Hallo semuanya.....
Mamak update #Stevanilla lagi ya...
Btw, mamak mau tanya, kalian menggunakan PF apa saja selain Wattpad? 😊
Boleh ya di jawab, sebagai refrensi Mamak untuk ke depannya, yang gratis juga nggak pa-pa.Akhir kata mamak ucapkan, selamat membaca, semoga kalian menikmati ceritanya 😊🙏
***
Stevan Boselli POV
Ternyata Tuhan tidak mengabulkan doa doaku, karena ternyata Fazio adalah darah dagingku. Pantas saja ketika aku melihatnya terkulai lemas di dalam box bayi saat di rawat di rumah sakit, hatiku merasa sakit dan pedih. Mungkin itu adalah bentuk ikatan batin antara aku dan dirinya.
Kini sepulang dari rumah sakit, aku mengajak Vanilla untuk duduk terlebih dahulu di sebuah cafe. Aku tau permintaanku padanya sungguh keterlaluan. Namun aku tidak memiliki pilihan lain. Aku ingin Fazio sehat dan dapat tumbuh layaknya anak-anak yang lainnya. Aku akan belajar menerimanya dan mencintainya seperti aku mencintai diriku sendiri bahkan Vanilla.
Ketakutan terbesarku saat ini adalah Vanilla mengubah jalan pikirannya. Aku tau dia wanita yang teguh pendirian, namun kini aku saja tidak yakin keluarganya akan dengan legowo menerima kehadiran Fazio. Mereka keluarga terpandang, tentu saja menjaga nama baik akan di utamakan.
"Kenapa kita nggak langsung pulang?" Tanya Vanilla kepadaku saat pesanan kami, dua gelas kopi datang.
"Ada hal yang harus aku bicarakan sama kamu."
"Perihal apa?"
"Untuk masalah tabungan pernikahan kita, aku akan mengambil sisa deposit dari yang aku setorkan tanpa merusak milik kamu. Aku akan serahkan uang itu kepada Pat untuk biaya kehidupan Fazio. Apa kamu keberatan?"
Vanilla hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Ambil saja. Uang kamu masih utuh, aku tidak pernah menyentuhnya apalagi mengunakannya. Namun dengan demikian, maka rencana pernikahan kita harus di batalkan."
Mataku membelalak mendengar penuturan Vanilla ini. Bagaimana bisa ia mengatakan semua ini dengan tenang, tegas dan sepertinya tanpa beban. Bukankah dia yang mengatakan akan menerima apapun hasil tes DNA hari ini?
"Kenapa begitu?"
"Ya memang harus begitu. Karena kamu belum siap secara materi maupun mental."
Baiklah, aku menerima ketika Vanilla mengatakan aku belum siap secara materi, karena aku sadar seluruh uang tabunganku akan habis. Tapi aku masih bekerja dan aku akan menggantinya. Masih tersisa beberapa saham yang aku beli secara DCA* untuk persiapan masa pensiunku dan deviden yang mereka bagikan masih bisa menjadi tabungan walau tidak banyak.
*Strategi nabung rutin atau Dollar Cost Averaging (DCA) adalah sebuah metode sederhana dimana kamu menginvestasikan jumlah uang yang sama setiap bulan ataupun setiap minggu. Strategi ini akan membantu kamu disiplin untuk membeli unit yang lebih banyak pada waktu harga turun dan lebih dikit pada waktu harga naik.
"Aku tau kalo aku salah dan kesalahan di masa laluku telah membuat hubungan kita menjadi seperti ini. Tapi hal itu tidak harus membuat rencana pernikahan kita mundur lagi kan?"
Vanilla menghela nafasnya dan ia tampak berfikir keras kali ini. Jangan sampai ia memilih berbalik arah setelah keputusan yang ia ambil ketika kami berada di Indonesia.
"Stev, kamu tau yang lebih penting dari pernikahan kita?"
"Apa?"
"Keluargaku dan keluargamu harus tau dan bisa menerima kehadiran Fazio maupun Patricia di hubungan kita dengan tangan terbuka. Ingat Stev, nggak ada mantan anak. Bagaimanapun juga, kehadiran Fazio akan menjadi bayang-bayang atas hubunganmu dan Patricia. Kalian pernah bercinta bersama, walau kalian tidak memiliki rasa cinta satu sama lain, tapi semua bisa berubah ketika Fazio ada di kehidupan kalian saat ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
#SteVanilla
ChickLit"Aku enggak mau nikah kalo belum dapat suami setajir Mas Juna dan semanis Mas Ervin memperlakukan Mbak Luna." - Vanilla Attanaya Raharja. "Lebih baik melajang seumur hidup, karena menikah dan berkeluarga itu butuh biaya yang besar selain tanggung ja...