Aku mulai mendirikan tembok.
Guna membatasi yang membuat luka.
Kau tahu? Aku membuatnya semalaman suntuk.
Hingga aku mengorbankan jam tidurku.Kurang ajar, berani kau datang kesini?
Untuk apa dia datang?
Mendekat dan terus mendekat.
Langkahnya berhenti di tepian tembok.Melempar senyuman.
Retak sedikit.
Kenapa goyah?
Sesuai kekhawatiran ku, hancur berantakan.Sial, aku runtuh lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Iseng
PoetryBerisi sajak iseng yang tertuang diantara malam dan siang. Ditulis oleh sebuah tinta yang keluar dari balik jemala. Dariku sajak sederhana.