Diatas ranjang UGD, melewati koridor rumah sakit.
Berlarian dibawanya ke ruang operasi.
Dokter dan perawat memasuki ruangan.
Sementara yang lain menangis di ruang tunggu.Lampu indikator itu menyala.
Dokter mulai menyayat.
Perawat memberi arahan.
Operasi telah dimulai.Si bontot bertanya kepada si sulung tentang apa yang terjadi pada ayah dan ibu.
Si sulung memeluk, tak bisa berkata-kata.
Selaksa air mata berjatuhan.
Detak hati tidak beraturan.Sejuta penyesalan muncul dihadapan.
Tentang kesempatan yang disia-siakan.
Tentang ribuan kenangan.
Apa artinya? Sudah berada di pintu adnan.Dokter keluar dari ruangan.
Mukanya muram.
Satu kata yang ditakutkan keluar.
"Maaf."Hening memenuhi telinga.
Hitam memenuhi mata.
Napas menyesakkan dada.
Tubuh rubuh tak berdaya.Si sulung menangis meronta-ronta.
Sementara si bontot bingung bertanya-bertanya.
Tidak bisa percaya.
Ditinggalkan hanya berdua.Dengan menggendong si bontot, si sulung menemui ayah ibu untuk terakhir kali.
Banyak yang ingin dikatakan.
Tapi satu yang terucap.
"Ayah... Ibu... Maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Iseng
PuisiBerisi sajak iseng yang tertuang diantara malam dan siang. Ditulis oleh sebuah tinta yang keluar dari balik jemala. Dariku sajak sederhana.