ɹ n o ɟ ʎ ʇ ɹ ᴉ ɥ ʇ

8 5 0
                                    

Donghyeon tersenyum kecil mendengar perkataan Louis, berbeda dengan mereka yang justru mengeluh karena Louis kembali memaksa mereka semua untuk bekerja.

Dia bahkan punya agenda untuk pergi ke ruang kesehatan sebelum membantu pekerjaan membersihkan seluruh camp.

Namun, kepalanya mendadak pusing. Pandangan Donghyeon pun memburam, pernafasannya agak sedikit terganggu.

Tanpa sadar, Donghyeon kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Pemuda itu menjatuhkan tubuhnya yang terasa lemas, dan pingsan membuat semuanya panik seketika.

Mereka berbondong-bondong menghampiri Donghyeon yang sudah berusaha untuk dibangunkan oleh Louis. Hingga akhirnya, beberapa memutuskan untuk mengambil tandu.

Mereka juga tidak menyadari akan keberadaan seseorang yang berdiri dibalik sebuah pohon pinus raksasa tak jauh dari area dimana mereka melakukan perang kecil-kecilan tadi.

Orang itu tersenyum miring, dan bergumam,"Bagus."

Sebelum, menghilang masuk ke dalam hutan yang mengelilingi sekitar camp.

༆ ꪊꪀᦔꫀ𝘳 𝓽ꫝꫀ 𝘴ꫀꪖ༄


Riwon terkejut. Semua pita film lain satu-persatu hancur seperti pita yang ia sentuh tadi. Gadis itu pun semakin bingung dibuatnya. Riwon melihat ke sekitar dan tak ada satu pun pita film yang menayangkan adegan-adegan dengan pemuda berwajah imut itu.

Hanya tersisa pita-pita film yang berisi adegan bersama ayahnya juga Aiolos.

Tak sadar, Riwon meneteskan air matanya. Bahunya bergetar seiring dengan bertambahnya waktu pada lokasi yang tidak ia ketahui.

Gadis itu jatuh bersimpuh dan menutup wajah dengan kedua tangan. Entah mengapa, Riwon merasa sangat buruk. Semuanya tak lagi aneh-namun Riwon masih dalam kebingungan.

Apa yang sebenarnya terjadi padaku?

"Aku merasa senang untuk setiap waktu yang kita jalani bersama. Aku tau, kita hanya bisa melakukannya dengan segala batasan tapi aku tetap senang. Terima kasih sudah ada disini untukku Riwon, aku sangat bersyukur untuk pertemuan kita dan waktu-waktu yang kita jalani selama ini."

"Aku...menyukaimu-aku sangat menyukaimu."

Riwon mengangkat kepalanya, matanya bersitatap dengan manik hitam obsidian itu. Pemilik mata tersebut hanya tersenyum kecil dan lembut.

Matanya menunjukkan sebuah perasaan yang menarik Riwon pada kenyataan. Tatkala satu-satunya pita film yang tersisa yang berisi memori indah bersama pemuda imut tersebut hancur, Riwon mengingatnya.

Riwon berhasil mengeja namanya dalam hati lalu berbisik pada kekosongan,"Lee Donghyeon..."

"Kau sangat bersemangat."

Dari belakang tubuh mungil Riwon, seekor hydra raksasa muncul secara tiba-tiba. Terukir dari gelapnya suasana disana, yang berangsur-angsur berubah menjadi pemandangan indah tepian danau penuh rerumputan hijau.

Riwon berbalik sembari mengusap sisa-sisa air mata dengan punggung tangannya.

"...Hydrasius.."

"Tapi kau terlihat sangat menyedihkan, Riwon."

Gadis itu tidak menyangkalnya, bahkan dengan lesu ia mengangguki perkataan sesuatu yang menjadi bagian dari dirinya tersebut.

Hydrasius adalah hydra yang hidup sebagai bagian monster dari tubuh Riwon. Sangat jarang ada yang mengetahuinya, tetapi, prinsipnya seperti cerita-cerita Biju di film-film Jepang.

Under The Sea[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang