#SteVanilla Part 35
Vanilla Attanaya Raharja POV
Aku duduk di depan Caramel yang kini tengah 'menyanyikan' omelannya untukku sejak ia sampai di sini dua jam yang lalu. Aku kira setelah ia mengetahui alasanku memanggilnya ke sini, demi rasa kemanusiaan ia akan mengerti posisi Madre, ternyata aku salah besar. Rasa sakit hatinya ternyata lebih besar daripada yang aku bayangkan selama ini. Padahal aku yang menjalaninya saja justru tidak separah dia.
"Orang itu kalo bego' seenggaknya dibagi-bagi lah, Van. Jangan karena cinta sama laki-laki, logika lo enggak jalan."
"Madre orangnya baik, Mel. Gue cuma minta tolong lo awasi Madre setiap gue kerja. Setelah gue pulang, lo bebas mau jalan-jalan ke mana aja."
Aku bisa melihat wajah gemas yang dipaparkan oleh Caramel kepadaku. Aku tidak bisa mengerti kenapa ia sampai begini. Toh, dia ini orang yang paling baik dan tulus yang pernah aku kenal, tapi kepada Stevan kenapa dia berubah sedrastis ini? Seharusnya ia bisa lebih dewasa untuk tidak mencampuradukkan masalahku dengan Stevan dan pilihanku untuk membantu Madre.
"Lo enggak sekalian nyuruh gue awasi anaknya Stevan sama cewek itu?"
"Fazio namanya, Mel."
"Ah... Terserah, mau namanya Fazio, Pablo atau Fulgoso yang gue tahu gara-gara kelakuan mantan pacar lo itu, Mama sampai masuk ke rumah sakit."
Satu detik....
Dua detik....
Tiga detik....
Aku diam dengan mulut sedikit terbuka. Aku tatap Caramel dengan tatapan penuh ketidakpercayaan. Bahkan kini Caramel langsung mengunci bibirnya rapat-rapat. Aku terlalu mengenal Caramel untuk tahu bahwa kini dirinya baru saja keceplosan.
"Mama masuk rumah sakit?"
Caramel hanya menganggukkan kepalanya. Tapi rasanya aku sudah tidak sabar mendengar informasi darinya.
"Mama sakit apa?"
"Stress mikirin hubungan percintaan lo sama Stevan."
"Terus diagnosa dokter apa?"
"Ujungnya asam lambung Mama naik. Untung cepat tertangani."
Aku cukup tahu kenapa Caramel mengatakan hal ini. Karena salah satu keluargaku ada yang meninggal disebabkan oleh asam lambung. Sebuah penyakit yang sebenarnya tidak berat namun bisa sangat fatal akibatnya jika disepelekan.
"Tapi Mama udah enggak pa-pa 'kan?"
"Mama baik-baik aja sekarang meskipun belum bisa move on seratus persen. Mama itu terlalu bahagia waktu lo sama Stevan pacaran. Karena Mama dulu mikirnya pada akhirnya anaknya enggak akan bernasib sama. Lo dapat yang seiman meksipun mungkin Stevan beda negara dan beda budaya. Sayangnya akibat kelakuan Stevan di masa belum pacaran sama lo dulu terlalu sulit diterima oleh adat timur seperti kita. Terlebih lo tahu sendiri gimana reputasi keluarga kita kalo sampai orang-orang tahu masalah ini. Bisa-bisa jadi aib karena menantu seorang Aris Raharja ternyata sudah memiliki anak di luar nikah."
Aku mencoba mengabaikan balutan hinaan yang Caramel berikan pada Stevan kali ini. Karena semakin aku menanggapinya, akan semakin panjang urusannya.
"Kok lo enggak bilang sama gue sih, Mel?"
"Ini permintaan Papa. Papa enggak mau buat lo semakin sedih di sini. Sudah jauh dari keluarga, patah hati pula. Apa enggak makin ngenes hidup lo kalo tahu kenyataan yang ada di rumah seperti apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
#SteVanilla
ChickLit"Aku enggak mau nikah kalo belum dapat suami setajir Mas Juna dan semanis Mas Ervin memperlakukan Mbak Luna." - Vanilla Attanaya Raharja. "Lebih baik melajang seumur hidup, karena menikah dan berkeluarga itu butuh biaya yang besar selain tanggung ja...