Bunda

871 107 11
                                    

Setelah kejadian Sam tempo hari, Arbin terang-terangan menghindar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian Sam tempo hari, Arbin terang-terangan menghindar. Setelah mengantar adik-adiknya, si sulung akan langsung pergi ke kampusnya entah ada jam atau tidak. Lino yang peka tentu merasa jika Arbin memang sengaja menghindar.

"Bang Bin benci ya sama El?" Tanya Elio yang kini memilih untuk merusuh bundanya di kamar.

"Kok ngomongnya gitu?"

Lino menghentikan kesibukannya untuk memberi atensi pada Elio.

"Habis...abang berapa hari ini nggak pernah ikut kumpul meski sarapan pagi. Tiap ketemu El juga kayak nggak kenal."

Elio merengut. Rasanya tidak dianggap itu tidak enak. Mana dia juga belum meminta maaf pada Sam dan Arbin karena kakak sulungnya itu selalu bersama Sam. Si sulung bahkan meminta bertukar kamar dengan Sky sementara. Alasannya karena Arbin ingin merawat Sam sampai benar-benar sembuh.

"Masih belum minta maaf sama abang?"

Gelengan Elio berikan.

"Mau minta maaf sama bang Sam dulu, tapi bang Bin sama bang Sam terus."

"Loh...kan enak bisa sekalian."

"Takut Bun."

"Takut kenapa?"

"Abang serem."

Lino menggeleng. Anak bungsunya ini terkadang menggemaskan sekaligus menyebalkan.

"Maafin bunda yang sibuk ya, jadi ndak bisa temenin El."

"Nggak apa. El pengen cepet-cepet minta maaf, tapi nanti takut abang marah."

Sudah dikatakan, Elio itu tidak pernah dibentak oleh bundanya sedari kecil. Jika dibentak meskipun suaranya tidak terlalu keras, pasti remaja itu akan langsung menangis.

"Ya udah. Besok pagi bunda temenin ngomong ke Arbin sama Sam. Sekarang kamu tidur sana, udah malem."

Elio mengangguk. Tak lupa mencium pipi bundanya sebelum kembali ke kamar. Namun rutinitas minum susunya belum dilakukan. Elio memutuskan ke dapur sebelum pergi ke kamar. Ternyata ada abang keduanya, Samudra. Sebenarnya ini kesempatan, namun Elio ragu untuk memulai dari mana.

"Butuh sesuatu dek?"

Pertanyaan Sam membuyarkan pikiran Elio. Abangnya itu memandanginya dengan bingung.

"Eh...enggak. Eum...mau ambil susu."

"Oh...mau disiapin?"

"Nggak usah bang... El bisa kok."

Sam mengangguk. Elio semakin ragu dan menyesal. Abangnya ini memperlakukan dia seperti biasa. Tak terlihat marah ataupun kesal. Padahal gara-gara kehujanan waktu itu, Sam sampai tiga hari tidak masuk sekolah karena kondisinya yang naik turun.

Sam akan beranjak merasa tak ada kepentingan lagi di dapur, namun Elio menahan lengannya.

"Bang...boleh bicara sebentar?"

Broken Home (SKZ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang