Sadar

758 96 11
                                    

"Hoahmh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hoahmh...ups..."

Sky langsung menutup mulutnya begitu sadar jika dia menguap terlalu lebar. Jam baru menunjukkan pukul lima lebih tiga puluh sore, tapi karena sendirian dan tidak melakukan apapun Sky malah mengantuk. Kepalanya direbahkan di tepian ranjang. Dari posisi ini, Sky bisa melihat wajah abangnya dengan jelas. Wajah Sam semakin tirus karena hampir tiga minggu tidak makan makanan manusia (karena bukan nasi, jadi menurut Sky itu bukan makanan manusia). Tapi dilihat dari manapun Sam tetap terlihat tampan.

"Bang...abang ndak capek apa? Aku tidur kelamaan aja capek. Pegel semua kayak habis kelindes gajah."

Tidak ada jawaban, tentu saja. Tapi Sky suka sekali mengajak abangnya mengobrol ketika diijinkan melakukan kunjungan. Tak peduli jika Sam tidak bisa menjawab apa yang dia ucapkan.

"Aku seneng dibolehin kesini. Biasanya ndak boleh. Padahal umur ku sama Han kan sama, wong kita cuma beda tiga puluh menit tok."

Jika saja orang-orang hari ini tidak sibuk, mungkin Sky juga tidak akan mendapat kesempatan melakukan kunjungan.

Sky seperti sedang mengadu pada Sam. Kadang dia kesal diperlakukan seperti anak kecil. Meski dia itu polos, tapi dia njowo kok.

"Kemarin aku dapat tugas gambar. Tapi pusing ya tugasnya gambar anak IPA. Enakan tugasnya Han menurutku. Tapi inget kata Abang, aku ndak boleh ngeluh kalau mau jadi seperti ayah."

Sky terus menceritakan kesehariannya di sekolah. Dia juga mengatakan jika Sannan beberapa kali juga menjenguk bersama Arjuna.

"Aku ndak nyangka aja kalau sebenernya yang bikin abang sakit waktu itu kak Nakula. Secara dia keliatan baik banget pas pertama kita makan bareng di kantin. Tapi hati orang siapa yang tau kan ya? Kak Sannan sampek berantem karena udah kesel sama kak Nakula yang banyak cari muka."

Meski jatuhnya malah bergosip, tapi Sky terus melanjutkan ceritanya. Dia juga kesal pada Nakula. Padahal kakaknya tidak memiliki salah pada kakak kelasnya itu. Tapi dengan teganya mengerjai dan menghasut teman lainnya untuk membenci kakaknya. Belum lagi perlakuan Amalia dan Lucy yang selalu jahil dan memojokkan Sam.

"Bunda juga udah tau kok masalah ini karena kak Sannan yang cerita. Bunda sempet nangis juga. Nanti kalo abang sadar, pasti abang disuruh homeschooling aja biar ndak ada yang jahil sama abang."

Kadang tak habis pikir dengan orang-orang macam Nakula dan Amalia. Nakula membenci Sam karena abangnya itu mirip kembaran Nakula yang terlahir dengan kondisi yang lemah seperti Sam. Padahal tidak ada bayi yang bisa memilih akan dilahirkan dimana dan dalam kondisi yang bagaimana. Baik Sam maupun kembaran Nakula, tentu tidak ingin terlahir dengan kondisi lemah.

"Iri dan ndak suka kembarannya karena diberi perhatian lebih dan disayang. Ya kenapa dia dulu ndak minta sama Tuhan buat dilahirin jadi lemah gantiin saudaranya? Suka gemes deh sama orang yang begonya natural gini."

Broken Home (SKZ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang