17

94 23 0
                                    

Happy Reading
Tandai Typo🌻
-
-
-
-
-

***

Setelah masuk ke dalam kamarnya, Gisga langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai, dan memegangi dadanya yang sakit.

"Kok sakit banget ya waktu bapak bilang jalang ke aku." ucapnya dalam hati dan masih memegangi dadanya yang kian bertambah sakit.

Dirasa sudah membaik Gisga bangkit dan berjalan menuju meja belajarnya niatnya ingin belajar malah Gisga kepikiran tentang Adam, cukup lama Gisga terdiam dengan pikiran yang terus memikirkan Adam.

"Gimana keadaan Adam ya? Apa dia baik-baik aja?"

Gisga menghela nafas, "Kok aku jadi kangen sama Adam ya."

"Ih apaan sih, belajar jangan mikirin yang ga seharusnya kamu pikirin. Belum tentu juga dia mikirin kamu." ucapnya dan langsung membuka buku pelajaranya.

Lelah dengan buku yang ada di depannya, Gisga akhirnya mengakhiri dan langsung menuju ranjang untuk merebahkan tubuhnya.

"Aku seneng banget akhirnya aku bisa satu rumah sama bapak."

"Aku juga udah siap untuk kedepannya, akan aku lakuin." ucapnya dengan mengingat ucapan Irfan beberapa jam yang lalu.

🌻

"Gis, lo di panggil sama buk Nia. Di suruh keruanganya." tetiak Agus selaku ketua kelas.

Gisga pun menghentikan kegiatanya dan bergegas menuju ruangan buk Nia.

Setelah sampai di depan pintu ruangan buk Nia Gisga menghela nafas, dirinya sudah tau alasan dirinya di panggil buk Nia.

Tok tok.

"Assalamualaikum." salamnya dan sedikit membuka pintu ruangan buk Nia.

"Wa'alaikumussalam, masuk."

Gisga pun langsung masuk dan duduk tepat di hadapan buk Nia.

"Kamu saya panggil ke sini udah tau kan alasanya?"

Gisga hanya mengngguk kecil.

Buk Nia penghela nafas berat dan memijat pangkal hidungnya, "Sudah tiga kali kamu tidak masuk dan tanpa keterangan."

"Kalau seperti ini terus beasiswa kamu bisa di cabut."

"Kamu mau di keluarkan dsri sekolah ini?"

Gisga hanya menggeleng sebagai jawabannya.

Lagi dan lagi buk Nia menghela nafas, "kamu boleh keluar dari ruangan ibu."

Setelah keluar dari ruangan buk Nia Gisga sama sekali tidak fokus belajar sampai pelajaran berakhir.

Bel pukang sudsh berbunyi sekitar lima menit yang lalu, tetapi Gisga tak kunjung pulang.

"Woy Gisga." teriak Bagas tepat di samping telinga Gisga.

"Astagfirullah setan." ucapnya reflek.

Plakk.

"Anjir gue bukan setan, ganteng-ganteng gini lo bilang setan? Sialan lo Gis."

GISGA | TAMAT√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang