14

87 26 1
                                    

HAPPY READING
tandai Typo🌻

Setelah pulang dari pemakaman Gisga langsung menuju kamar pakwonya.

Gisga terus manatap seisi kamar pakwonya dengan tatapan kosong. "pakwo, katanya cuman mau tidur wo. Kok tidurnya lama banget wo?" guma nya pada diri sendiri.

"Maaf ya wo, Gisga engk ngabarin bunda sama Nisa. Gisga cuman engak mau ngerepotin keluarga bunda terus." lanjutnya.

Tingg...

Notif dari hp Gisga mengalihkan perhatianya, lalu Gisga segera mengambil Hp nya di saku celana nya.

"Adam." guman nya setelah membaca layar Hp nya.


Adam <3

Nanti jam 05.00 bisa ketemu di taman yang ga jauh dari rumah lo?

Gisga tersenyum simpul walaupun mulut Gisga tersenyum tapi hatinya masih menangis. Gisga kira Adam sudah tidak mau menemui dirinya lagi, ternyata pikiranya selama ini salah.

Iya, bisa kok Dam

Setelah membalas pesan dari Adam, Gisga langsung menyibukan dirinya dengan beberes rumah pakwonya.

Ya, hari ini Gisga akan meminta izin untuk tidak berangkat kerja. Dirinya tak akan memberi tahu kalau dirinya sedang berduka. Sebenarnya Gisga tak mendapatkan izin dari bu Karin, karna sudah hampir 1 bulan dirinya tak masuk kerja.

Setelah selesai membereskan rumah Suyadi Gisga langsung bergegas menuju cafe untuk meminta izin kepada bu Karin.

"Maaf saya harus ngomong ini ke kamu, mulai hari ini kamu saya pecat. Sudah hampir 1 bukan kamu tidak masuk kerja, dan tidak pernah meminta izin kepada saya." ucap bu karin selaku pemilik cafe.

"Jadi mulai besok kamu ga usah dateng lagi ke sini." lanjutnya.

Gisga hanya menghela nafas pasrah, dirinya memang salah karna tidak mau berkata jujur kepada bu Karin. "Iya buk engk papa, makasih karna sudah mau menerima saya kemarin." lanjutnya dan tersenyum.

Setelah dari cafe, Gisga berjalan menuju tempat yang Adam sebut tadi. Di perjalanan menuju taman Gisga melihat seorang anak perempuan dan sesosok ayahnya.

Mereka kelihatanya saling menyayangi dan saling melengkapi.

Tanpa sadar Gisga tersenyum melihat kehangatan dari keluarga itu.

"Pak, Gisga juga mau makan eskrim bareng bapak." ucapnya sangat lirih.

"Pak, Gisga tadi di pecat."

"Pak, bapak tau engk pakwo udah engk ada pak." ucapnya dengan menahan isak tangisan.

"Pak, Gisga belum pernah ngerasain cinta pertama dari bapak. Gisga mau kaya mereka pak." tak sanggup menahan air matanya, akhirnya Gisga pun menangis tanpa suara.

"Pak, Gisga capek. Kalo nanti Gisga udah engk ada bapak mau engk peluk Gisga yang terakhir kalinya? Kalo engk mau juga engak papa kok pak, Gisga sadar diri." lanjutnya dan langsung bergegas menuju taman.

Setelah sampai di taman Gisga mencari keberadaan Adam.

"Adam." panggil Gisga lembut.

GISGA | TAMAT√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang