07

140 36 1
                                    

Happy Reading

Tandai Typo🌻

Hari ini adalah hari senin, hari paling menyebalkan bagi kaum pemalas seperti Gisga.

Kalo di bilang pemalas sih ya engk, tapi kalo di
suruh upacara ga tau kenapa susah banget.

"Kenapa hari senin harus ada upacara segala sih." protes Gisga pada Anisa.

Anisa memutar bola mata malas. "Namanya aja sekolah kak, jelas di wajibin upacara di setiap hari senin lah. Itu juga kan untuk mempertingati kemerdekaan kak." jawab Anisa sekaligus menjelaskan.

"Loh, bukanya hari kemerdekaan itu jatuh pada hari jumat ya? Bukan hari senin, trus kenapa upacaranya ga hari jumat aja?"

"Au ah gelap, ngomong sama kakak ga bakalan ada abisnya."

"Udah ayo kak buruan keburu telat kita upacara nya."

"Kita...?"

Anisa memutar bola mata malas lalu berjalan mendahului Gisga yang masih saja mengoceh tidak jelas.

"Ooo, dasar anak durhaka kamu Nisa"

Anisa tidak menghiraukan teriakan dari Gisga, dirinya terus berjalan menuju lapangan untuk segera berbaris dan menjalankan uapacara.

Setelah upacara selesai semua siswa, siswi berhampuran menuju jelas nya masing-masing, begitu pula dengan Gisga dan Anisa.

Sesampainya Gisga di dalam kelas, Gisga langsung mendaratkan bokongnya di kursi miliknya, lalu mengeluarkan buku novel dari tas nya.

Sangking asiknya membaca novel Gisga sampai tidak menyadari kedatangan Andra dan teman-teman Andra di kelasnya.

Andra langsung merampas novel yang tengah Gisga baca, Gisga pun terkejut akan kedatangan Andra dan teman-teman nha itu, begitu juga teman sekelasnya yang langsung mengakhiri aktivitadnya seperti mengobrol, main game, dll.

Kini semua mata fokus pada meja Gisga sambil berbisik satu sama lain.

"Gimana, berhasil engk?" tanya Andra too the point.

Gisga hanya menggeleng, pertanda dia belum berhasil.

Brakk

Andra mengebrak meja milik Gisga, semua orang terkejut termasuk Gisga yang samapai terjatuh dari tempat duduk nya. Teman sekelas Gisga pun menertawakan Gisga.

"Gua tunggu 1 bulan dari sekarang, kalo lo ga berhasil jangan harap lo masih bisa sekolah di sini." ucap Andra tepat di samping telinga Gisga.

Andra kembali mengebrak meja Gisga, karnaa Gisga tak kunjung menjawab, "Ngerti ga lo?"

"I-iya ndra, aku ngerti kok." jawab Gisga, dan Andra langsung keluar dari kelas Gisga.

setelah Andra dan temen-temsn nya itu keluar, teman sekelas Gisga kembali berbisik satu sama lain.

Ngapain lagi si itu Gisga nyari masalah mulu.

Apa lagi coba yang dia lakuin sampe si Andra marah kaya tadi?

Gara-gara dia kelas kita jadi ga aman.

Dasar anak miskin ga tau diri.

Begitulah kira-kira bisikan dari teman sekelas nya.

setelah kejadian tadi Gisga sama sekali tidak bisa fokus.

"Gisga kamu dengerin pelajaran ibu tidak?" teriak bu Siti selaku guru Matematika.

Gisga pun tersadar dari lamunan nya, "Eh, maaf bu" hanya itu yang keluar dari mulut Gisga.

"Keluar kamu dari pelajaran ibu, sekarang!"

"Tapi bu--"

"Mau kamu yang keluar apa ibu yang keluar?"

Seketika semua teman Gisga memandang Gisga tajam, seolah-olah menyuruh Gisga untuk keluar dari kelas.

"Baik bu, saya permisi bu"

🌻


"Ndok ada apa?" tanya Suyadi pada cucu kesayangan nya ini.

Gisga pun menoleh dan tersenyum manis. "Ga papa kok wo, hehe" jawab Gisga cengengesan.

"Oh iya, emang Gisga kenapa wo?" lanjut nya.

"Kok tadi mukanya di tekuk terus ada apa? Hmm, sini cerita sama pakwo" tanya Suyadi penasaran.

Gisga pun tak kunjung membuka suara, lebih tepatnya dia bingung harus memulai dari mana.

"Jadi ga mau cerita nih?" tanya Suyadi ingin memastikan.

Sebelum Gisga menjawab, Gisga mengehela nafas terlebih dahulu "Woo.... Kalo ada seseorang yang lagi jatuh cinta, dia bakalan perjuangin atau engk wo?" tanya Gisga pada Suyadi. Suyadi pun tertawa terbahak-bahak.

"Ih, Pakwo kok malah ketawa sih" marah Gisga pada kakeknya.

"Iya-iya maafin pakwo ya sayang."

"Hmm" jawab Gisga singkat.

"Jadi cucu kakek ini lagi jatuh cinta to ceritanya?" tebak Suyadi pada Gisga.

"Ih pakwo, bukan Gigsa lo wo." sanggah Gisga sambil cemberut.

"Ya kalo ada yang suka itu ya harus di perjuangin ndok, sebisa mingkin. Tapi inget jangan sampe di paksa karna semua yang di paksa engk baik nanti bukanya dia suka sama kita malah dia ilfil sama kita ndok" ucap Suyadi panjang lebar.

"Emang siapa sih yang lagi jatuh cinta?" lanjutnya sekaligus menggoda Gisga.

"Ga ada lah wo, itu kan Gisga cuman tanya, hehe." jawab Gisga cengengesan tak jelas.

"Jangan lupa ya ndok kenalin kek pakwo calon nya"

"Ih pakwo apaan pula, mana ada calon-calon. Masih sekolah harus fokus sama cita-cita dulu."

"Tapi cira-cita pakwo mau liat kamu nikah sebelum pakwo pulang ndok"

Deg

Entah kenapa perasaan Gisga menjadi tak enak kala kakeknya berbicara seperti itu, entah lah mungkin hanya perasaanya saja.

"Ih pakwo kok ngomong nya gitu, pakwo bakalan liat Gisga nikah, terus liat Gisga punya anak. Dan pakwo nanti di panggil buyut sama anak Gisga."

Suyadi hanya membalas dengan senyuman saja.

"Janji ya wo sama Gisga, janji kalo pakwo ga bakalan ninggalin Gisga sendiri di sini!"

"Iya ndok, Insyaallah."






Jangan lupa vote YGY.
Jangan lupa juga tinggalin jejak kalian di sini

GISGA | TAMAT√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang