Happy Reading
Tandai Typo 🌻***
"Apa aku kerja aja ya, biar bisa bantu pakwo cari uang? Tapi aku ga yakin kalok di izinin sama pakwo buat kerja.
Emm, apa aku diem-diem aja ya, ga usah bilang sama pakwo kalo aku kerja, kayaknya bukan ide yang buruk." monolog Gisga pada dirinya sendiri.Setelah bergelut dengan isi kepalanya akhirnya Gisga memutuskan untuk bekerja saja, "oke udah fix, aku bakalan kerja tanpa sepengetahuan pakwo." final Gisga.
Setelah mencari-cari pekerjaan mewat internet akhirnya Gisga mendapatkan hasilnya.
Ya, dirinya akan mencoba melamar di cafe yang tidak jauh dari dirinya bersekolah.
Sepulang sekolah Gisga langsung menuju cafe yang di mana itu adalah tujuan awal dirinya untuk memcoba melamar pekerjaan.
Keputusanya sudah bulat untuk mencoba melamar di cafe itu.
"Maaf saya tidak bisa menerima kamu berkerja di sini." ucap sang pemilik cafe.
"Saya mohon bu, saya sangat membutuhkan pekerjaan untuk saat ini." ucap Gisga.
"Kamu kan masih sekolah, seharusnya kamu itu fokus belajar bukan nya cari uang. Kamu itu juga masih tanggung jawab dari kedua orang tua kamu."
"Tapi saya sangat membutuhkan pekerjaan ini bu."
"Apa tujuan kamu mau bekerja di sini?" tanya si pemilik cafe.
Gisga tak langsung menjawab pertanyaan dari sang pemilik cafe, "Saya mau bantu ngeringanin biaya sekolah saya bu," jawab Gisga menunduk.
"Kemana memang orang tua mu?"
"Orang tua saya? Saya tidak tau bu, sudah hampir 15 tahun orang tua saya tidak pernah pulang, dan saya hanya tinggak berdua dengan kakek saya bu." jawab Gisga menjelaskan.
Si pemilik cafe itu merasa Iba dengan kerasnya kehidupan gadis di depan nya ini.
"Oke kamu saya terima kerja di sini, dan mulai besok setelah pulang sekolah kamu sudah boleh bekerja." final si pemilik cafe tersebut.
Gisga pun sedikit mengangkat wajahnya dan tersenyum kepada ibu Karin-si pemilik cafe, "Sebelum nya, trimakasih bu." ucap Gisga anrusias.
🌻
"Pakwo" panggil Gisga dari balik pintu kamar Suyadi.
"Iya ndok, sini masuk" jawab Suyadi cepat, Gisga pun segera masuk ke dalam kamar Suyadi.
"Pakwo, pakwo sakit wo?" tanya Gisga khawatir.
"Engk kok ndok."
"Tapi muka pakwo pucet banget wo, badan pakwo juga anget."
"Pakwo engk papa ndok, mungkin cuman kecapean aja." ucap Suyadi untuk menyakinkan cucunya itu.
"Ya udah akwo istirahat aja dulu, dan juga besok engk usah berangkat kerja dulu aja wo."
"Engk bisa dong ndok, pakwo kan engk papa jadi engk ada alesan buat pakwo engk berangkat kerja."
Gisga pun hanya menghela nafas, pakwonya itu memang sangat keras kepala sekali jika di bilangin.
KAMU SEDANG MEMBACA
GISGA | TAMAT√
Teen Fiction[PROSES REVISI] Namanya Gisga Putri Lengkara, nama yang bagus bukan? Namun tidak dengan takdir kehidupan seorang gadis yang bernama Gisga tersebut, Gadis yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang sejak kecil dari kedua orang tuanya itupun harus mer...