Sam memeluk erat sang ayah, seakan takut jika melepasnya semua hanya mimpi. Setelah hampir tiga bulan tak bertemu. Memendam rindu yang tak tahu kapan akan bertemu. Sam tidak menangis. Dia sudah berjanji tidak akan menangis di depan ayahnya.
"Maaf ya...maaf ayah bikin Sam kayak gini."
Sam menggeleng. Dirinya terlalu senang dan tak ingin mengingat semua kesulitan yang dia lalui kemarin. Sementara Lino dan Arbin hanya berdiri di belakang Chris, memandang keduanya dengan hati yang lega.
"Udah pelukannya. Nanti tanganmu tulangnya kegeser, kan ndak lucu." Celetuk Arbin.
Rengutan Sam berikan. Namun dia tetap melepaskan pelukannya. Sejujurnya tangannya juga merasa tak nyaman. Tapi kapan lagi bisa bermanja pada Chris?
"Kata bunda ayah sakit. Ayah sakit apa?"
Chris terdiam. Sebenarnya dia dan Lino sudah sepakat untuk memberitahukan pada anak-anaknya tentang penyakit yang dia derita. Namun untuk memberitahukan pada Sam, Chris masih ragu. Lelaki itu sedikit melirik pada mantan istrinya dan anggukan pelan dia dapatkan.
"Ayah bakal cerita, tapi janji ndak boleh mikir ya. Ayah ndak bisa kalo liat kamu sakit lagi kayak kemarin Sam."
Sam mengangguk.
"Aku janji Yah. Aku janji buat lebih kuat lagi."
Sejak kembali sadar, Sam telah berjanji untuk semakin kuat. Dia juga akan berusaha mempercayai keluarganya. Tidak qakan menyembunyikan apa-apa lagi. Chris menyuruh Lino dan Arbin untuk duduk dan mendengarkan semua penjelasannya.
"Ayah memang pergi ke Jepang untuk pekerjaan, sekaligus pengobatan. Gio sebenarnya udah saranin biar ayah cerita ke kalian. Tapi ayah ndak siap. Ayah takut terjadi apa-apa selama pengobatan nanti."
"Kebetulan Gio punya temen di Jepang yang bisa bantuin ayah. Semua udah ayah rencanakan, termasuk nitipin kalian ke bunda kalian. Ayah takut begitu mendengar ayah kena kanker nasofaring. Yah...kalian juga pasti udah mikir aneh-aneh kalo denger kata kanker. Tapi begitu ayah menjalani semua, dari pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan dukungan dari Gio serta dokter yang ngerawat ayah, ayah mulai berdamai."
"Ayah ikhlas nerima penyakit ini. Ayah yakin bisa jalanin semua pengobatan ini. Ayah pengen sembuh biar bisa ngumpul sama kalian lagi. Kalian sesungguhnya yang bikin ayah kuat."
Lino dan Arbin memilih tak menjawab. Namun genangan air yang siap tumpah di pelupuk mata tak bisa berbohong. Chris menghadapi semua disana sendirian. Yakin jika dia bisa sembuh dan akan kembali bersama mereka nanti. Tapi dengan jahatnya mereka sempat menuduh ayahnya tidak lagi menginginkan mereka. Begitu juga dengan Sam kini telah meneteskan air matanya. Chris menghapus air mata putranya.
"Ayah ndak nyalahin kalian kalo punya pikiran buruk tentang ayah. Harusnya ayah memang cerita sejak awal seperti saran Gio."
"Tapi...ayah ndak apa kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home (SKZ)
FanfictionKeinginan Samudra tidak banyak. Dia hanya tidak ingin merepotkan ayah, bunda, dan saudaranya. Serta ingin memiliki keluarga utuh seperti yang lainnya. ▶️Cerita berpusat pada Samudra. ▶️Saya hanya meminjam tokoh. Tapi nama, ide, dan jalan cerita adal...