"Donghyeon,"
Pemuda itu menoleh pada ayahnya. Ia yang tengah memakan sarapan, berhenti dan fokus terlebih dulu pada pria paruh baya didepannya.
"Ayah akan pergi ke pantai di sebelah Utara untuk mengunjungi pamanmu, ada masalah dengan mesin kapalnya. Kau mau ikut?" tawar ayahnya.
Ayah Donghyeon meminum secangkir kopi sembari menunggu jawaban dari putranya. Hitung-hitung, mengajari bocah berbadan tinggi itu tentang hal-hal kecil seperti ini.
Hal-hal kecil yang akan berguna untuk Donghyeon dan orang-orang disekitarnya suatu hari nanti.
"Baik ayah, aku ikut!" jawab Donghyeon tanpa banyak berkomentar.
Cepat-cepat ia menyelesaikan sarapannya. Donghyeon lalu berlari ke kamarnya untuk mengganti pakaian dan mengambil topi.
"Ayo ayah, aku siap!"
Ayah Donghyeon tertawa pelan. Lelaki itu melangkah mendekati putranya dan mengelus puncak kepala Donghyeon.
"Kalau begitu ayo kita berangkat."
Keduanya berpamitan bersama-sama pada ibu Donghyeon. Mereka pun pergi keluar rumah dan berjalan cepat menuju ke arah utara.
Donghyeon menoleh ke danau, tanpa disadari ayahnya, Riwon memunculkan setengah tubuhnya dan melambaikan tangan pada Donghyeon.
Pemuda itu tersenyum kecil dan melambai juga.
"Ayo Donghyeon, lebih cepat kita berangkat, lebih cepat kita sampai!" tukas ayah Donghyeon.
Ini membuat Donghyeon terkejut dan menjadi kikuk. Dengan cepat ia menanggapi perkataan ayahnya itu.
Mereka pun mulai menghilang dari daerah sekitar rumah Donghyeon.
Perjalan ke utara memang memakan waktu yang cukup lama. Apalagi, jika ditempuh dengan hanya berjalan kaki. Seperti sepasang ayah dan anak ini.
Saat mereka berangkat pukul delapan, dan mereka pun sampai pada pukul sepuluh. Mereka berjalan menghabiskan waktu tiga jam dibawah panas yang terik. Donghyeon menjatuhkan dirinya dengan sengaja pada pasir setelah sampai tepat didepan rumah pamannya.
Ayahnya yang melihat itu tertawa."Bangunlah Donghyeon, dan lihat pemandangan laut yang indah ini." ujarnya.
Donghyeon masih menutup matanya, dan menggeleng.
"Daritadi hanya itu yang kulihat ayah, aku bosan."
"Ah iya, lagipula langitnya mendung lagi." ayah Donghyeon mengerutkan keningnya sembari menatap angkasa.
Tak lama, sosok kakaknya keluar dari sebuah rumah kecil yang terbuat dari bambu.
"Ah Yeon!"
"Kak Jinhyuk!"
Keduanya sama-sama saling mendekati, lalu pria bernama Jinhyuk itu memeluk ayah Donghyeon sebentar.
"Baru sampai heuh?" tanyanya melihat Donghyeon yang masih asik berbaring di atas pasir.
"Ya, begitu lah." jawab ayah Donghyeon, lalu menyuruh anaknya untuk segera bangun.
"Halo paman!" Donghyeon melambaikan tangannya.
Paman Jinhyuk tertawa pelan melihatnya, keponakannya yang sudah berusia lima belas tahun ini masih saja imut seperti bocah berusia lima tahun.
"Hai Hyeon! Hahaha, kau sudah semakin besar ya?" pria itu mengusak rambut Donghyeon.
Donghyeon pun ikut tertawa.
"Jadi kak, ada masalah apa lagi dengan mesin kapalmu ini?"
"Entahlah, Yeon. Mesinnya sering mendadak mati, dan itu membuatku khawatir. Aku juga pernah mengalaminya saat laut tengah pasang. Aku beruntung karena mesinnya mau menyala lagi beberapa menit kemudian." jelas paman Jinhyuk.
Ia berjalan ke arah kapal miliknya, bersama ayah Donghyeon juga Donghyeon yang mengekor dibelakang.
Pria itu memukul-mukul badan kapal sehingga tercipta bunyi keras yang bising. Namun hal itu tidak menjadi fokus Donghyeon.
Sebuah bisikan terdengar dari arah suara ombak yang berdebur tak jauh darinya.
Donghyeon menoleh pada pamannya yang sibuk berbicara entah apa dengan ayahnya. Yang pasti, mereka membicarakan tentang mesin kapal dan sebagainya.
"Paman," pamannya menoleh dan fokus pada Donghyeon. Sedangkan pemuda itu agak ragu untuk berbicara."Eumh, kalau terjadi ombak besar atau tsunami bukankah rumahmu akan dengan mudah tersapu?"
Paman dan ayah Donghyeon sama-sama tertawa mendengarnya.
"Yah, dia tidak salah." balas paman Donghyeon yang diangguki oleh ayahnya.
"Nak, sering-seringlah kemari. Dan lihat, dimana pamanmu tinggal." ayah Donghyeon merangkulnya dan menunjuk sedikit ke dalam hutan yang tidak terlalu banyak pepohonannya.
Sebuah rumah tingkat berdiri. Masih minimalis, juga terbuat dari bambu. Tapi ada sebuah motor dan mobil disana. Paman Donghyeon pun mendekat dan tersenyum sebelum bicara.
"Karena aku tinggal sendirian setelah istriku pergi, aku lebih sering menginap di gubuk kecil ini." Ia tersenyum simpul dan menepuk-nepuk kecil bilik bambu gubuknya.
"Disini nyaman, dan dulu aku serta Donghyun selalu menghabiskan waktu bersama disini."
"Siapa Donghyun?"
"Sepupumu nak, pamanmu dulu punya anak yang hanya lebih muda darimu satu tahun." ayah Donghyeon menambahkan.
"Oh, lalu kemana dia sekarang?" Donghyeon kembali bertanya, dia sangat penasaran.
Ayahnya pun memukul pelan kepalanya."Nak!" peringatnya.
Tapi paman Donghyeon tersenyum kecil, dan mengusap puncak kepalanya. Ia pun kembali bicara untuk menjawab pertanyaan tadi.
"Aku tidak tau, Donghyeon. Setelah ibunya pergi, suatu hari aku pun mendapati Donghyeon juga hilang dari rumah." pria itu menekan keningnya yang sudah terlihat berkerut disana-sini. Sepertinya ia terbawa suasana.
"Aku sudah mencari lewat surat kabar, ke polisi, membuat artikel dan semacamnya. Tapi Donghyun tidak pernah ditemukan."
Pria itu tersenyum sendu. Setelahnya ia menghela nafas."Aku hanya berharap dia baik-baik saja, meski aku tidak pernah lagi bisa menemukannya."
Baru saja akan membalas, Donghyeon dibuat diam oleh suara bisikan yang menyapa pendengarannya.
"Lee Dong...Hyeon..."
"Bahaya...lautan..."
"Menantimu...lautan..."
Donghyeon bergidik dan langsung berbalik ke arah lautan lagi. Ia sepintas melihat lautan yang menampakkan wujud raksasa mengerikan. Namun itu hanya sepintas sehingga Donghyeon tidak bisa memastikannya.
Donghyeon lalu menatap lurus pada kejauhan. Ombak besar jatuh begitu saja, sehingga air laut menyembur ke arah mereka.
Donghyeon menutupi wajahnya dengan sebelah tangan.
Ada sesuatu dibalik ombak itu. Sesuatu yang besar dan terlihat mengerikan.
"A-apa itu..?" gumam Donghyeon.
༆ ꪊꪀᦔꫀ𝘳 𝓽ꫝꫀ 𝘴ꫀꪖ༄
![](https://img.wattpad.com/cover/305263389-288-k801807.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Sea[✓]
Fantasi[ Lengkap! ] Donghyeon adalah seorang half-blood. Namun, dirinya tak tahu keturunan apa dia selain manusia. Donghyeon pun berteman dengan seorang demimonster bernama Riwon. Dari pertemanannya dengan Riwon, akhirnya Donghyeon perlahan-lahan menguak b...