ǝ u ᴉ u ʎ ʇ u ǝ ʍ ʇ

12 7 0
                                    

Riwon berhasil sampai dengan selamat ke tempat tujuannya, daratan Eropa. Gadis itu merayap di atas pasir putih yang indah berkilauan, bernafas dengan terengah-engah.

Lalu berbaring begitu saja. Ia kepayahan, berenang tanpa istirahat melewati lautan yang luas selama hampir lima hari empat malam.

Jiwanya terasa di ubun-ubun."Hades-ssi.... jemput saja jiwaku saat ini.." gumamnya putus asa.

Dari dunia bawah, Hades menatapnya aneh.

Demimonster gila.

Tapi kemudian Riwon menepuk bibirnya sendiri. Ia menggeleng penuh urgensi.

"Ah, Dewa Hades! Jangan dengarkan kata-kataku yang tadi! Aku sudah susah payah sampai sini, mana mungkin aku memilih kematian!"

Riwon buru-buru bangkit dan berjalan kembali ke dalam hutan rimbun yang ada didepan matanya.

Gadis itu berdecak kagum melihat pemandangan alam. Saat melihat GPS yang ia bawa, Ia sadar jika sudah mendarat di tempat yang tepat.

"Bagus, aku di Athena." gumamnya senang.

Gadis itu terus berjalan melalui hutan-hutan, melewati semak belukar dan sebisanya menghindari jalanan ramai.

Hingga sampai ke halte bus yang sepi. Riwon duduk dengan nyaman, menunggu sebuah bus muncul. Saat bus dengan nomor 1225 berhenti tepat di hadapannya, Riwon tersenyum.

"Hai, apa kabar?"

"Buruan, aku gak punya banyak waktu untuk mengantarmu ke Argos!"

Riwon mendengus, padahal niatnya hanya ingin menyapa teman lama. Siapa? Perkenalkan, Aspidokhelon, setengah manusia, setengahnya lagi adalah seekor monster kura-kura raksasa yang dulu sering bepergian bersama Riwon.

Lebih tepatnya, Riwon menumpang padanya.

"Dari dulu kau selalu saja ngerepotin!" gerutunya.

Riwon jadi sinis,"Hih, ada apa dengan bahasa barumu itu? Terdengar aneh dan tak cocok untukmu."

"Buruan Kim Riwon!"

Riwon segera naik ke dalam bus, lalu bus itu melaju cepat melalui jalanan yang lenggang. Biasanya, di kota bus ugal-ugalan seperti ini akan langsung kena tilang.

Tapi ya—sesuka temannya Riwon sajalah—toh, mereka tidak melalui jalanan perkotaan.

Dalam sekejap, mereka sampai di Argos. Bus itu berhenti di sisi hutan gelap yang ada di pinggiran kota. Siapa yang sangka, jika dibalik hutan itu ada sebuah pemandangan indah dari Lerna.

Indah—juga mematikan.

"Ya, walau kau buruk dalam menyetir, setidaknya kau membawaku sampai ke sini dengan selamat." ucap Riwon.

Ia menoleh pada sang supir bus yang diam sambil memegang kemudinya dengan erat."Terima kasih, Jake."

"Jangan panggil aku seperti itu," Jake menatapnya datar."Kau dulu sering memanggilku Jaeyoon."

"Hehe." Riwon tersenyum lebar.

"Apa kau serius dengan semua ini? Maksudku, apa ini akan berhasil?"

"Aku yakin. Kau tau, hanya ayah satu-satunya Hydra yang bisa kupercaya selama ini. Aku tidak pernah meragukannya."

Jake terdiam dan menghembuskan nafas dalam."Kalau begitu, semoga kau berhasil, Riwon-ssi."

"Doa ku... menyertaimu."

Riwon jadi tertawa setelah turun dari bus dan menatap Jake konyol,"Tunggu, kupikir kau tidak pernah berharap pada dewa?"

"Memang tidak!" balas Jake disertai dengusan,"Aku berdoa buat Yesus."

Under The Sea[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang