Happy Reading
Tandai Typo🌻Pagi ini Gisga terlihat sangat kacau, kantung mata yang bengkak dan sedikit menghitam di bagian bawah mata. Baju yang Gisga kenakan sedikit kusut dan rambut yang sangat berantakan.
Andai ada orang yang melihat kondisi Gisga saat ini, pasti semua orang mengira bahwa Gisga adalah orang gila yang sedang berkeliaran.
Gisga sedang mencari toilet umum untuk dirinya membersihkan badan yang terkena tanah.
Setelah selesai membersihkan badan dan mencuci sebagian bajunya yang kotor, Gisga langsung pergi ke tempat dirinya bekerja.
Di tempat kerja belum ada yang meyadari penampilan Gisga pagi ini, semua orang sibuk dengan pekerjaanya masing-masing.
Begitu pula dengan kondisi Adam di sekolah, dasi yang tak di kenakan di tempatnya, rambut yang sedikit berantakan, tas yang hanya di tentang di tangan kanannya dan kantung mata yang agak menghitam, Dan bibi yang sedikit pucat. Persis orang yang sedang sakit.
Bagas yang melihat penampilan Adam sejak Adam turun dari mobilnya menyernyit bingung, "Hey bro, kenapa lo kok tumben banget dateng ke sekolah berantakan kaya gini?" tanyanya dan merangkul pundang Adam.
Adam hanya memandang Bagas dengan tatapan malas, dan tak berniat menjawab pertanyaan Bagas.
Semua pasang mata melihat bagai mana kacaunya Adam pagi ini, dan di sampingnya Bagas langsung merubah mimik wajahnya menjadi datar dan dingin.
Adam tak menghiraukan bisikan para kaum Hawa yang sedang membicarakan penampilannya pada pagi ini.
Walaupun Adam berpenampilan sangat kacau tapi tak dapat di pungkiri kalau Adam tetap tamvan dengan kondisi seperti ini.
Adam berpapasan dengan Andra dan circlenya, "Adam, kamu sakit?" sapanya yang sok khawatir.
Duluan dugaan Andra, Adam menjawab tanpa menoleh sedikit pun ke arah Andra, "Diem lo! Nggak usah ngangguin hidup gue."
Beberapa siswa yang mendengar jawaban Adam, seketika tertawa renyah. Entah kenapa melihat wajah Andra yang memerah menahan kesal seperti itu membuat semua orang tertawa terbahak-bahak.
"Kasian yang nggak pernah di lirik sama si Adam."
"Kasian banget, masa kalah sama si miskin. Gisga."
Anak cowo pun ikut menertawakan nasip Andra, dan Andra hanya mampu mengepalkan tanganya dan berlalu begitu saja meninggalkan circle.
Didalam kelas Bagas menghampiri meja Adam dan menepuk pundak Adam sebanyak dua kali, "Kalo ada masalah, jangan di pendem sendiri. Gunanya temen itu buat berkeluh kesan."
Mendengar tutur kata Bagas, Adam menghela nafas panjang. "Nyokap gue mau gue yang nerusin perusahaanya, sedangkan bokap gue ngancem gue buat putusin Gisga dan kalo gue masih berhubungan sama Gisga bokap gue bakalan bikin Gisga makin menderita."
Ada jeda yang cukup lama hingga Adam kembali bersuara, Gue semalem setres banget, dulu sebelum orang tua gue pisah gue udah setuju buat nerusin perusahaanya bokap gue. Waktu itu gue ngira nggak bakalan serumit ini, tapi gue salah. Nasip perusahaan orang tua gue ada di tangan gue sekarang."
Bagas yang mendengar cerita Adam pun tak bisa melakukan apapun kecuali memberi semangat serta dukungan.
"Kalo lo ngerasa terbebani nggak usah keduanya bro, jalanin yang lo suka jangan ngejalanin yang nggak lo suka." setelah selesai mengucapkan kalimat demikian, bel pertanda masuk berbunyi nyaring.
Pelajaran pertama yaitu Akuntansi, Dimana itu adalah pelajaran yang sangat menyebalkan baginya, tapi bukan berarti Adam tak suka hanya saja jawabanya terlalu banyak hanya dengan satu soal. Dan seperti sekarang contohnya.
"Soal pertama." tegas bu Diah—guru akuntansi, setelah selesai menjelaskan contoh soal Akuntansi.
"Seorang ahli bengkel berniat ingin mendirikan usaha bengkel perawatan sendiri pendiri bengkel tersebut membutuhkan infestasi dan modal sebesar Rp 550.000.000 dengan jangka waktu 2 tahun. Mekanik tersebut mempunyai keyakinan akan memperoleh omset sebesar Rp 30.000.000/bulan. Biaya operasional diperkirakan sebesar Rp 6.000.000/bulan bank syariah mengharapkan keuntungan setara 25% maka hitunglah dengan menggunakan pertihutangan revenyus shering jika.
A, Nisbah bagi hasil untuk bank dengan realisasi Rp 35.000.000
B, Nisbah bagi hasil untuk bank dengan realisasi Rp 50.000.000
C, Nisbah bagi hasil untuk bank dengan realisasi Rp 40.000.000""Yang bisa silahkan maju kedepan!"
Seketika semua murid menunduk dan berpura-pura mengerjakan di buka, padahal mah mereka hanya coret-coret buku saja biar tidak di suruh mengerjakan di depan.
Adam akhirnya memutuskan untuk mengerjakan soal yang ada di depan, dengan rasa percaya diri Adam maju ke depan.
# -Kebutuhan modal kerja : 550.000.000
-Modal usaha : 0
-Pembiayaan bank : 550.000.000
-Rencana penerimaan usaha : 30.000.000
-(Minimal) : (30.000.000 x 24 bukan) = 720.000.000
-Jangka waktu : 24 bulan
-Expetasi rare : 25%
-Experasi bagi hasil : 24/24/25% x 550.000.000 = 138.000.000
-Nisbah bank : 138.000.000 x 720.000.000 = 20%
-Nisbah nasabah : 100% - 20% = 80%# -20% x 35.000.000 x 24= 168.000.000
# -20% x 50.000.000 x 24= 240.000.000
# -20% x 40.000.000 x 24= 192.000.000
Semua murid mentap Adam tabjuk dengan mulut yang terbuka lebar, dengan sekali penjelasan sudah sefaham ini, luar biasa sekali bukan?
Bu Diah pun menatap Adam tak kalah tabjuknya, guru itu memberi tepuk tangan buat Adam, bukan seperti murid lain jika di beri tepuk tangan langsung bangga dan menyombongkan diri tapi Adam hanya membalas dengan senyum simpul dan berjalan menuju bangkunya.
"Padahal tadi gue yang mau maju, tapi malah keduluan lo." gerutu Bagas saat Adam melewati bangkunya.
Adam hanya terkekeh dan menepuk punggung Bagas sekali dan mengangkat kedua bahunya acuh.
Hal itu membuat Bagas mendengus kesal.
***
"Gisga kamu sakit?" tanya kak Riki membolak balikan tubuh Gisga.
"Kak udah aku jadi pusing nih, dari tadi badannya di bolak-balik kaya lagi goreng ikan asin aja."
Plakk!
Mbak Salsa menampar tangan Kak Riki lumayan kuat, dan kak Riki mengaduh kesakitan sambil ngedumel nggak jelas.
"Mau buat Gisga tambah sakit lagi?" bentak mbk Salsa murka.
Kak Riki menggeleng cepat, "Enggak mbak."
Helaan nafas terdengar begitu pasrah, "Jadi nggak mau cerita?"
"Emang mau cerita apa mbk? Gisga tuh baik-baik aja, cuman semalem emang kurang tidur sama biasalah sambil mewek. Nonton anime yang sad."
Keduanya mengagung-agukan kepalanya, seolah mengerti dan ber-oh ria.
Sekarang memang waktunya istirahat makanya sendari tadi mbak Salsa maupun kak Riki selalu mengamati Gisga, seolah-olah Gisga telah melakukan tindakan kriminal.
"Mbk .... Kak, kalian pernah nggak perfikir buat nyerah sama kehidupan kita?" tanya Gisga yang mampu membuat keduanya memincingkan matanya dan menatap Gisga penuh intimidasi.
"Semua orang pasti punya lika -liku kehidupannya masing-masing, ada yang berat ada juga yang ringan. Tergantung kita yang menyelesaikannya, tapi Gisga."
Mbk Salsa sengaja menjeda kalimatnya dan menatap Gisga dengan tatapan sayang, "Menyerah bukanlah pilihan yang tepat, kalo kamu ngerasa capek ya istirahat tapi jangan pernah berfikiran untuk menyerah."
Gisga hanya mengulas senyum manis, "Udah jam satu, Gisga ke belakang dulu ya mbak, kak." pamitnya lalu meninggalkan mereka dengan banyaknya pertanyannya.
Gisga selalu saja begini, jika sudah membahas persoalan seperti ini Gisga pasti akan mencari alasan untuk dirinya kabur.
***
Kalo mau tanya soal akuntansi boleh ya, siapa tau aku bisa bantu jawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
GISGA | TAMAT√
Ficção Adolescente[PROSES REVISI] Namanya Gisga Putri Lengkara, nama yang bagus bukan? Namun tidak dengan takdir kehidupan seorang gadis yang bernama Gisga tersebut, Gadis yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang sejak kecil dari kedua orang tuanya itupun harus mer...