang kudapati hanya wajah biasa.

"Mereka tidak melakukan itu, kurasa." bantahku pelan.

"Hmm, sebenarnya aura mereka memang sedikit mengintimidasi sih. Oh iya, biasanya kau dengan si gadis berambut panjang merah muda itu kan? Kemana dia? Bisa kau kenalkan padaku? Dia sangat manis, apa dia demigod juga?"

Pemuda ini sangat cerewet. Aku sebal tapi aku tidak mau bersikap buruk dan berakhir ditendang dari sini.

Perlahan-lahan aku melepaskan rangkulannya,"Aku keturunan Phorcys dan gadis itu bukan demigod, dia demimonster." jawabku risih.

Si Niki ini menutup mulutnya tak percaya."Kau—mengendalikan demimonster?! Oh itu tidak aneh, kau adalah keturunan Phorcys, dewa bahaya laut dalam! Wah keren, apa dia—"

"Tidak-tidak, dia buka dikendalikan—Riwon, maksudku gadis itu berteman denganku, aku tidak mengendalikannya." tukasku membenarkan kesalahpahamannya.

Aku celingukan lagi, mencari-cari dimana keberadaan Riwon. Aku benar-benar tidak tahan bersama demigod cerewet yang satu ini.

"Kalian berteman?! Gila! Keren sekali! Kau harus mengajarkan aku juga bagaimana—"

Aku melangkah lebih cepat saat mataku menangkap presensi Riwon, tak peduli lagi pada Niki.

Tapi, gadis itu dengan terburu-buru melangkah pergi. Aku tak sempat mengejarnya karena Niki kembali menghadangku.

Aku menghembuskan nafas pelan."Kemana kau mau pergi tanpa mengatakan apapun padaku?" bisikku lirih.

Niki didepanku menelengkan kepalanya bingung,"Siapa Donghyeon? Dan kenapa kau bersedih begitu? Hei, aku kan akan mengajakmu pergi ke kantin. Ayo."

Aku mengangguk lesu dan melangkah mengikuti Niki. Tapi kemudian, tuan Louis lewat di depan kami membuatku sontak memanggil dan menghadang jalannya.

"Ya! Lee Donghyeon!!" Niki memekik panik.

Mungkin menurutnya, ide yang buruk menghentikan dan menghadang seorang direktur kemah. Tapi aku dan tuan Louis sudah saling mengenal.

Tuan Louis menatapku dengan sebelah alis terangkat.

"Riwon, dia pergi kemana? Kenapa tidak memberitahuku?" tanyaku secepatnya, aku tahu dia tidak memiliki banyak waktu untuk hal-hal seperti ini.

Under The Sea[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang