ǝ ǝ ɹ ɥ ʇ ʎ ʇ ɹ ᴉ ɥ ʇ

9 5 0
                                    

Minotaur di depan Donghyeon mengamuk lebih keras. Ia balas mendekati Donghyeon dengan cepat, hendak melayangkan serangan lain.

Tapi Donghyeon dengan tangkas menghindarinya, membuatnya lagi-lagi berada tepat di belakang monster tersebut. Donghyeon kembali mengangkat pedangnya.

Namun belum sampai bilahnya berhasil menyayat tubuh Minotaur, monster itu terlebih dulu berbalik dan berhasil menahan serangan Donghyeon dengan kapaknya.

TRANG!

Dua benda berbahan perak dan logam beradu, menciptakan suara yang cukup membuat telinga ngilu.

Donghyeon mundur beberapa langkah karena belum bisa mengimbangi kekuatan Minotaur meski hanya dengan satu lengan. Pemuda itu meringis mempertahankan posisinya.

"Donghyeon! Jangan sampai lengah!" Donghyeon yang semula menutup matanya erat, membelalak.

"Donghyeon! Kita harus berjuang sampai akhir!"

"Ayo pertahankan camp!!"

Mendengar teriakan-teriakan dari suara-suara yang dikenalnya membuat Donghyeon merasa sedikit—lega.

Ada Louis, Ni-ki, Ayden dan yang lainnya. Mereka semua akan berjuang bersamanya, maka dari itu hari ini semuanya tidak boleh kalah. Apalagi Donghyeon.

Donghyeon pun menatap Minotaur itu dengan tajam. Sebuah kalimat terlintas dibenaknya,
'Mereka tidak lebih kuat dariku'
hingga membuat Donghyeon merasa memiliki banyak kekuatan.

Ia mendorong kedua tangannya dan menyentak kapak yang ia tahan dengan pedangnya, kapak itu terlempar dari tangan Minotaur tadi. Minotaur itu menggeram dan hendak menyerang Donghyeon menggunakan tangan kosong.

Namun baru beberapa jengkal memulai langkah, Leeseo melompat dan mencoba menyerangnya. Gadis itu terlihat lebih baik dan tidak takut lagi.

Aneh, bagaimana bisa? Entahlah, Donghyeon sendiri tak tahu.

Donghyeon pun segera mengikuti Leeseo, mereka berdua menyudutkan Minotaur yang hanya bisa menghindar dari serangan dua pedang secara bertubi-tubi.

Minotaur itu memiliki kulit yang lumayan keras, pedang Leeseo tidak pernah bisa melukainya. Tapi berbeda dengan pedang Donghyeon yang semakin bersinar setiap kali menyentuh kulit Minotaur seolah terasah dan bilahnya semakin tajam.

Darah monster itu bertaburan bak berlian di atas bilah pedang Donghyeon. Berkilauan dan membuat setiap mata yang memandang merasakan kengerian yang aneh. Termasuk Donghyeon dan Leeseo sendiri.

"Leeseo mundur!!" ujar Donghyeon memperingatkan.

Leeseo sesegera mungkin berlari mundur menjauhi Donghyeon yang sibuk menyerang Minotaur tadi. Monster itu kewalahan dan sudah terlihat pasrah.

Sebuah sayatan lebar di bahu dan dadanya mengakhiri perlawanan makhluk itu. Ia terjatuh setelah menggeram lemah dan mata yang mengeluarkan darah.

Donghyeon sejujurnya iba dengan keadaan Minotaur ini. Namun, dia tidak bisa berhenti menyerang. Pedangnya seolah ingin sekali membunuh sosok tak berdaya di depannya.

"Donghyeon," suara Louis di belakang sana menginterupsi,"Cukup!"

Tapi apa yang Donghyeon lakukan? Dia tidak mendengarkan. Donghyeon berakhir menikam perut Minotaur bahkan memenggal kepalanya meski monster tersebut sudah meregang nyawa.

"DONGHYEON! APA YANG KAU LAKUKAN?!" teriak Louis marah sebab pemuda itu tak mendengarkannya.

Di tengah hiruk-pikuk orang-orang yang saling menyerang satu sama lain, suara gemetar Donghyeon tak terdengar jelas oleh Louis.

Under The Sea[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang