ǝ ʌ ᴉ ɟ ʎ ʇ u ǝ ʍ ʇ

10 7 2
                                    

Perjalanan yang singkat itu terasa panjang. Namun sayangnya, Donghyeon sama sekali tidak menikmatinya.

Pemuda itu jatuh dengan cara yang menyedihkan, dimana kepalanya terlebih dulu menyentuh tanah sesaat setelah Harpi bernama Eunchae itu mendarat.

Burung mitologi tersebut lantas kembali terbang menjauh saat sudah melakukan tugasnya.

"Donghyeon," panggil Riwon lalu tertawa pelan mendapati wajah Donghyeon yang berubah agak kehijauan.

"Aku....mau....muntah...."

"Pendaratan yang buruk ya, Lee Donghyeon?" Louis ikut tertawa lalu menyuruh Donghyeon bangkit.

Donghyeon berdiri dibantu Riwon, gadis itu menyangga sebagian bobot tubuhnya.

Mereka kini menatap sebuah gerbang tua yang dikelilingi oleh ilalang-ilalang tinggi.

Pemandangan dibalik gerbang itu hanyalah hutan biasa. Persis seperti yang ada disekitarnya.

Tapi saat lengan Louis terangkat ke arah gerbang tersebut, Tangannya justru masuk ke dalamnya dan bukan ke arah pemandangan itu.

Donghyeon yang merasa yakin jika kesadarannya masih mengudara, mengucek pelan matanya.

"Apa itu...Riwon?" tanyanya aneh. Riwon menggelengkan kepalanya."Kau masih belum sadar, sudahlah diam saja."

Donghyeon menipiskan bibir dan mengangguk kecil.

Louis berbalik pada mereka,"Riwon, berpegangan padaku dan pegang tangan Donghyeon juga." titahnya.

Riwon mengangguk dan mengikuti perkataan Louis. Dengan perlahan, Louis membawa mereka masuk lebih dalam pada gerbang palsu itu.

Atau sebut saja portal.

Memasuki portal dan dalam sekejap mata berada di keramaian orang-orang—dengan rupa yang banyak diantaranya tak lazim—membuat Donghyeon terkejut dan reflek memekik keras.

Louis dan Riwon berbalik terkejut.

"Me-mereka...!" ia menunjuk para penghuni disana dengan telunjuk yang gemetaran.

"Sejujurnya, seperti itulah bentuk asli para demimonster, Donghyeon." Riwon berdeham pelan.

Ia menunjuk pada kaki-kakinya yang perlahan berubah menjadi ekor.

Tapi melihat wajah Donghyeon semakin ketakutan membuat Riwon cepat-cepat mengembalikan kakinya seperti semula.

Louis kembali mengajak mereka melangkah.

"Tenang saja Donghyeon, mereka hanya tinggal disini—justru kaulah pendatang baru yang seharusnya mereka takuti." tukas Louis.

Donghyeon menggeleng tak terima sembari memeluk erat ranselnya."Kan disini aku calon pahlawannya."

"Oh iya ngomong-ngomong soal pahlawan," Louis menoleh ke belakang dan menatap Riwon serta Donghyeon.

"Sepertinya kalian sudah menemukan senjata itu ya?"

Donghyeon sontak menoleh ke arah pinggangnya. Sebuah sarung pedang lengkap dengan pedangnya, tergantung pada ikat pinggang miliknya.

"Ya, agak sedikit sulit tapi Donghyeon berhasil." timpal Riwon.

Donghyeon tersenyum dengan bangga.

"Kemana kita akan pergi sekarang?" tanya pemuda itu, mendekatkan diri pada Riwon.

Louis menatap mereka sekali lagi sebelum kembali berjalan dan menjawab,"Kemah burung hantu."


༆ ꪊꪀᦔꫀ𝘳 𝓽ꫝꫀ 𝘴ꫀꪖ༄

Under The Sea[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang