Prolog

7.7K 338 31
                                    

Anak senja? Atau anak langit? Ntahlah mana julukan yang lebih cocok untuk seorang Zidan Pradipta Aldevaro atau yang biasa dipanggil Jidan sang pengagum keindahan langit. Namun langit kesukaannya adalah saat semburat jingga yang tampak cantik lengkap dengan sang surya yang sudah siap pamit dari kaki langit bagian barat.

Walaupun senja hanya bisa dinikmati sesaat tapi senja mampu menghipnotisnya dengan keindahan yang tiada tara sembari sedikit mencoretkan tinta di kertas kosong buku diary miliknya. Selain senja yang mampu membuatnya terpikat akan keindahannya, Zidan ini juga penikmat kata kata cantik yang ia susun sendiri menjadi beberapa kalimat hingga paragraf.

Saat sore hari semburat jingga sudah terlihat di ufuk barat Zidan selalu menyempatkan diri mengayuh sepeda milik Satria menuju ke tepi danau yang tak jauh dari rumahnya, mungkin sekitar lima menit jika ia bersepeda. Selain untuk melihat senja tentunya ia juga merangkai beberapa kalimat, menuangkan segala kesenangan ataupun keluh kesah di buku diary kesayangannya.

Zidan adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara, iya tujuh dan semuanya adalah lelaki. Yang pastinya tidak pernah ada kata sepi di rumah, selalu ramai ntah itu baku hantam atau ribut, sama saja sih.

Si anak sulung bernama Daniel Averdo Kastara, yang biasa dipanggil Aa Tara karena Papa keturunan dari suku Sunda jadi ia ingin adik adik Tara memanggilnya dengan sebutan Aa. Tara sang pecinta snack Tic Tac itu dulunya punya mimpi menjadi Spiderman, "mau jadi superhero yang siap melindungi para adek," katanya.

Namun, Tara harus mengubur mimpi itu dalam dalam dengan berakhir sadar diri kalau menjadi Spiderman itu tidaklah mungkin. Jadi Tara merubah mimpinya ingin menjadi Polisi, "biar keren dong, nanti bisa tebar pesona sambil ngatur jalanan," katanya.

Dan lagi lagi Tara harus mengubur mimpinya dalam dalam karena pada akhirnya ia sekarang menjadi seorang pembisnis yang harus meneruskan perusahaan milik Papa.

Namanya Arion Januar Rajendra atau yang biasa dipanggil Mas Rion, kenapa dipanggil Mas? Karena Mama keturunan dari suku Jawa, kalo kata Papa, "biar adil, ada Aa dan ada Mas." Kalo ada yang tanya, "kok bisa orang Sunda dan orang Jawa menikah? Nanti rumah tangganya tidak langgeng atau sering diterpa masalah," kalimat itu hanyalah mitos, nyatanya semua adem ayem sampe punya anak tujuh tidak pernah ada yang namanya berantem.

Oke, kembali lagi dengan Rion anak kedua dari tujuh bersaudara dengan kesabaran setipis kapas, alias emosian. Eits, jangan membayangkan bagaimana emosinya seorang Rion, karena lelaki bertubuh mungil itu hanya akan membentak dengan tangan yang mengepal diudara dan tak benar benar mendaratkan pukulannya.

Sebenarnya Rion ini punya mimpi ingin menjadi seniman yang membangun sebuah galeri dengan berbagai macam lukisan buatannya sendiri. Namun pada akhirnya nasibnya sama seperti Tara yang harus mengubur mimpinya dalam dalam dan berakhir menjadi seorang pembisnis yang sibuk membantu Tara mengolah perusahaan Papa.

Hobi Rion masih sama, yaitu melukis. Jika ada waktu senggang ia akan menyempatkan diri untuk duduk di halaman rumah dengan kanvas dan kuas di tangannya.

Yang ketiga adalah Jordan Savero Ardana yang biasa dipanggil Mas Jojan, ntahlah padahal Mama sudah memberikan nama yang bagus tapi malah diganti oleh para adiknya. Jordan si lelaki berwajah manis tapi bermulut pedas dan suka menggosip, bahkan ia juga sering menjual bahan gosip tersebut kepada saudaranya yang lain, biasanya partner yang cocok untuk diajak bergosip itu Haikal yang mempunyai jiwa jiwa julid sebelas dua belas dengan dirinya.

Namun jangan salah, walaupun berwajah manis Jordan ini bertubuh gagah dengan roti sobek diperutnya alias punya perut six pack, tak heran jika di rumah ia sering tak memakai baju, "ya mau dipamerin lah, kan yang lain pada nggak punya roti sobek," katanya dengan nada angkuh yang sangat amat menyebalkan untuk didengar.

365 PagesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang