"Hahaha." tawa mengerikan menggelegar diseluruh ruangan yang minim pencahayaan. Tangan lentik itu, menyentuh benda benda berkarat yang telah berlumuran darah. Darah yang sudah mengering menempel indah diujung pisau kecil berkarat. Sangat cantik bukan jika ada darah yang menempel dipisau. Apalagi darah manusia.
Gadis cantik yang tertawa dimalam hari, sangat indah didengar oleh siapapun suaranya yang merdu mampu membuat seorang pria paruh baya yang disekap ketakutan. Gadis cantik itu, mengambil salah satu benda kesayangannya, pisau.
"Bukankah sangat menyenangkan bermain dimalam hari?." tanya gadis itu memegang dagu pria itu dengan berjongkok. Matanya berkilat ketakutan saat bersitatap dengan mata tajam gadis didepannya.
Srek.
Akh.
"Lepaskan saya jalang sialan!." teriak marah pria itu melupakan pipinya yang sudah tersayat. Gadis cantik yang tak lain adalah Clazora Vellarine Clarisya Aveline seorang psychopath berdarah malaikat. Dia didepan umum murah senyum ketika malam digantikan dengan sifat kejam bak iblis haus darah.
"Lepas, lepas sialan!." berontaknya.
Clazora terkekeh, Dia tidak peduli pada pria didepannya yang ia pedulikan hanya satu yaitu bermain. Clazora mulai menyayat pipi pria itu hingga dalam, darah keluar membasahi pipi pria itu.
Sakit. Itulah yang pria itu rasakan sekarang.
AKKHH SAKIT SIALAN
BERHENTI ANJ-
KUMOHON BERHENTI
Clazora malah semakin semangat ketika mangsanya berteriak sangat kencang dan memohon. Dirinya mulai menusuk nusuk badan pria itu membabi buta. Darah. Darah terus mengalir bahkan menciprat kemukanya.
"Matamu jelek boleh aku mencongkel untuk direvisi ke tukang sampah keliling?." pria itu menggeleng kuat. Clazora mengganguk tersenyum menyeringai yang begitu menyeramkan dimata pria itu.
"Jawaban gelenggan adalah ya." ucap Clazora mencongkel kedua mata tersebut dengan kasar dan meremasnya kuat kuat hingga hancur berkeping-keping lalu ditusuknya pisau itu kedalam bolongan daging bekas mata. Mundur maju tarik putar hingga darah terus mengalir.
"Menangislah." pria itu diam, dia tidak bisa menangis hanya bisa menangis darah.
"Cepat." desak Clazora.
"CEPAT MENANGIS!!!." bentaknya. Tidak ada jawaban, Clazora mulai membuka paksa pakaian pria itu hingga memperlihatkan perut buncitnya.
Jlep.
Srek.
Clazora menusuk dan membuka paksa perut buncit pria itu. Tangannya masuk mengobrak abrik dengan kasar tanpa belas kasihan. Ditariknya organ organ yang berada didalam perut pria itu, ia sedikit meremas remasnya dengan gemas.
"Makan!." perintah Clazora menyodorkan isi organ pria itu didekat mulut pria didepannya.
"Cepat makan! Oh atau kau ingin ditambah saus, kecap dan boncabe agar lebih enak begitu?." ucap Clazora mengangguk angguk. Mulut pria itu terpaksa membuka, Clazora yang melihat itu memasukan semuanya tanpa tersisa.
Huek.
Huek.
Huek.
"Bukankah aku sudah membuat perutnya menjadi datar tapi kenapa dia mual mual seperti orang hamil?." monolog Clazora menggaruk belakang telinganya yang tak gatal.
Permainan masih berlanjut kini dia berganti memasukan tangannya lagi mencari cari tulang untuk dipajang dikamar khusus.
Krek.
Krek.
"Ck, tulangmu hitam." pria itu terkulai lemas, pandangannya mulai buram dan sedetik kemudian pingsan karna tak kuat mencium bau anyir dari darahnya sendiri. Tulang yang dipegang Clazora dibuang kesembarang arah, dia mulai mencari cari jantung.
"Jantungmu hitam apakah kau sering merokok?." Clazora menoleh kearah pria tersebut yang ternyata sudah mati akibat jantungnya dicopot paksa.
"Ternyata sudah mati. Baguslah jadi tidak ada beban negara, dunia, dan keluarga lagi." Clazora menghela nafas lega Dan melanjutkan permainannya hingga tubuh korban hancur karna dicincang cincang dengan sadis.
"Dek!." pangil seorang pemuda diambang pintu dan menatap Clazora ngeri. Karena, kesadisan dalam membunuh orang.
"Ya?." jawab Clazora menjilat darah korban yang menempel ditangannya dengan sensual.
"Lo mau nginep dimarkas atau pulang?." tanya seorang pemuda yang diyakini adalah abang angkat dari Clazora yang bernama Avarka Raeshaka Mazendra. Sayang banget sama adiknya walau bukan adik kandung. Avarka dipungut dan menjadi abang Clazora saat dirinya dikejar kejar rentenir. Dulunya, dia orang kaya tapi karna perusahan ayahnya bangkrut. Ayahnya meninggal akibat serangan jantung.
"Pulang." jawab singkat Clazora dan kemudian berlalu pergi kegarasi yang khusus untuk mobil. Dengan keadaan tubuh yang bersimbah darah, Clazora melajukan mobilnya dikecepatan diatas rata rata. Menyalip mobil mobil lainnya.
Mata bulat milik Clazora tiba tiba melihat tukang penjual latto-latto yang menyebrang dengan cepat bagaikan bayangan, entah ini akibat ia kekurangan tidur atau kekurangan obat tambah darah. Clazora tersentak kaget dan membanting setirnya kearah lain. Pembatas jalan.
Bruk!.
"AAAKKHH!." teriaknya dan jidatnya membentur setir mobil. Kepalanya berdarah. Asap asap mulai bermunculan, sangat banyak. Orang orang berkerumun dan ada yang memanggil ambulance meminta pertolongan.
"Uhuk... Uhuk... Apa ini? Akhirnya gue mati? YESS!." gumamnya disertai batuk darah yang keluar dari mulutnya.
"Eh tapi gue bakal ditempatin di neraka atau surga? Semoga surga entar gue nego dulu lah gampang." gumamnya lagi memegang kepalanya yang terasa sakit, pandangannya berkunang kunang. Kemudian, dirinya menutup mata.
Gelap. Tapi telingannya masih mendengar orang orang yang ingin menolongnya. Dirinya tak kuat. Badannya lemas tak bisa apa apa. Andai, andai saja saat itu ia menginap dimarkas tapi itu hanya andai.
"Maaf." satu kalimat yang sekarang diucapkannya sebelum jiwanya menghilang.
________
By:NVL.EL

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Psychopath
FantasíaSiapa yang tidak tau psychopath? Apalagi ini adalah seorang perempuan yang ramah serta murah senyum kepada semua orang tapi nyatanya dia adalah psychopath kejam nan dingin yang sesungguhnya. Dia bahkan bertransmigrasi menjadi antagonist bodoh dan ta...