o ʍ ʇ ʎ ʇ u ǝ ʍ ʇ

16 7 3
                                    

"Lee Donghyeon!"

Ayah Donghyeon berteriak murka. Wajahnya memerah menahan amarah.

Sementara Donghyeon menatapnya sendu.

"Ayah tidak bisa seperti ini terus—sampai kapanpun. Ramalan itu akan tetap terjadi, dan semua hasil antara baik dan buruknya tergantung dengan tindakan yang kita—yang aku ambil." cetus Donghyeon serius.

Tapi tangannya gemetar, begitu pula suaranya. Riwon akhirnya tetap menggenggam erat lengan pemuda itu.

"Sayang..." ibu Donghyeon mengusap lengan ayahnya dan menggeleng dengan air mata yang berderaian."Donghyeon benar, anak kita benar."

"Selain sudah remaja, Donghyeon juga sudah memahami tujuan dari hidupnya."

Wanita itu terus meneteskan air mata meski ingin berhenti,"Dan apakah kita akan terus menghalanginya? Lalu bagaimana cara kita menanggung seluruh kehancuran dunia ketika hal terburuk terjadi? Tidak, masalahnya kita tidak bisa menahannya." gelengnya lagi.

Sin-ah memias saat melihat tatapan Louis yang menyatakan persetujuan.

"Siap atau tidak, diizinkan atau tidak, Donghyeon akan tetap pergi ke medan pertempuran." pungkas Louis.

"Tapi dia tak akan sendiri kan?" tanya Riwon cepat.

Louis menggelengkan kepalanya."Menurut ramalan, mereka akan bertemu dengan kondisi satu lawan satu. Dengan senjata yang memiliki makna dari dua permukaan yang sama—lautan—mereka akan berhadapan demi menunjukkan siapa yang akan menang. Pedang perak atau trisula emas."

"Hanya sampai sana, ramalannya sudah berhenti. Bahkan para keturunan Athena berhenti untuk meramal karena kalimat yang tidak lagi muncul dibuku mereka."

Louis memijat keningnya perlahan.

"Ah, ini membuatku pusing." keluh pemuda itu.

"Bagaimana bisa aku percaya pada kalian lagi?" tiba-tiba, ayah Donghyeon melemparkan pertanyaan.

Ia mengepalkan tangannya yang dibalut oleh genggaman lembut istrinya.

Mata wanita itu berkaca-kaca, menatapnya dengan kepala menggeleng.

Tapi nampaknya, Lee Ahyeon sedang tak ingin menghentikan mulutnya untuk terus bicara.

"Bagaimana bisa aku percaya, setelah bertahun-tahun yang lalu ditipu oleh monster yang sama!?!" tanya Ahyeon, memekik keras.

Ia menatap Riwon dengan tajam.

"Gadis itu—dia berjanji akan selalu melindungi kami, keberadaan kami dan Donghyeon—tapi dia mengingkari janjinya sendiri dan bahkan menukar informasi tentang keberadaan kami dengan monster raksasa bernama Cyclop! Dia tidak pernah datang lagi—itu bagus, karena jika dia datang aku tidak segan membunuhnya." tutur Ahyeon sarkas.

Louis menatapnya, terkekeh lalu mengubah pandangannya jadi lebih tajam.

Ia bangkit dari duduknya,"Dia bukan Hydra—dia adalah Loch Ness." pria itu berdesis.

"Dan kau bahkan tidak tau apa yang terjadi padanya saat itu."

"Aku yakin, dia menderita karena ulahnya sendiri. Dia pikir akan bahagia dengan emas—"

"Dia sekarat!"

Ibu Donghyeon menutup mulutnya tak percaya.

"Yang kalian bicarakan...Myung Hyunseo, kan? Dia...sahabatku..."

Riwon yang lama terdiam juga ikut berbicara. Suaranya pun bergetar.

Wanita yang merupakan demimonster sepertinya itu, adalah temannya.

Under The Sea[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang