22

71 12 1
                                    

Happy Reading
Tandai Typo🌻

-
-
-
-

Di sekolah Gisga tak henti-hentinya mondar mandir didalam kamar mandi, "Keputusan aku buat ngundurin diri tepat nggak ya?" monolog Gisga pada dirinya sendiri.

Gisga membuang nafas gusar, "Bismillah aja deh, buat kesehatan aku juga kan ini." lanjutnya yang sudah memutuskan untuk mengundurkan diri.

Gisga pun keluar dari kamar mandi dan langsung menuju kantor untuk menemui pak Agus.

Tok, tok.

"Assalamualaikum." ucap Gisga sopan dan masuk ke dalam ruangan pak Agus berada.

"Permisi, pak."

Pak Agus yang sedang menulis sesuatu pun langsung mengakhiri kegiatanya dan langsung mendongak menatap Gisga, "Eh Gisga, ada apa ya?"

"Maaf pak sebelumnya, saya mau ngundirin diri dari basket."

"Loh kenapa, kok mendadak seperti ini?" tanya pak Agus penasaran.

"Sebentar lagi kan mau Ukk (ulangan kenaikan kelas) saya harus fokus belajar pak, bapak kan tau saya cuman anak beasiswa."

Pak Agus nampak berfikir sejenak, Saya tidak mengizinkan kamu untuk mengundurkan diri, tapi saya mengizinkan kamu untuk tidak latihan setiap saat."

"Tapi pak—"

"Sudah saya putuskan, kamu tidak bisa mengundurkan diri secara sepihak. Dan kami juga belum bisa menemukan penggati kamu untuk saat ini."

Gisga mengehela nafas pasrahnya, "Ya sudah pak saya permisi."

Di jalan menuju kelas Gisga tak sengaj melihat Adam, "Adam." panggil Gisga.

"Eh Gisga, dari mana?"

"Dari ruangannya pak Agus."

"Loh ngapain kamu ke ruangnya pak Agus? Emang kamu ada perlu apa?"

Gisga tercengang, "Emang kamu nggak baca pesan aku?"

"Pesan? Emang kamu ada kirim aku pesan?"

Gisga terkejut atas ucapan Adam, pasalnya semalam dirinya menghubungi Adam untuk memberi tau keputusannya.

"Eumm, keknya aku salah kirim pesan deh makanya nggak ke kirim ke kamu. Heheh." ucapannya sambil tertawa di buat-buat.

Adam mengangguk-ngangguk, "Ya, udah ayo ke kelas bareng aku!" ajaknya.

Di sisi lain ada seseorang yang tengah memperhatikan keduanya dengan tatapan marah dan benci, "Kita liat aja siapa yang bakalan menang."

***

Di kelas Adam dan Bagas tidak ada guru yang masuk, dan itu menjadi kesempatan buat semua siswa maupun siswi untuk mengadakan konser dadakan. Contohnya Adam, entah sejak kapan dirinya sudah memegang alat musik gitar.

Adam mengawali dengan sedikit intro,

Aku hanya pergi, bukan meninggalkan
Sebenarnya, hati ini ingin s'lalu bersamamu
Tapi benar, cinta tak meski 'tuk dimiliki
Takdirku bukan untukmu dan kau bukan untukku. Nyanyinya, dan semua orang yang ada di dalam kelas seketika menghentikan aktifitasnya dan ikut menyimak lagu yang Adam bawakan.

Yang kurasa, hati ini telah
Kaumiliki sepenuhnya
Semua rasa hadir meski mungkin
Takkan jadi kenyataan

Perlahan ku tenggelam
Dalam cinta yang kauberi
Dan menyentuhku

Aku hanya pergi, bukan meninggalkan
Sebenarnya, hati ini ingin s'lalu bersamamu
Tapi benar, cinta tak meski 'tuk dimiliki
Takdirku bukan untukmu dan kau bukan untukku. Seluruh mirid yang ada di kelas langsung mengikuti suara Adam dengan sangat bersemangat.

GISGA | TAMAT√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang