x ᴉ s ʎ ʇ u ǝ ʍ ʇ

11 4 0
                                    

"Lee Donghyeon bangun!" Riwon berteriak nyaring, membuat beberapa demigod menoleh padanya dan Donghyeon.

Sejak datang beberapa hari yang lalu, mereka selalu bersama. Bahkan Louis yang memerintahkan Riwon untuk membantu melatih Donghyeon karena dirinya sedang sibuk mengurus ini dan itu.

Diluar, Riwon memang lucu, imut dan nampak sangat feminis dengan gaun-gaun lucu.

Tapi saat ini, titel lain disematkan oleh Donghyeon dan beberapa demigod yang melihat caranya melatih pemuda itu.

Dia adalah pelatih pembunuh

Donghyeon berpikir, jika mungkin Riwon bukan hanya Hydra, tapi juga sebagian dari keturunan Ares. Kelakuannya lebih brutal bahkan.

Donghyeon dengan sekuat tenaga, namun setengah hati berusaha bangkit setelah sebelumnya kalah berduel pedang dengan Riwon.

Gadis itu tak sengaja membuat luka segaris tegak lurus pada bahunya.

Riwon sempat panik dan meminta maaf, bahkan tatapannya berubah jadi penuh rasa bersalah.

Tapi karena Donghyeon bersikeras untuk meneruskan latihannya, dia kembali ke mode galak.

"Riwon...hhh...boleh minum air dulu?" tanya Donghyeon dengan wajah pucat dan melas.

Riwon mengangguk setuju. Ia menyuruh Donghyeon. Toh, mereka belum istirahat sejak mulai berlatih beberapa jam lalu.

Tapi Donghyeon tak minum sendirian. Setelah mengambil dua botol air yang tersedia di tanah lapang itu, Donghyeon membawanya pada Riwon.

Gadis itu tak beranjak di tempat dan sibuk memperhatikan yang lain.

"Ini," Donghyeon memberikan botol itu pada Riwon. Riwon menerimanya dan tersenyum."Terima kasih."

Lihat? Dimana tadi aku bertemu dengan pelatih jahat yang sudah tak sengaja merobek bahuku?! Donghyeon membatin keras.

Keduanya duduk bersama disana.

"Salah tidak, kalau misalnya aku ingin perang ini segera terjadi?"

Celetukan Donghyeon, mengundang rasa heran dari Riwon. Gadis itu membalas,"Kenapa begitu?"

"Eumm, hanya agar semuanya cepat berakhir dan aku—kita—bisa pulang." sahut Donghyeon sambil menatap Riwon.

Keduanya terdiam dalam posisi itu.

"Lalu apa salah jika aku berharap agar perang ini tidak segera terjadi?" kini Riwon yang bertanya.

Donghyeon hendak menjawab tapi tidak jadi. Ia menipiskan bibir dan menatap Riwon semakin dalam.

"Tidak...kau benar, aku belum siap. Perang ini tak boleh terjadi dengan kondisiku yang masih newbie."

Donghyeon sadar diri. Jelas, dibanding para demigod yang sudah lebih lama—mungkin—tinggal disini, dan sudah banyak berlatih sebelum turun ke medan perang, Donghyeon pasti tak ada apa-apanya.

Riwon pun menganggukinya. Ia akui, caranya cukup keras. Tapi setidaknya, itu menyadarkan Donghyeon.

"Tidak akan ada sesuatu yang berakhir baik dengan sebuah keterburu-buruan." Riwon melemparkan pandangannya pada objek lain."Sisa waktu kita mungkin tak banyak, jadi lakukan semuanya dengan cara mengalir seperti air."

"Tidak dengan kerusuhan yang berakhir tidak menyelesaikan apa-apa. Semuanya, harus dilakukan secara perlahan dan teliti." ucap Riwon lalu bangkit dan mengulurkan tangannya pada Donghyeon.

"Karena itulah, ayo kita kembali berlatih." Gadis itu tersenyum kecil,"Dan aku akan terus ada disampingmu, entah saat ini atau saat perang itu sudah didepan mata. Aku akan menemanimu melalui semuanya."

Under The Sea[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang