"Chris...nggak mau bangun apa? Ntar Lino aku tikung ni."
Giovanni sedang menjenguk kawannya pagi ini. Seperti biasa, dia akan mengajak Chris untuk berbicara meski tak akan mendapat jawaban. Tapi dia tahu jika Chris tetap mendengar apa yang selalu dia sampaikan meski tidak ada penelitian yang mengatakan jika seorang yang jatuh koma bisa mendengar apa saja di sekitarnya.
"Chris tau nggak? Kalau ngomong pakai aku kamu itu berasa kita pacaran. Tapi sori dori, Lino masih lebih menggoda meskipun janda."
Dokter itu geli sendiri dengan ucapannya. Dulu sekali dia juga menggunakan bahasa gaul seperti kebanyakan anak ibukota. Chris sendiri yang berasal dari luar negeri tentu memiliki bahasa yang kaku. Bahkan Gio yang mengajari bagaimana Chris menggunakan bahasa gaul ibukota. Tapi semenjak Arbin lahir, Chris membiasakan dirinya untuk berbahasa baik dan benar. Menggunakan kata aku dan kamu bukan gue dan lo. Tapi Giovanni yang dulu sedikit bandel dan usil. Dia bahkan mengajari Arbin yang belum tahu apa-apa dengan beberapa kata umpatan yang bikin Chris naik darah.
Namun Giovanni tidak tega mengajari hal-hal aneh pada Samudra. Bisa dikatakan dia mulai bertobat untuk mengajari umpatan ketika bertemu dengan Samudra. Bayi kecil pemalu yang terkadang memberikan tatapan julid yang menggemaskan. Bahkan dibanding Chris, Giovanni-lah yang lebih banyak mengajari Sam di masa kecilnya. Apalagi dengan kondisi Sam yang mengharuskannya menghabiskan banyak waktu di rumah sakit, tentu Giovanni seperti ayah kedua baginya.
"Chris... sebenernya aku pengen langsung terbang ke Surabaya. Pengen ketemu anakku yang katanya lagi berjuang disana."
Anak yang dimaksud tentu adalah Samudra. Setelah bertelepon dengan Lino, Giovanni kembali menghubungi Arbin beberapa jam kemudian demi mengetahui keadaan Sam. Dia juga meminta kontak dokter yang bertanggung jawab atas Sam agar bisa berkomunikasi lebih jelas kondisi keponakannya itu.
"Bangun Chris. Anakmu juga butuh kamu. Ayo bangun, pulang ke Surabaya. Katamu mau rujuk sama Lino."
Giovanni merasa belum tenang jika belum memeriksa secara langsung Samudra. Penjelasan yang dokter berikan malah membuatnya semakin ingin pulang demi melihat Sam. Pikirannya penuh dengan pertanyaan kenapa Sam bisa menenggak obat melebihi dosis yang dianjurkan? Apakah Sam tergesa saat meminumnya? Atau memang sengaja?
Giovanni menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin kan jika putra kedua Chris itu menelan banyak obat dengan sengaja?
"Sam butuh kamu... Aku nggak bakal nikung Lino deh."
Mana mungkin mau menikung, Giovanni saja sudah menganggap Lino itu sebagai adik, sebagai saudara sama seperti Chris. Lagipula dia sudah memiliki tambatan hati sendiri.
"Katamu mau liat aku nikah. Bentar lagi aku nikah, makanya cepetan bangun. Kamu, Sam, keluargamu semua harus dateng."
Giovanni hanya ingin terus berucap sebagai penghiburan untuk diri sendiri. Menahan agar benteng air matanya tidak jebol begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home (SKZ)
FanfictionKeinginan Samudra tidak banyak. Dia hanya tidak ingin merepotkan ayah, bunda, dan saudaranya. Serta ingin memiliki keluarga utuh seperti yang lainnya. ▶️Cerita berpusat pada Samudra. ▶️Saya hanya meminjam tokoh. Tapi nama, ide, dan jalan cerita adal...