"Bang..."
"Hem..."
"Ish... kok jawabnya cuma ham hem doang."
Arbin menatap malas Sky yang sedari tadi merecokinya. Padahal dia ada tugas yang belum selesai dan adiknya sudah menggedor kamarnya, berkata jika ingin diajari materi yang belum dipahaminya. Jelas Arbin tahu jika itu hanya kebohongan belaka. Mana mungkin Sky Arsean yang terkenal selalu juara satu minta diajari materi yang belum dipahami. Dan masalah yang paling penting adalah jurusan mereka yang berbeda. Arbin adalah alumni IPS, sedangkan Sky adalah siswa IPA. Materi mana yang bisa menggabungkan keduanya menjadi satu kesatuan jodoh yang harmonis?? Arbin rasa tidak ada.
"Kamu ini ada apa to? Pasti ada udang di balik bakwan. Iya to?"
Sky malah tertawa cengengesan. Belum lagi behelnya yang terlihat membuat Arbin sebenarnya menahan gemas sendiri. Padahal dikenal sebagai pendiam yang pandai dan sombong. Tapi nyatanya Sky adalah salah satu manusia cerewet nan menggemaskan yang Arbin kenal. Terkadang adiknya itu bisa menjadi pendiam yang kalem. Terkadang bisa menjadi si savage yang bermulut pedas. Lalu kadang bisa menjadi si cerewet yang melebihi Felix atau Johan. Dan tentu terkadang random seperti kedua kembarannya yang lain.
"Hehe...aku tuh pengen abang cerita. Tapi takut juga abang marah kalau aku tanya."
Nah kan...siapa yang tega memarahi adiknya yang menggemaskan seperti Pomeranian kecil itu?
"Cerita tentang apa?"
Arbin akhirnya memilih untuk 'menidurkan' laptopnya karena tahu ini tidak akan sebentar.
"Yah...cerita tentang abang selama di Jakarta. Gimana ayah, Abang, sama bang Sam juga. Tapi kalau abang sibuk, besok-besok juga ndak apa."
Helaan napas Arbin terdengar. Bukankah itu artinya Sky akan setia menunggu dia bercerita entah sampai kapan.
"Kamu mau tau apa to? Wong ya kamu sering vidcall-an sama Han dulu."
"Tapi beda bang. Aku pengen tau dari abang langsung. Ini tuh namanya salah satu usaha untuk membangun kemistri diantara saudara."
Sepertinya jiwa Sky dan Han tertukar. Arbin sedikit curiga.
"Kamu ndak ketuker kan jiwanya sama Han?"
"Hah? Mana ada? Abang kebanyakan nonton pilem kolosal deh."
Arbin mengernyit. Tapi enggan memikirkan lebih jauh ucapan adiknya. Sepertinya ini adalah Sky dalam mode random. Jadi iyakan saja.
"Mau cerita apa? Sebagian besar juga kamu udah tau. Apalagi aku...ndak ada yang menarik sih."
"Boong banget. Remaja kaya yang tinggal di ibukota, mana ada ndak menarik."
"Ya kamu pikir di ibukota itu mesti enak apa? Ndak lah. Menurutku enak di Surabaya malahan."
"Oh...ya jelas lah. Ceritain apa aja deh bang. Bosen belajar terus aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home (SKZ)
FanfictionKeinginan Samudra tidak banyak. Dia hanya tidak ingin merepotkan ayah, bunda, dan saudaranya. Serta ingin memiliki keluarga utuh seperti yang lainnya. ▶️Cerita berpusat pada Samudra. ▶️Saya hanya meminjam tokoh. Tapi nama, ide, dan jalan cerita adal...