30

70 9 0
                                    

Happy reading
Tandai typo🌻
-
-
-
-

*

**
Setelah memutuskan untuk ikut bersama dengan Tata, Gisga langsung menjalani pengobatanya.

Ya, Gisga sekarang tinggal satu rumah dengan Tata, dan sudah menjadi bagian dari keluarga Margaretha.

Gisga menjalani pengobatan secara sembunyi-sembunyi, ya Gisga masih merahasiakan penyakitnya. Bahkan Adam yang sebagai pacarnya pun tak tau tentang penyakit Gisga.

Sudah berhari-hari Gisga tak memberi kabar kepada Adam, Gisga sengaja melakukan ini. Gisga hanya ingin jika dirinya tak bisa bertahan hidup lebih lama, setidaknya Adam sudah terbiasa dengan ini.

Di lain tempat, Adam tengah menahan dirinya untuk tidak mengumpati cewe di depannya ini.

Menurut kalian ini hal wajar kan, jika seorang lelaki menolak wanita lain di saat lelaki itu sudah mempunyai wanita yang membuat dirinya selalu bersyukur atas semua yang ada?

Tapi beda lagi dengan wanita, walaupun dia tau jika lelaki itu sudah mempunyai pacar, dia tak akan menyerah sebelum dirinya mendapatkan lelaki itu. Contohnya seperti Andra ini.

(Itu sih bukan cinta tapi terlalu opsesi)

Di manapun Adam berada Andra selalu saja mencari cara supaya bisa berduaan dengan Adam.

"Lo tau nggak definisi cewe murahan?" tanya Adam kepada Andra.

Andra mengangguk, "Tau, kaya Gisga yang nggak tau malu ngerebut lo dari gue." jawab Andra dengan nada tak sukanya.

Adam terkekeh mendengar jawaban Andra, "Definisi cewe murahan itu lo, lo yang nggak tau malu. Dan mau merebut kebahagian orang lain secara terang-terangan."

Bagas yang tak sengaja mendengar ucapan Adam tertawa terbahak-bahak, "Lo  bener banget bro, seharusnya cewe itu di kejar bukanya malah ngejar, kalo modelan kek lo mah udah termasuk cewe murahan sekaligus nggak tau diri."

"Mau lo sekaya apapun, kalo lu nggak bisa ngasih kenyaman buat pasangan lo, lo bakalan kalah sama orang yang bisa ngasih kenyamanan itu. Dan seharusnya lo tau kalo Adam udah punya Gisga." lanjutnya dengan menatap Andra tak suka.

"Cih! nggak usah nyeramahin gue, gue nggak butuh ceramah dari lo." balasnya tak kalah sinis.

"Ngeladenin orang gila emang bisa berdampak buruk ya."

"Woy anjing, siapa yang lo sebut orang gila?"

Adam dan Bagas tak memperdulikan lagi, keduanya kembali berjalan di koridor sekolah yang nampak begitu sepi, dengan tangan yang di masukan kedalam kantung celana.

"Gas akhir-akhir ini kok gue nggak tenang ya, gue selalu kepikiran sama Gisga terus."

"Lo udah hubungin dia?"

"Gue udah ngebuhungin dia ribuan kali, tapi nomornya masih belum aktif. Dan gue juga udah nyari di tempat favorit dia, dia juga nggak ada disana." jelasnya dengan menghela nafas sedih.

"Ada yang nggak lo tau tentang Gisga, Dam."

Adam yang mendengar ucapan Bagas pun langsung menarik sebelah alisnya. "M-maksud lo apa?"

Bagas menghentikan langkahnya dan menatap Adam nyalang, "Lo nggak pernah nyari tau tentang kesehatan Gisga kan?"

"Sebenernya lo ini goblok apa gimana sih, Dam? Lo sebagai cowonya nggak tau kalo Gisga sakit parah?" lanjutnya yang masih menatap Adam nyalang.

"Gue nggak tau lo ngomong apa." setelahnya Adam membalikan badannya hendak melangkah, belum sempat Adam melangkah Bagas lebih dulu mengambil satu tinjuan yang langsung mendarat mulus di pipi Adam.

Adam tersungkar kelantai lantaran mendapatkan serangan dadakan dari Bagas, "Bangsat, buka mata lo, sat!" ucapnya dengan nafas tersengal, lantaran menahan diri untuk tak menghajar lelaki dihadapanya.

"Kalo lo masih kaya gini, kasih Gisga buat gue!"  ancamnya dan langsung meninggalkan Adam seorang diri.

Setelah kepergian bagas Adam kembali termenung dan kembali mengingat ucapan Bagas barusan, "Sebenernya apa yang terjadi Gis?" monolognya.

***

"Ayah Gisga takut." ucapnya yang masih terbaring lemah di bangsal rumah sakit.

"Jangan takut ya, kan ada Ayah di sini." jawabnya dengan seulas senyum perhatian.

Gisga memalingkan wajahnya, Gisga tak sanggup menatap wajah ayahnya terlalu lama. Semakin ia menatapnya semakin sakit rasanya jika pengorbanannya akan berakhir sia-sia.

"Nanti pulang dari sini kita beli boneka, mau?"

Gisga mengangguk dengan posisi yang masih memalingkan wajahnya.

"Emang mau beli boneka apa?" tanyanya yang langsung mendapatkan respon dari Gisga.

"Pengan beli boneka Doraemon, boleh?"

"Boleh kok, tapi kenapa Kok Doraemon?"

"Gisga pengen pinjem kantong ajaibnya Doraemon, Gisga pengen cepat sembuh. Gisga nggak mau lagi ngerepitin Ayah atau yang lain."

Tata tertegun mendengar penuturan putrinya itu, di saat seperti ini dirinya masih saja memikirkan orang lain. Dan mengabaikan diri sendiri, yang sedang mempertaruhkan nyawanya.

Tata hanya mampu mengulas senyum dan membelak rampung Gisga, yang perlahan-lahan habis.

Tak lama setelah itu pintu ruangan Gisga terbuka dan menampilkan sesosok suster cantik, "Permisi pak, sudah waktunya untuk kemo." ujarnya.

Sebelum masuk kedalam ruangan kemotrapi, Gisga sempat menggengam tangan Tata yang begitu erat. "Ayah Gisga sayang sama Ayah, trimakasih yah."

Entah kenapa setelah Gisga mengucapkan kalimat 'trimakasih' perasaan Tata menjadi tak karuan, Tata merasakan kalimat itu memiliki arti yang begitu dalam dan menyakitkan.

Tata segera membuang perasaan itu, dan percaya jika putrinya bisa melewari ini dengan kuat.

Satu jam setelah Gisga masuk kedalam ruangan kemo, kini akhirnya Gisga sudah kembali keruangan sebelumnya.

Gisga masih tertidur lantaran obat bius yang masih bekerja di tubuhnya, disamping itu ada Tata yang selalu stay di samping Gisga.

"Gisga, harus bertahan lebih lama lagi ya. Tunjukin kalo anak Ayah itu kuat." bisiknya dan menggengam tangan Gisga yang dingin.

Ucapan dokter Karina kembali memenuhi isi pikiranya, dengan hasil kemo yang tidak ia harapkan. "Kondisi Gisga semakin menurun, dan kemo yang kita lakukan sama sekali tidak bereaksi kepada tubuh Gisga." dokter Karina mendeja ucapanya.

"Kalo masih belum ada perubahan, anak bapak harus menjalani pengobatan di luar Negri. Disana alat medisnya sangat lengkap pak. Kemungkinan anak bapak bisa sembuh, tapi jangan lupa selalu berdoa kepada yang memberi kita hidup pak." jelasnya.

"Baik dok, trimakasih sebelumnya."

***

Udah mau end nih, kalian masih stay apa udah kabur nih gegara kelamaan up nya?









GISGA | TAMAT√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang