8

4.1K 725 55
                                    

Vanilla Attanaya Raharja POV

Sudah berjuang move on 5 bulan dan semuanya sia-sia sewaktu Stevan datang lagi ke apartemenku. Siapa sangka dalam waktu 5 bulan yang aku yakini bisa melupakannya secara permanen namun nyatanya gagal. Mungkinkah rasa sukaku padanya sudah berubah menjadi rasa cinta tak berbalas? Oh, tragis sekali hidupku jika memang benar keadaannya seperti itu. Kini mau tidak mau aku harus menjaga hatiku sendiri untuk jangan sampai jatuh hati kepadanya seperti dulu.

Ketika Stevan pulang dari apartemenku, aku harus memikirkan kembali bagaimana besok aku melewatkan natal pertamaku sendirian tanpa kehadiran keluarga. Walau benar kata Stevan jika berat menjalani natal tanpa kehadiran keluarga, tapi aku bisa apa? Daripada ditanya mana pacarnya? Mana calon suaminya? Ah, basi, mending tidak usah unjuk gigi saat acara natal keluarga Mama. Di keluarga Mama, hanya aku dan Caramel yang termasuk perawan tua karena sepupuku kebanyakan menikah ketika usia mereka dibawah 29 tahun dan di atas 25 tahun. Bagiku lebih baik menunggu orang yang tepat walau terlambat daripada bersama dengan orang yang salah dan berujung dengan perpisahan. Apalagi dikeyakinan yang aku anut, selain dipisahkan oleh Takdir Tuhan yaitu kematian, tidak ada yang namanya perceraian. Harus hati-hati jangan sampai salah memilih teman hidup.

Ditengah tengah otakku yang sedang sibuk tidak jelas memikirkan kehidupanku ini, sejak tadi handphoneku tidak berhenti bergetar. Ketika aku menengoknya, ternyata grup keluarga Raharja alias keluarga besar Papa sedang ramai membahas diriku yang tidak pulang.

Adam : ada yang kabur karena nggak mau di tanya mana calonnya🤣

Nada : berisik Lo sore-sore, Nyet.

Adam : biarin, disini masih sore, dia sudah malam. Kita selisih 5 jam an sama dia. Siapa tau dia lagi sedih gundah gulana bercampur perasaan teriris iris karena menjadi jomblo berumur uzur disaat menjelang natal sungguh nista adanya.

Angi : Lo suka lupa bawa kaca apa gimana sih, Dam? Nggak usah ngatain orang lain kalo Lo juga masih belum punya gandengan.

Adam : gue tinggal gandeng Lo atau Shara juga beres. Mentok-mentok Caramel masih ready stock.

Caramel : Lo kira gue dagangan?

Vanilla : susah amat tinggal sebut nama gue doang.

Adam : malas bayar royalti.

Ruben : lama-lama lambenya si Adam mirip sama lambe emak-emak tukang gosip di kang sayur. Besok gue beliin daster juga nih laki satu.

Juna : leres niku, Mas Ruben.

Kaluna : Lo kalo ngomong jangan terlalu jujur, Ben. Kasian kan, makin diskon tu harga diri si Adam. Makin nggak laku-laku.

Ervin : siapa tau jodohnya Adam itu jaraknya kaya jarak usia Papa ke Lola.

Caramel : berarti jodoh Mas Adam masih on process di dalam perut calon mama mertuanya🤣🤣 gila usia nya selisihnya 30 tahun lebih.

Adam : anjir, gue bukan pedofil.

Juna : iya bukan pedofil, Mas, tapi Oedipus Complex🤣

Adam : setan, awas lo Junaidi.

Gendis : Adam, filternya!

Adam : harusnya kan yang dibahas Vanilla, tapi kenapa jadi gue yang kena bully, dibonusin peringatan dari Mama gini 😭

Nada : namanya senjata makan tuan, Nyet.

Aku membaca sambil tertawa-tawa sendiri. Entah bagaimana keluarga besarku terlebih sepupu-sepupuku sanggup membuatku tersenyum walau kehidupanku saat ini sedang dilanda kerunyaman karena masalah hati yang sangat tidak penting.

#SteVanillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang