6

4.5K 750 42
                                    

Vanilla Attanaya Raharja POV

Aku meninggalkan Stevan untuk bergabung bersama para sepupuku dan suami mereka. Siapa sangka ketika aku sampai di dekat mereka, Mas Ervin mengenalkanku kepada temannya yang menurutku cukuplah dipandang sebagai obat cuci mata, namun tidak untuk dimiliki.

Namanya Robin, pekerjaannya model usianya tidak jauh berbeda denganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namanya Robin, pekerjaannya model usianya tidak jauh berbeda denganku. Saat aku sedang ngobrol bersamanya, tiba-tiba aku mendengar suara orang berdeham yang membuatku berhenti mengobrol dengannya. Kami berdua menoleh dan menemukan Stevan berdiri di sana.

Shitt....

Kenapa badan milik Stevan yang notabennya bukan model bahkan lebih menggairahkan daripada badan milik Robin? Kini aku hanya bisa menelan ludah ketika Stevan datang mendekati kami berdua dan berkenalan dengan Robin.

Untung saja Stevan mengenalkan dirinya sebagai temanku.

"Ya, memang teman, Vanilla, emang Lo mau diakuin jadi apa? Pacar? Istri? Khayalan tingkat tinggi," keluhku dalam hati.

Aku bersama para sepupuku juga tetap bergaul, bahkan kini Mas Ervin, Mas Juna, Stevan dan Robin sedang bermain Voli pantai. Robin berpasangan dengan Mas Ervin, sedangkan Stevan berpasangan dengan Mas Juna. Kami para wanita menunggu jalannya pertandingan di pinggir pantai.

"Kira-kira gue mau pegang Robin atau Stevan ya?" Kata Mbak Nada pelan namun aku masih bisa mendengarnya.

"Pegang Mas Juna aja."

"Kalo pegang dia mah setiap hari. Lo milih yang mana, Van?" Tanyanya lagi.

"Milih apanya?"

"Yang mau Lo bawa pulang buat dijadiin suami, pe'ak," omel Mbak Nada yang membuat Mbak Luna tertawa. Bahkan Eric sampai menoleh menatap kami bertiga. Ia sedang sibuk bermain pasir pantai disini.

"Nggak dua-duanya," jawabku jujur dan apa adanya.

"Kok gitu, Van? Kayanya Stevan lagi PDKT sama Lo, kan?" kini Mbak Luna mulai ikut nimbrung di pembicaraan absurd tanpa tujuan ini.

"Gue nggak bisa sama dia."

Seketika Mbak Luna dan Mbak Nada langsung menoleh untuk menatapku tapi mereka tidak berkata sepatah katapun. Entah kenapa aku justru tertawa melihat mereka seperti ini, sayangnya yang paham tawaku akan tau jika aku sedang tertawa getir.

"Kenapa nggak bisa? Dia bukan suami atau pacar orang, kan?" Kini Mbak Nada mulai maju tak gentar membombardir diriku dengan pertanyaan ingin tahunya.

"Ya nggak bisa aja. Gue sama dia itu berbeda arah dan tujuan. Dia maunya kita begini, gue maunya kita begitu."

"Maksud Lo gimana sih? Gue gagal paham."

"Intinya dia mau kita jadi friends with benefits, tapi gue nggak mau. Hati kecil gue menolak untuk itu."

#SteVanillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang