Lino berlari secepat yang dia bisa. Tak peduli banyak umpatan yang ditujukan padanya karena tak sengaja menyenggol atau menabrak orang-orang lainnya. Sky yang ikut di belakang juga berusaha berjalan cepat menyusul sang bunda. Beberapa kali meminta maaf pada orang-orang yang tak sengaja ditabrak oleh bundanya. Langkah mereka baru memelan ketika sampai di tempat yang dimaksud.
"Loh...mas..."
Lino merasa berhalusinasi ketika melihat seorang pria yang berdiri dengan gelisah di depan UGD itu adalah sang mantan suami. Namun ketika pria itu menoleh, Lino kini yakin itu adalah Christopher, mantan suaminya.
"Lin..."
Tak ada satupun dari dua orang itu berniat mendekat. Masih kaget dengan suasana yang terjadi saat ini.
"Yah...bang Sam gimana?"
Sky yang akhirnya bertanya karena khawatir pada keadaan sang abang. Perasaannya begitu buruk ketika bundanya mendapat kabar jika abang Sam-nya kecelakaan. Tapi hanya gelengan yang bisa diberikan sebagai jawaban oleh sang ayah. Chris memandang dua orang tersayangnya dengan sendu. Tidak menyangka kepulangannya kali ini untuk mengejutkan keluarganya, justru mendapatkan kejutan tak terduga.
"Ayah nggak tau...ayah turun dari taksi karena macet. Ayah cuma mau cari penyebab macetnya, dan....dan..."
Sky langsung beranjak dan memeluk sang ayah. Lino ditariknya untuk mendekat dan berbagi pelukan saling menenangkan.
"Lin...Sam pasti nggak apa kan, Lin?"
Tak ada jawaban yang bisa Lino katakan. Tangisan Chris mengisyaratkan jika kondisi Sam yang kemungkinan buruk ketika dibawa kemari. Bahkan bekas darah yang masih memenuhi sebagian kemeja dan celananya Chris biarkan begitu saja. Keheningan dan isak tangis menemani penantian mereka di ruang tunggu UGD rumah sakit. Perawat keluar masuk untuk mengambil entah apa saja. Sky rasanya ingin mengintip di pintu kaca. Tapi tak tega meninggalkan ayah dan bundanya.
Menit menit mereka lalui dengan gelisah. Menanti kabar bagaimana Sam di dalam sana. Ketika pintu ruang gawat darurat terbuka untuk pertama kalinya, ketiga orang itu langsung menghampiri dokter yang bertanggung jawab.
"Keluarga pasien?"
"Saya ayahnya. Bagaimana keadaan Sam?"
Dokter itu menjelaskan kondisi Samudra yang cukup buruk. Belum lagi kehilangan banyak darah dan benturan keras yang dia terima. Juga keretakan tulang akibat benturan. Lino hampir saja limbung jika Sky tidak menopangnya. Namun ketika dokter mengatakan butuh pendonor karena stok darah dengan tipe golongan yang dimiliki Sam menipis, wanita itu langsung mengajukan diri.
"Silakan mengikuti perawat untuk pengecekan dan proses donor darah."
Ketiganya mengangguk. Chris mencoba menguatkan dirinya. Menghapus air mata yang sempat tumpah dan berusaha kuat demi keluarganya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home (SKZ)
FanfictionKeinginan Samudra tidak banyak. Dia hanya tidak ingin merepotkan ayah, bunda, dan saudaranya. Serta ingin memiliki keluarga utuh seperti yang lainnya. ▶️Cerita berpusat pada Samudra. ▶️Saya hanya meminjam tokoh. Tapi nama, ide, dan jalan cerita adal...