Sewindu Dahaga

12 1 0
                                    

Sudah lama aku berpuasa.
Dari liur mu yang memecah dahaga.
Serta erangan mu yang membuat binasa.

Sekarang aku bertanya-bertanya.
Apakah rasanya masih sama?
Menghapus riuh di kepala.
Sampai akal sehat pun mati rasa.

Jika boleh meminta.
Untuk malam ini saja.
Aku ingin mengikis rasa di bibir mu tanpa jeda.
Aku ingin menjelajah dari kepala hingga pangkal paha.
Dan aku ingin desahan menggenapkan suara kita.

Hei Nona.
Biarkan aku mencoba.
Untuk terakhir kalinya.
Agar dahaga ini tidak menghantuiku selamanya.

Sajak IsengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang