El

638 100 11
                                    

"El ndak sekolah?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"El ndak sekolah?"

"Eh...oh...udah pulang bang, gurunya rapat."

Sam mengangguk tanda paham. Dia sedikit terkejut ketika Elio tiba-tiba datang ke rumah sakit tanpa ditemani siapapun. Meski diantara keduanya tidak ada rasa saling benci, tapi Sam dan Elio masih sama-sama canggung ketika berinteraksi berdua saja.

"Ndak langsung pulang ke rumah? Barangkali kamu laper. Atau aku telepon kak Gio aja biar dibawain makan?"

Elio menggeleng ribut. Dia disini kan ingin mengunjungi kakaknya sekaligus membantu jika-jika abangnya itu butuh bantuan. Bukan malah menjadi sumber kerepotan sang Abang.

"El tadi udah makan cimol bang. Mau bawain abang tapi takut nggak boleh makan jajanan. Lagian El males kalo di rumah sendirian. Kan jam segini belum ada yang pulang."

Yah... Elio itu memang tidak suka keramaian. Tapi dia juga tidak suka suasana yang terlalu sepi seperti tidak ada kehidupan. Dan lagi, Elio itu penakut. Jadi mana mungkin dia mau di rumah sendirian meskipun itu siang hari.

"Kok cimol? Makan nasi dek."

Gelengan tetap Elio berikan.

"Masih jam sebelas bang. Aku dari tadi nggak ngapa-ngapain, jadi belum laper. Aku...mau disini aja nemenin abang."

Elio malu-malu menundukkan kepalanya. Dia dan Sam itu sama. Sama-sama tidak bisa membuka percakapan lebih dulu. Tipe yang tidak akan bicara jika tidak ditanya lebih dulu. Apalagi hubungan keduanya belum begitu dekat. Beda lagi jika sudah dekat, mereka pasti akan cocok dan banyak bahan yang bisa dibicarakan.

"Ya udah...tapi nanti bilang kalau kamu laper ya. Abang kan belum bisa banyak gerak. Jadi kalau mau makan, biar nanti abang hubungi kak Gio."

"Tenang aja bang. Aku bisa ke kantin kok kalau laper. Tenang...tenang..."

Elio memamerkan senyum giginya. Sam tersenyum melihatnya. Senang hatinya ketika kini dia bisa berbicara meski tidak begitu akrab dengan adik bungsunya. Mengingat sebelumnya, Elio tidak begitu menyukai kehadirannya.

"Abang di rumah sakit masih lama ya?"

Semua perhatian Elio kini terpusat pada Sam. Dia bahkan kembali menatap wajah abangnya yang ternyata memang tampan seperti yang dikatakan teman-teman kakaknya yang lain.

"Iya. Kata kak Gio lebih baik tetep tinggal disini dulu untuk pemantauan lebih intensif. Aku sendiri ndak paham. Katanya kondisiku masih naik turun, belum stabil. Padahal aku udah ngerasa baik-baik aja."

Sebenarnya memang untuk membantu pemulihan Samudra bisa dilakukan di rumah. Hanya saja Chris dan Lino meminta agar sementara Sam tinggal di rumah sakit sampai benar-benar bisa lepas dari perawatan dokter.

"Abang pasti bosen."

"Bosen sih, tapi udah biasa. Dari kecil udah keluar masuk rumah sakit, jadi ya...biasa aja."

Broken Home (SKZ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang