u ǝ ʌ ǝ s ʎ ʇ u ǝ ʍ ʇ

12 5 0
                                    

Happy reading

Special part : Riwon's POV


Louis nampak terkejut dengan pertanyaanku barusan. Apa itu sesuatu yang tak pernah ia duga akan keluar dari mulutku?

Aku memukul mejanya, berusaha merebut atensinya kembali.

"Tidak ada, dan jangan berpikir untuk mencari caranya."

Balasannya terdengar dingin dengan pandangan datar yang menghunus langsung ke jantung.

Apa seburuk itu? Hei, aku melakukan ini untuk keselamatan Donghyeon dan umat manusia juga tahu!

"Tapi ayahku bilang ada caranya!" aku berteriak kukuh, sementara Louis menatapku dengan pandangan 'astaga anak menyebalkan ini' padahal aku bukan anaknya.

Aku menaikkan sebelah alis,"Apa?" tantangku.

Tapi Louis hanya menarik nafas dalam dan bangkit dari duduknya.

"Tapi ayahmu tak pernah menjelaskan bagaimana caranya kan? Itu artinya, ia hanya membual tentang itu. Lagipula, tak ada hal yang tidak beresiko untuk dilakukan didunia ini." ia segera meralat kata-katanya,"Maksudku, didunia kita."

"Aku yakin ada! Ayahku benar-benar tidak membual tentang itu—oh atau kau tidak mengetahuinya? Kalau tidak tau, bilang saja, jangan berusaha untuk menipuku." tukasku menyarkas.

Louis terlihat geram dan kesal disaat yang bersamaan.

"Aku tidak menipumu, memang tidak ada cara bagi kaum setengah-setengah untuk menjadi makhluk dengan keturunan murni jika tidak terlahir dari keturunan murni!" sentaknya penuh emosi.

Aku pun tak mau kalah, aku memukul kembali mejanya hingga terbelah menjadi dua.

"Lalu bagaimana dengan Hercules?!! Dia pada akhirnya menjadi dewa, padahal dia adalah seorang demigod!!" pekikku ikut kesal.

"Demigod adalah keturunan dewa—tak ada monster yang bisa me-monsterkan keturunan mereka, Riwon!"

"Apa maksudmu dengan me-monsterkan?!! Tentu saja, jawabannya adalah dewa!"

"Tapi apa dewa akan mengikuti permohonan monster?!"

Aku gelagapan.

Tidak, itu hal yang sulit. Aku bahkan masih ingat tentang cerita ayah—bagaimana salah satu pendahulu Hydra dibunuh oleh Hercules karena keganasannya.

Artinya, Dewa bahkan tidak pernah berharap kami tercipta jika saja bukan Echidna dan Typhon yang melahirkan kami ke dunia ini. Aku bersumpah, nenek dan kakek buyutku itu adalah  monster terbaik yang pernah ada.

"Jika aku melakukan sesuatu—Hercules menjadi dewa karena—"

Louis mendengus sinis, ia tersenyum miring."Maka waktumu akan habis hanya untuk mengabdi pada sekumpulan dewa yang hanya akan memberikan berkat agar kau terlahir kembali."

"Ah, sialan!" aku mengumpat. Pikiranku kacau-balau.

Aku menatap Louis dengan kelelahan,"Lalu apa yang kau lakukan disini?"

"Menerima perintah Dionysius." ia menjawab dengan malas.

Aku tersenyum getir."Dengan sekelompok satir?"

"Diganti—dengan satu satir. Yang cerewetnya minta ampun, dan sangat suka menghabiskan waktu diluar tanpa memperdulikan tugas-tugasnya yang menumpuk bak kotorannya sendiri." Louis menggeram kesal.

Kami berdua saling menatap dan menghela nafas lelah.

"Setelah kupikir-pikir, ayahku saat itu mabuk."

"Yah—orang mabuk selalu melantur tak jelas—"

Under The Sea[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang