Malam ini aku pergi ke kuburanmu.
Membawa sebuah lilin beserta setangkai mawar.
Aku duduk bersila di atas tanah yang basah.
Melihat gundukan jiwa yang tertidur di depan mata.
Lara berdiri di ujung kelopak, jatuh dan terus terjatuh.
Sejenak, aku membuka mata di tengah malam yang suram.
Aku melihat dirimu.
Bersukma tanpa raga.
melayang bebas tanpa suara.Kau datang padaku dan berkata:
Selama burung masih berkicau.
Selama ikan masih menyelam.
Selama ular masih mendesis.
Dan selama anjing
masih menggonggong.Aku akan berada di sini.
Tetap di sini.
Selalu di sini.Perlahan engkau menghilang menjadi butiran cahaya.
Tercerai berai terbang dengan harapan
Seakan ditelan lautan doa.Aku beranjak seraya melipat takdir.
Berjalan teguh melewati nestapa.
Gamang gelisah sudah berakhir.
Hati terukir kata lila.
Ku buka pintu berisi dunia.Tak ada sekat yang menghantui.
Tak ada rantai yang membelenggu.
Bebas sudah bebas.
Lega sudah lega.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Iseng
PoetryBerisi sajak iseng yang tertuang diantara malam dan siang. Ditulis oleh sebuah tinta yang keluar dari balik jemala. Dariku sajak sederhana.