Bagian 22

752 86 1
                                    

Tidak seperti hari Minggu biasa yang selalu bermalas malasan untuk mandi, Minggu pagi ini Zidan sudah lengkap dengan kaos hitam polos dibalut kemeja kotak kotak merah yang tak dikancingkan dan celana jeans hitam panjang. Kali ini Zidan akan mengunjungi sesuatu tempat yang mungkin sudah satu bulan lebih ia tak mengunjungi tempat itu.

"KUNCI INGGRIS MANA KUNCI INGGRIS?!"

Pekikan nyaring Haikal yang berasal dari kamar mandi langsung menyapa gendang telinganya kala Zidan sampai di ujung tangga.

"DI INGGRIS LAH BEGO!"

"Astaga ini ada apaan sih pagi pagi udah pada teriak aja, ini rumah bukan hutan!" cetus Zidan setelah menghampiri abangnya itu.

"Itu sempak nya Mas Jojan nyangkut di mesin cuci, ini lagi dibenerin sama a Haikal," sahut Satria yang terlihat paling tenang.

Jordan datang berlari tergopoh gopoh dengan kunci Inggris di tangannya, "Nih kunci Inggris."

Haikal langsung mengambil alih kunci Inggris dari tangan Jordan, setelahnya lelaki itu langsung mengeksekusi mesin cuci yang tidak mau mau berputar, Haikal fokus mengotak atik mesin cuci nya dengan Satria yang setia memegangi senter agar terlihat lebih terang.

"Nih Mas sempak lo." Haikal mengangkat celana dalam merah milik Jordan tinggi tinggi.

Jordan langsung merebutnya dengan kasar, "Jangan lo angkat angkat juga monyet!"

"Coba lo nyalain Sat, udah bisa muter apa belum?"

Satria langsung mencoba menyalakan mesin cuci nya yang ternyata sudah kembali berfungsi dengan baik.

"Wuih jago banget a Haikal! Kenapa lo malah masuk Satria Indonesia coba, harusnya lo masuk jurusan teknik aja, bahkan lo perbaiki motor juga bisa," tutur Zidan.

"SSH alias suka suka Haikal," sahut Haikal santai.

Zidan hanya memutar bola matanya malas, lalu tangan kanannya menengadah di depan Haikal, "Kunci motor, gue pinjem ntar gue isiin bensin."

"Bener ya lo isiin, ambil noh disamping tv hati hati jangan sampe motor gue lecet."

"Khawatirin gue kek, malah motor," dumel Zidan meninggalkan ketiganya.

Haikal tergelak, "Iya deh adek Jidan kesayangan Aa juga hati hati!"

"BTW LO MAU KEMANA JIE?!" teriak Jordan karena Zidan sudah menjauh dari tempatnya.

"KEMANA MANA HATIKU SENANG!" pekik Zidan bernada.

"BOCAH SIALAN!"

Zidan berjalan keluar rumah dan menuju ke garasi untuk mengeluarkan motor Scoopy coklat milik Haikal, tak lupa sebelum digunakan ia memanasi motornya terlebih dahulu, bukan dikompor loh ya.

"Jie gue ikut dong," ujar Candra yang baru saja keluar dari dalam rumah dengan rambut acak acakan.

Zidan memperhatikan Candra dari bawah hingga atas, bahkan ia yakin pasti Candra langsung bergegas menghampirinya belum sempat cuci muka ataupun sikat gigi, lihat saja di sudut matanya itu masih ada kotoran mata yang menempel.

"Gue mau sendiri, lagian lo belum mandi. Kalo udah niat mau ikut harusnya lo bangun pagi dan mandi."

"Nggak usah mandi gue mau cuci muka sama sikat gigi aja, tungguin bentar ya!" Candra sudah berniat melenggang dengan semangat.

"Nggak mau gue sendiri aja!"

Zidan langsung melajukan motornya meninggalkan Candra dengan suara toa dan segala sumpah serapahnya.

"WOY JIDAN SETAN! SIALAN LO CURUT GUE MAU IKUT!"

Zidan menghentikan motornya di tepi jalanan yang cukup sepi, tak lupa ia menguncinya agar motor kesayangan Haikal itu tidak hilang bisa berabe kalo pulang pulang ia tak bersama dengan Scoopy coklat itu. Zidan berjalan masuk dengan mengucapkan salam dalam hati, di tangannya ia menenteng seplastik kelopak bunga mawar merah yang dibelinya saat perjalanan menuju tempat ini.

365 PagesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang