Happy reading
Tandai typo 🌻***
"Ayah kita jangan berangkat hari ini ya, yah!" ucapnya mengungkapkan apa yang sendari tadi ingin ia ucapkapn.
"Emangnya kenapa?"
"Perasaan Gisga nggak enak Yah, Gisga takut dan nggak bisa tenang."
"Nggak papa, nggak usah takut kan ada Ayah."
"Tapi Yah ..... Iya deh." akhirnya Gisga pasrah dan tidak berkata apapun lagi.
Gisga dan Tata sudah masuk kedalam Pesawat, dan sebentar lagi akan lepas landas.
Di perjalanan menuju Singapore awalnya cuaca cerah, tapi baru setengah perjalanan tiba-tiba badai datang, sempat penumpang di buat panik tapi pesawat sudah terkendalikan.
Lima menit usai di landa badai angin dan hujan sekarang cuaca berganri menjadi badai petir, semua penumpang panik termasuk Gisga dan Tata.
"Ayah!"
"Nggak papa, kita berdoa aja. Semoga nggak terjadi apa-apa."
Baru beberapa menit terkendali, sekarang pesawat yang ditumpangi Gisga dan Tata menuju Singapore hilang kendali, dan terkena sambaran petir.
***
"Pesawat yang membawa penumpang menuju Singapore dikabarkan telah hilang kontak, akibat badai petir yang terjadi tiba-tiba." Adam yang mendengar berita itu dari berita TV pagi ini langsung berdiri kaku.
"Singapore?"
"Gisga? Nggak, nggak mungkin kan?" gumannya dan memegangi dadanya yang kian sesak.
"Pasti Gisga nggak jadi berangkat, Aku harus mastiin itu." tanpa babibu lagi Adam langsung menancap gas menuju bandara. Di perjalanan Adam mendapatkan umpatan dari pengendara lain, pasalnya Adam membawa motornya dengan kecepatan penuh.
Hal itu sama dengan Bagas, Bagas yang tak sengaja mendengar berita itu langsung pergi menuju Bandara dengan mengendarai motornya.
Keduanya sama-sama terkena macet, dan kedunya memutuskan untuk lari menuju bandara, hal itu entah disengaja atau tidak tapi kedunya melakukan hal yang sama berulang kali.
Yang tiba pertama yaitu Bagas, Bagas menelusuri semua tempat untuk mencari keberadaan Gisga dan Tata.
Ya, Bagas memang mengenal sosok Tata, dikarenakan Tata adalah pamannya dari keluarga Mamanya.
Setelah Bagas mencari diseluruh tempat bukan Gisga yang ia temukan melainkan Adam, Bagas menghampiri Adam dengan penuh amarah.
Bagas langsung meoayangkan bogeman untuk Adam, yang pisisinya membelakangi Bagas.
Adam tersentak kaget dan tersungkar kelantai, hal itu langsung mengundang banyak orang penasaran.
"Apaan sih, lo? Ngapain juga lo nonjok gue?" teriaknya yang tak trima.
"Seharusnya gue yang tanya gitu ke lo, Lo ngapain kesini?"
"Gue mau nyari Gisga Gisga bilang dia mau jalan-jalan ke Singapore .... Dan gue tadi denger berita kalo pesawat menuju Singapore hilang kontak." jawabnya dengan nada lemas di akhir kalimat
"Bangsat!"
Bugh!
"Jadi selama ini lo nggak tau, kalo Gisga pergi ke Singapore itu buat berobat bukan buat jalan-jalan?" teriaknya dengan nafas tersengal.
"Gisga nggak mungkin bohong sama gue."
"Yang dibilang Bagas itu bener, Gisga pergi ke Singapore untuk berobat." timpal dokter Nathan yang muncul dari kerumunan.
"Gisga selama ini nyembunyiin itu semua dari kalian." lanjutnya dengan kembali mengingat tawa Gisga yang menahan semua sakitnya sendiri.
Adam bangkit dan menghampiri dokter Nathan, "Maksud dokter apa?" tanya Adam yang masih belum mengetahui apa-apa.
"Gisga sakit kangker otak, dan .... Selama ini dia hidup dengan satu jantung." jelasnya pada Adam, Adam pun terkejut dan mundur beberapa langkah.
Bagas yang melihat keterkejutan dari wajah Adam tersenyum tak suka.
"Selama ini Lo kemana aja, Gisga sakit dan lo nggak pernah ada buat Gisga. Sekarang keadaan udah kaya gini dan lo baru tau. EGOIS LO!" geramnya dengan menekankan kalimat terakhir.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
GISGA | TAMAT√
Teen Fiction[PROSES REVISI] Namanya Gisga Putri Lengkara, nama yang bagus bukan? Namun tidak dengan takdir kehidupan seorang gadis yang bernama Gisga tersebut, Gadis yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang sejak kecil dari kedua orang tuanya itupun harus mer...